25. Memantaskan Diri

32 2 0
                                    

Tidak terasa air mata Ayra menetes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak terasa air mata Ayra menetes. Mengingat kejadian yang masih terkenang di ingatannya.

"Aku akan ikhlasin kamu, Mas." Ayra perlahan mengusap air mata yang ada di sekitar pelupuk matanya. "Lebih baik aku memantaskan diri dan mendekatkan diri pada-Nya."

Ayra yakin dengan ucapannya. Ia tak ingin lagi berharap pada laki-laki yang belum tentu menjadi jodohnya.

Ayra baru ingat kalo ia belum sholat isya. Lantas ia langsung bergegas mengambil air wudhu dan menunaikan kewajibannya.

.
.
.

Assalamu'alaikum warahmatullah

Assalamu'alaikum warahmatullah

Setelah mengucapkan salam, Ayra kemudian menengadahkan kedua telapak tangannya ke atas langit 'tuk berdoa.

"Ya Allah ... jika dia yang terbaik untukku, maka dekatkanlah dia padaku. Namun, jika dia bukan yang terbaik untukku, maka berikanlah hamba keikhlasan hati 'tuk menerimanya dan carilah penggantinya yang lebih pantas untukku. Aamiin ...."

Setelah selesai sholat, Ayra sangat mengantuk. Lalu ia pergi kamar yang sudah disiapkan oleh Salsa dan ia pun langsung tertidur.

Malam ini Ayra menginap di rumah Salsa karena ada suatu urusan. Ayra juga sudah izin dengan pengurus pesantrennya.



"Udah sampe nih," ucap Farid, saat mereka sudah berada di depan gedung PonPes yang cukup tinggi.

"Masya Allah ... i-ini beneran punya lo?!" Adnan tertegun.

"Alhamdulillah, iya."

"Sebenarnya bukan full punya gue, tapi ini warisan dari Abi gue. Jadi, gue cuma ngelanjutin aja," jelas Farid.

Adnan mengangguk paham. "Meskipun begitu, lo tetap keren sih."

"Hehe ... bisa aja lo, Nan," cengir Farid.

Lalu mereka turun dari mobil dan berjalan memasuki penjara sucinya santri.

"Ini dari kelas berapa aja, Rid?" tanya Adnan seraya memandangi gedung-gedung tinggi di depan matanya.

Farid menjawab, "Dari SMP- SMA aja sih."

"Gedungnya banyak banget ya, tinggi-tinggi lagi," komentar Adnan.

Maafkan Aku Mencintaimu [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang