Chapter 5 : Kebetulan date

7K 496 10
                                    

"Lama banget sih, astaga."

Alia menggerutu sambil menyedot milkshake coklat kesukaannya. Berkali-kali Alia melirik jam tangannya. Sudah hampir satu jam lamanya dia menunggu Andin di De'mademoiselle cafe.

Sebenarnya Alia malas untuk pergi ke cafe ini, bukan karena makanannya tidak enak. Karena ini adalah adalah salah satu cafe tertop dan terlaris dikotanya. Cafe ini menyajikan berbagai makanan, mulai dari makanan dalam negeri dan luar negeri. Cafe ini juga menyediakan band untuk menghibur para pelanggannya.

Uniknya, Cafe ini memiliki atap dari kaca. Jadi pelanggan serasa seperti makan di alam terbuka dan bebas menikmati langit malam penuh bintang. Terdapat pilar-pilar kecil yang ditumbuhi tanaman merambat dengan bunga warna ungu hampir disetiap sudut kursi pelanggan, membuat para pelanggannya mendapatkan cukup privasi.

Singkatnya, ini adalah cafe yang pas bagi mereka yang berstatus PACARAN.

Kata pacarannya juga pakai huruf kapital yang digaris bawahi. Alia memandang sekeliling cafe dan mendapati hampir semua yang ada disana berpasangan atau paling tidak bergerombol. Alia jadi merasa asing dan kesepian.

Gadis itu memperhatikan pasangan di depan mejanya. Alia mendengus melihat si cowok dengan mesra mengecup tangan pasangannya, dan si cewek tersipu malu-malu.

"Noraakk." katanya kesal.

Mau tidak mau ingatannya kembali melayang kepada Sakti.
Alia mendesah.

Ya, sebenarnya alasan Alia malas untuk datang ke cafe ini karena tempat ini adalah salah satu tempat favoritnya bersama Sakti. Dan dulu Sakti juga sering melakukan hal norak seperti pasangan yang ada di depannya itu.

Sakti adalah tipe cowok romantis. Dia selalu bertingkah sangat lembut, sering mengecup tangan Alia, memeluknya dan rajin mengirimi pesan-pesan dari seluruh sosial media yang dimilikinya. Sms, whatsapp, wechat, facebook, twitter dandan apapun itu jenisnya.

Ingin rasanya Alia memutar waktu, waktu dimana Sakti masih miliknya. Tapi tau itu tidak mungkin. Alia jadi ingin menangis jika mengingat bahwa sekarang pria yang dicintainya bukan lagi miliknya, tapi milik Dita, si nenek sihir itu.

"The number you are calling is not active or__"

"Haduuuhhh. Kemana lagi ni bocah?!" Alia benar-benar kesal karena Andin tetap tidak bisa dihubungi. Sudah berkali-kali Alia mencoba menghubungi sahabatnya ini.
"Jangan-jangan dia lupa."

Sahabatnya itu memiliki memory yang ditaksir Alia sekitar 2 Mb. Pernah Alia harus menunggu Andin sampai malam karena dia mengatakan akan menjemputnya, dan ketika Alia menelponnya, Andin malahan sudah molor dirumah.

"Okee__Aku itung sampe 7, kalo dia gak nongol juga, aku pulang."

Alia menepuk-nepuk perutnya yang tebal sambil melirik dua gelas milkshake yang sudah kandas demi menunggu Andin. Alia semakin sebal karena pasti itu milkshake akan menambah volume tubuhnya yang sudah besar menjadi lebih besar. Dan itu semua gara-gara Andin kampret itu.

"Lima, enam, Tujuh !!! Oke, fine!" Alia kesal bukan kepalang.

Dia berdiri dari kursinya sambil dalam hati memaki Andin. Mungkin temannya ini ketiduran dikamar mandi atau amnesia dadakan. Alia sudah tidak peduli lagi.

"Berapa mas?"

"Tiga puluh ribu mbak Alia." kata pegawai kasirnya dengan ramah.

"Udah lama nih mbak, gak keliatan." sambung pegawai kasir yang dilirik Alia dari name tag bernama Ari. Si Ari sampai mengenalnya karena dulu hampir setiap malam minggu, Alia dan Sakti selalu datang kemari. 

Because I love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang