Chapter 13 : tertekan...!!!

4.7K 340 4
                                    


Kayanya chapter 12 nya ga ada yaa...????:D
(baru nyadar....)
Maklumlah ya... alnya authornya lagi ikutan stress kaya alia..wkwkwkwkwk...
so, langsung ke chapter 13 ni yaa...
Moga aja pada suka...

**************************************

"aku harus gimana...???"

Tanya alia pada dirinya sendiri. Jam sudah menunjukkan pukul 01.50 dini hari, tapi mata alia belum juga terpejam. Ingatannya kembali melayang pada hari dimana dia mendatangi apartement dillan. Alia memejamkan mata, tidak mau air matanya kembali menetes.

Alia duduk meringkuk disudut tempat tidurnya.diusapnya lembut perutnya.
Apa yang akan dilakukannya pada si kecil yang kini menghuni perutnya ini..???
Apa yang harus dilakukannya 8 bulan kedepan...???
Bagaimana dengan hidupnya..??
Orang tuanya..??
kakaknya..??
Alia menghela nafas lelah.
Matanya panas.

Alia berjalan gontai menuju kamar mandi. Diambilnya air wudhu, dan dia sholat.
Selesai mengucapkan salam diakhir rakaatnya. Alia hanya bisa menadahkan kedua tangannya tanpa bisa berbicara apa-apa.
Dia sudah tidak sanggup bicara lagi. Bahkan dia tidak tau harus meminta apa pada Tuhan.
Alia hanya terus menadahkan tangan sambil menangis, Karena alia yakin tanpa mengucapkan apa apa Tuhan juga pasti tau apa yang ada dihatinya. Alia terisak-isak, dia pasrah dengan apa yang sudah Tuhan gariskan padanya. Bagaimanapun hidupnya nanti, alia pasrah.

*********

"Alia... terus rencana kamu sekarang apa ?" Tanya andin siang itu dirumahnya. Andin rajin sekali mendatangi Alia setiap pulang kerja untuk menghibur sahabatnya.
Sudah 2 minggu berlalu semenjak alia dan andin mendatangi apartement dillan yang berakhir mengejutkan, Alia masi tetap mengurung diri dan jarang keluar rumah.
"Hummm... aku ga tau ndin." katanya pasrah.

"Kalo kamu jadi aku, kamu gimana ?" kata Alia balik bertanya.

Andin terdiam dan menggeleng.
"Mungkin aku bakalan bunuh diri." katanya sambil berpikir.

Alia memutar bola matanya sambil menghembuskan nafas kesal. Tiba-tiba wajah andin pucat dan ekspresi kaget tercermin diwajahnya. Alia mengerutkan keningnya.
"Al.. kamu gak ada niat mau bunuh diri kan ?!"katanya tiba-tiba.

Alia menyipitkan matanya. "Ya enggak lah ndin.. kalo aku emang mau bunuh diri, kamu bakalan gak liat aku disini. Tapi direl kereta api sono noh..."kata Alia sebal.

Andin menghembuskan nafasnya lega, "huuffhh... syukur deh..!!!"katanya sambil mengelus dadanya.

"Al.." tiba-tiba wajah Andin serius.

Berarti ni anak lagi gak konslet.

"Kamu yakin gak mau bilang keluarga kamu tentang kehamilan kamu ini ?" Lanjut andin prihatin. Sinar khawatir terpancar dari mata teman karib alia ini.

Alia menunduk dan mengelusi perutnya.
"Aku gak tau, ndin. Aku bingung. Kalo aku bilang, aku pasti bakalan ngecewain semua keluarga aku. Papa,mama, kak erga, kak akbar___aku gak tau gimana jelasinnya ke mereka. Tapi kalo aku gak bilang, itu juga gak mungkin. Makin hari perut aku pasti makin besar. Ini gak bakalan bisa disembunyiin."katanya sambil menerawang.

"Apa gak sebaiknya kamu bilang ke Dillan ?"kata andin hati-hati.

"Aku gak bisa,ndin. Untuk ketemu dia lagi pun aku gak mau."kata Alia pahit.

"Tapi kamu mau gimana Al ?? bayi itu anak Dillan, Dillan yang buat, dia harus tanggung jawab donk." Kata andin lagi.

"Aku bakalan besarin anak aku sendirian.." kata Alia serius sambil memandang lurus Andin.

Because I love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang