Chapter 17 : Terungkap

4.9K 386 10
                                    

Maafin ya.. setelah sekian lama gak update..
saya super sibuk akhir akhir ini..
but... I hope kalian pada suka..
happy reading...!!!
#pelukin atu2.....

******************************************

2 minggu kemudian.

Alia berdiri didepan cermin kamarnya.
Memandang kuyu seorang gadis montok didepannya yang membalas balik tatapannya dengan lebih kuyu. Di usapnya perutnya. Alia menghela nafas, setidaknya kali ini perut gendutnya sangat membantunya. Tidak akan ada yang menyadari ada kehidupan yang mencoba tumbuh disana.
Alia tidak perlu memusingkan perutnya kali ini.

Bagaimana caranya berbicara dengan Dillan ??
Terakhir kali Alia bertemu dengannya adalah 2 minggu yang lalu ketika di cafe dan itu bukanlah pertemuan yang baik.
Dan apa yang akan dipikirkan Dillan jika tiba-tiba dia datang dan mengatakan bahwa Dillan telah menghamilinya ?
Alia ragu.

Ceklek..

Pintu kamar Alia terbuka.
"Uda siap ?!" tanya kak Akbar dibalik pintu.

Dingin. Suaranya dingin.
Emangnya apa yang harus diharapkan Alia ??
Berharap Akbar akan bangga padanya.
Ya pasti enggaklah.

Sepulangnya Alia dari rumah sakit Akbar lebih banyak diam. Dia memang tidak menjauhi Alia, tapi sikapnya tidak seperti biasa. Akbar lebih banyak diam dan tidak mengganggunya dan mengerecoki hidupnya. Dan itu rasanya aneh. Tapi Alia juga tidak berani bertanya. Bukan karena Alia takut, tapi alia merasa itu hukuman untuknya.

Alia mengangguk kaku.
Akbar membuka lebar pintu kamar Alia sebagai tanda ajakan yang tidak terucap.
Alia mengikuti Akbar menuju mobil sport merahnya.
Sepanjang perjalanan Akbar juga hanya diam, hanya suara musik yang terdengar. Alia meremas-remas tangannya. Gugup.
Alia merasa gerah sementara AC mobil Akbar sudah full.
Alia mencoba mengabaikan kesepian yang memenuhi hatinya.

Mengapa semua jadi seperti ini ?!

Alia hanya jatuh cinta.
Hal umum yang semua orang pasti pernah alami, tapi alia tidak menyangka kisah cintanya akan berakhir rumit seperti ini.

Dillan.
orang asing yang mengubah hidupnya menjadi seperti ini. orang asing yang bahkan mampu menjadikan dirinya menjadi orang asing bagi dirinya sendiri. Alia menghapus air matanya diam diam. Alia malu.
Malu pada kakaknya.

"Jangan nangis." Tiba-tiba Akbar bersuara tanpa mengalihkan tatapannya dari jalanan.
"Gak bakalan selesai kalo kamu nangis." Lanjutnya dingin.
Alia mengusap matanya yang kembali berair.

Kakak kesayangannya sudah hilang.

Demi Tuhan !!
Alia memilih punya kakak seorang Hulk yang over protektif dan selalu mengerecoki hidupnya daripada seorang Akbar yang kaku dan dingin seperti ini.
Tapi dia bisa apa ?!

Alia mengalihkan pandangannya kesamping. Takut untuk beradu pandang dengan kakaknya. Atau mungkin takut ketika memandang kakaknya, kakaknya sama sekali tidak memandangnya dan berekspresi seperti papan datar.

Alia lebih suka Akbar menjerit dan mungkin menghancurkan sesuatu seperti dirumah sakit tempo hari yang lalu dari pada mendiamkannya dan menganggapnya tidak ada.
Bagaimana pun Akbar adalah orang penting dalam hidup Alia.

Dan ketika kau menyadari orang yang tulus menyanyangimu, orang dapat kau andalkan bersikap dingin dan acuh padamu,
Rasanya itu seperti ada bongkahan es besar yang menyumpal dalam hatimu.

Alia buru-buru mengusap air matanya ketika mobil Akbar berhenti di depan gedung kantor Dillan.
Akbar masih diam tanpa sekalipun memandang Alia.
Jika tidak dilihat Alia urat-urat tangan Akbar yang menonjol dab berkedut keluar pertanda yang empunya tangan sedang berusaha menghancurkan setir mobil yang dipengganggnya, Alia mungkin mengira kakaknya ini sedang membeku.
Alia akhirnya merasa ada udara yang memasuki paru parunya lagi ketika didengarnya hembusan nafas kesal Akbar.

Because I love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang