12. Ayra Hilang?

39 2 0
                                    


Bel pulang sudah berbunyi sejak dua jam yang lalu. Namun, cewek yang menenteng tas pink itu masih berada di sekolah. Langkahnya gontai saat melewati koridor sekolah yang sudah sangat sepi. "Huft ... cape banget ya latihan hari ini," keluhnya seraya menghela napas berat.

Brukkk!

Tak sengaja cewek itu menubruk dada cowok yang bertubuh tinggi tegap di hadapannya. Cewek itu mengusap dahinya dan berkata, "Bisa lihat jalan gak sih?! Main tabrak-tabrak aja!"

"Duh, maaf ya ...." Ia menundukkan kepalanya untuk melihat cewek yang tingginya jauh dibawahnya. "Loh? Ayra?!"

Ayra yang masih mengusap-usap dahinya pun sontak mendongakkan kepalanya. "M-mas Reza? Kok belum pulang?"

Reza berdecak seraya menatap Ayra jengah. "Ck! Harusnya aku yang nanya kamu, Ay. Kenapa belum pulang?"

"Aku baru selesai latihan nyanyi, Mas."

"Oohh ...."

"Mas, Ayra mau nebeng, boleh gak? " pinta Ayra seraya menatap Reza penuh harap.

"Gak!" Reza memalingkan wajahnya dari Ayra. "Soalnya mas gak langsung pulang kerumah."

"Seriusan Ayra gak boleh nebeng, Mas? Ayra bingung mau pulang naik apa. HP Ayra mati karena lupa di cas," keluh Ayra agar Reza mau berbaik hati menebengkannya pulang.

Namun, lagi-lagi Reza menolaknya. "Gak bisa, Ay. Mas Reza lagi ada urusan."

Ayra menunduk lesu. "Yaudah deh ...." Lalu ia melangkahkan kakinya gontai, meninggalkan Reza. "Dadah, Mas. Ayra pulang sendiri aja." Ayra semakin menghilang dari pandangan Reza.

"Eh, Ay–"

Belum sempat Reza memanggil Ayra, Tiba-tiba ponselnya berdering dan menunjukkan nama 'Umi Ayra' di layarnya. Ia segera mengangkatnya dan terdengar suara dari seberang sana.

"Assalamualaikum, Nak Reza."

"Wa'alaikumussalam, Umi. Ada apa ya?"

"Kamu tahu gak Ayra ada di mana? Dia dari tadi umi telponan, tapi gak diangkat."

"Ayra masih di sekolah, Umi."

"Alhamdulillah ... Suruh dia pulang sekarang ya, Nak. Umi khawatir sama dia."

"Iya, Umi. Dia udah mau pulang kok, lagi jalan keluar gerbang."

"Oh iya dia pulang sama kamu kan?"

".... " Reza terdiam. Ia tak tahu harus menjawab apa.

"Kok diam, Za? Kamu gak pulang sama dia ya?"

"Emmm ... enggak, Umi. Ayra tadi udah pulang duluan."

"Za, kok firasat umi gak enak ya? Umi takut Ayra kenapa-napa." Terdengar sekali nada khawatir dari uminya Ayra. Reza yang mendengarnya pun ikutan khawatir.

"Ayra udah pulang belum ya? Kok aku jadi ikutan khawatir gini, " batin Reza.

"Umi tenang aja. Nanti Reza coba cari Ayra ya."

"Okey, Za. Umi percaya sama kamu. Assalamualaikum ...."

"Wa'alaikumussalam, Umi."

Tut!

Setelah Reza mengakhiri panggilan telepon tersebut, ia bergegas berjalan ke parkiran untuk mengambil motornya dan mencari Ayra di sekitar sekolah.

Namun, Reza tidak menemukan siapa-siapa di sekitar sekolah. Ia sudah mengecek di dekat satpam dan di depan gerbang, tapi hasilnya nihil.

Maafkan Aku Mencintaimu [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang