Chapter 2 : Balas dendam (Yang tertunda)

8.5K 512 48
                                    

12 Mei 2014

Itu adalah tanggal hari ini sekaligus tanggal pernikahan Sakti. Cinta matinya Alia.

Dan, disinilah Alia,
Bersama Andin dalam perjalanan menuju gedung mewah tempat resepsi pernikahan pria itu dilangsungkan. Lagu Katty Perry, Firework, mengalun dari stereo mobil mereka dan Andin terlihat asik mengikuti lirik lagu itu.

"Ndin, kamu yakin aku harus dateng nih?"

Alia gugup setengah mati. Gadis itu selalu membayangkan bahwa dirinyalah yang akan di gandeng Sakti dipelaminan. Dan kini mendadak Alia harus berhadapan dengan kenyataan bahwa bukan dirinyalah gadis itu, melainkan Dita.

Membayangkan itu saja sudah membuat Alia ingin kabur dan menghilang. Berharap tiba-tiba dia amnesia dan tidak mengingat apa pun tentang Sakti.

Tapi bisa gak sih amnesia cuma untuk kenangan Sakti aja?

Setelah dipikir-pikir, Alia tidak mau melupakan orang tuanya.
Papanya yang sangat baik itu dan ibunya yang rajin membuatkan cake strowbery kesukaannya hingga sekarang tubuh Alia melar kemana-mana.

Ya bukannya Alia menyalahkan mamanya atas kemontokan yang menempel permanen di seluruh tubuhnya ini. Cuma Alia yakin, cake-cake itu punya andil yang sangat besar.

Alia juga tidak rela melupakan kedua kakak lelakinya, Erga dan Akbar. Serta sahabatnya Andin yang kini sedang memutar bola matanya kesal karena mendengar pertanyaan Alia. Pertanyaan yang sama selama seminggu ini.

"Ya harus dong." Andin menjawab dengan tegas. "Percuma kan kita uda dandan secantik ini, masa' balik sih."

"Kali aja kita disana nemuin cowok keren." sambung Andin centil.

Alia memperhatikan dengan ngeri tampilan gaun hitam selutut yang dibelinya lebih dari enam bulan lalu tanpa pernah dipakai ini.

Entah bagaimana Alia yakin bahwa gaun cantik ini pasti secara misterius sudah mengkerut dalam lemarinya. Alasan masuk akal apa lagi coba yang bisa menjelaskan mengapa gaun ini terasa sangat menyiksa dan membungkus ketat perutnya.

Atau mungkin jangan-jangan gaunnya gak mengkerut, tapi badanku yang__

Alia segera menepis pikiran bahwa tubuhnya makin membengkak. Dia tidak mau kegelisahan dalam dirinya semakin bertambah.

"Kamu uda cantik kok. Gaun itu keren." Andin berkata meyakinkan Alia.

"Tapi kalo bisa jangan makan kebanyakan Al." Andin meringis melihat tonjolan lemak yang bergelendot disekeliling perut Alia.

"Kamu harus tunjukin sama si congek kalo kamu baik baik aja, sehat walafiat walaupun dia ninggalin kamu." Andin kembali memberi Alia suntikan semangat.

Anak kecil juga tau kalo aku sehat, Ndin. Over sehat malah.

Alia mulai mual.

Mungkin ide datang ke pernikahan Sakti bukan ide bagus. Dan rencana membuat Sakti nangis darah jadi kedengeran mirip kata-kata Mission impossible.

Apa yang harus di sesalin Sakti coba?!
Dia tampan, istrinya cantik.
Dan langsing!!
Tulisan langsingnya juga pake tulisan gede-gede warna merah dan digaris bawahin pula.

"Kita pulang aja yuk. Aku gak mau mati cemburu disana." Alia memelas.

"Pulang?!" Andin memekik nyaring. "No no no!!!" Gadis itu terlihat luar biasa kaget sambil menggoyangkan jemarinya didepan Alia dan menggeleng keras.

"Alia dengerin yah." Andin mengancam. "Aku tuh uda capek tau makeover-in kamu ampe jadi kayak Katy Perry gini."

Katy perry apaan?!
Ketek perih kali.

Because I love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang