"Papa."
Pria tua itu masih memandangi Alia datar, ntah apa maksud dari pandangan pria tua yang sangat dirindui Alia itu. Sementara Alia hanya berani sesekali melirik ayahnya sambil menilin ujung jaketnya. Berjuta perasaan berkecamuk dihati Alia. Takut, sedih, rindu dan kecewa tumpah ruah jadi satu dalam hatinya.
"Loh, papa kok sudah pulang ?" Mama Alia memecah suasana hening sepersekian menit diantara mereka. Suara ibu Hardi terdengar sedikit dipaksakan agar terdengar ceria, namun baik Alia ataupun pak raden sendiri dapat mencium kepanikan dari nada suaranya.
"Katanya mau makan siang diluar bareng klien, pa ??" Sambung ibu Hardi sambil menghampiri suaminya dan mengelus - elus lengan suaminya yang masih berjas lengkap.Pak Hardi menghela nafas pendek dan mengalihkan pandangannya pada istrinya sambil membuka jas hitamnya dan mengangsurkan jas itu pada istri cantiknya.
"Pertemuannya di cancel. Jadi papa pulang untuk makan siang bareng mama saja."katanya lagi sambil menggulung kemeja putihnya sebatas siku.
"Tapi sepertinya kita kedatangan tamu."sambungnya sambil melirik Alia sekilas dan berlalu.Sedih.
Itu yang dirasakan Alia. Seharusnya alia sudah menduga hal ini dan seharusnya Alia juga sudah mengantisipasinya, tapi nyatanya ?? Keteguhan hatinya dan keberaniannya untuk pulang serasa menguap seketika. Digantikan rasa sakit familiar yang kembali harus dirasakannya.
Penolakan.
"Aliaa, sayang..." Bu Hardi menghampiri Alia sambil menyentuh wajah putri bungsunya dengan sayang.
"Jangan nangis, sudah..." katanya sambil menarik Alia dalam pelukannya.
"Jangan masukkan hati sikap papa kamu, papa kamu hanya sedang banyak masalah dikantor, terlalu capek, jadi agak sedikit tidak peka. Jangan nangis ya sayaanng. Mama sedih lihat kamu nangis." Sambungnya dengan lembut.Mungkin jika Alia adalah gadis kecil berusia 5 tahun, alia akan percaya dengan apa yang dikatakan ibunya. Tapi Alia adalah wanita dewasa, alia tahu bahwa apa yang dikatakan ibunya hanyalah sebatas penghiburan untuknya. Namun nyatanya Alia malah mengusap setitik air matanya, mencoba tersenyum dan mengangguk. Ibu hardi tersenyum girang dan menggiring Alia menuju ruang makan.
"Ayo kita makan, tadi katanya kamu laper."lanjutnya dengan semangat.
"Bentar ma, Alia kekamar dulu. Mau ganti baju."
"Oke.. cepetan ya, jangan lama - lama loh !!!" Jawab ibu Hardi sambil memandang putrinya naik menuju lantai 2.
Ketika punggung Alia menghilang dibalik pintu, senyum ibu Hardi langsung sirna, berganti wajah cemas. Wanita itu tau bagaimana perasaan putrinya sekarang. Di liriknya Akbar yang terdiam sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Akbar.. adik kamu pasti sedih melihat sikap papa. Kamu hibur dia gih, bujuk ya.. " kata bu Hardi penuh harap pada putranya.
"Mama gak mau alia pergi lagi. Tolong Akbar bujuk adik kamu ya.."katanya dengan wajah memelas penuh dengan kekhawatira takut kehilangan kembali putri kecilnya. Hanya Akbar harapannya kini, akbar dari dulu sangat dekat dengan Alia, bu Hardi berharap putanya dapat membujuk adiknya.
"Iya mah, akbar akan bujuk Alia. Mama tenang aja ya, Alia gak akan pergi lagi. Sekarang sebaiknya mama siapin aja makan siangnya. Akbar bentar lagi turun bareng alia, ok !!!" Jawab Akbar optimis.
Ibu hardi tersenyum bahagia. Akbar terlihat optimis menurut bu Hardi, dan tanpa terasa harapan ibu Hardi kembali melambung. Harapan bahwa keluarga kecilnya akan kembali. Sepeninggalan Akbar, istri Hardi prakoso bergegas menuju ruang makan untuk mempersiapkan makan siang keluarganya.
Sementara Akbar berjalan menyusuri tangga perlahan menuju kamar adiknya. Diputarnya kenop pintu Alia, tidak terkunci. Akbar melongokkan kepalanya kedalam.
Pandangannya menyapu seluruh ruangan dan menemukan siluet Alia di balkon sedang berdiri dengan melipat kedua tangannya di dada. Akbar menghembuskan nafas dan langsung masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I love you
RomanceAlia, 22 thn. Tidak tinggi, tidak cantik dan gendut. Dillan, 25thn. Tinggi,tampan dan playboy Ini bukan cerita novel yang pemeran utamanya selalu cantik dan sempurna. ini adalah realita ketika the beauty and the beast bertemu. Eumm, mungkin menjadi...