Chapter 10 : Nah, Kejadian kan?!

6.6K 404 4
                                    

"Tumben kamu ngajakin aku ke salon pagi-pagi gini?" Suara ngantuk Andin terdengar diujung sana. Alia tersenyum ketika melirik jarum jam dan menemukan angka 6 pagi disana, tapi dia sudah menelpon Andin untuk pergi ke salon.

"Emmm, iya. Bisa kan?" Alia setengah merengek.

"Aku uda buat janji nih." Alia melanjutkan sambil cengengesan.

Senyum sumringah langsung terbit ketika Andin yang belum bernyawa 100% akhirnya mengiyakan dan minta dijemput dua jam kemudian.

Alia langsung beranjak dari tempat tidurnya dan berlari ke kamar mandi. Seringai konyol terus tersungging dibibir gadis itu, sambil mengeramasi rambutnya dia kembali membayangkan Dillan.

Ya, sudah tiga minggu setelah kejadian di ruang meeting itu, dan kini Alia dan Dillan menjadi dekat. Mereka sering makan siang bersama ketika Dillan datang ke kantor Alia. Sesibuk-sibuknya mereka, baik Dillan maupun Alia tetap menyempatkan untuk saling memberi kabar. Telpon singkat ataupun sekedar chat diwhatsapp.
Alia senang bukan kepalang.

Ya pastilah!!

Alia mendapati bahwa Dillan adalah cowok paket komplit. Baik, enak diajak ngobrol, pandai menyenangkan cewek dan pastinya enak dipandang.

Alia benar-benar berharap hubungannya dengan Dillan berakhir baik seperti yang diharapkannya. Tapi tetap saja, gadis itu belum berani memperkenalkan Dillan secara resmi ke keluarganya meskipun cowok itu sudah beberapa kali meminta.

Tau sendiri dong gimana jadinya Hulk kalo tau adeknya jalan sama si mesum?

Alia juga masih merahasiakan identitasnya sebagai anak dari pak Hardi prakoso, mitra kerja perusahaan ayah Dillan. Alia mengingat ketika minggu lalu Dillan datang ke kantornya dan membawakan Alia sebuket mawar merah. Alia masih melambung hanya dengan mengingat bagaimana Andin terbengong-bengong ketika dirinya jejingkrakan menceritakan betapa so sweet-nya Dillan padanya setelah pemuda itu pergi.

Senyum sumringah itu terus tercetak dibibir Alia, hari-harinya semakin indah setelah ada Dillan yang menemaninya. Alia keluar dari kamar mandi 20 menit kemudian, berpakaian rapi dan memoleskan makeup di wajahnya. Alia suka makeup minimalis seperti yang sedang di aplikasikannya sekarang, dan gadis itu berdecak puas ketika wajahnya terlihat segar di depan cermin. Tapi decak puas di wajahnya berganti dengan decak sebal setelah melihat tonjolan lemak di sekeliling perut dan pahanya.

Seandainya,
Jika saja dirinya sedikit langsing,
Mungkin saja Dillan aakan lebih menyukainya__
Ah sudahlaah!

45 menit kemudian Alia turun dari kamar setelah capek menggonta-ganti bajunya demi untuk menyembunyikan timbunan lemak membandel dikeliling perut dan pahanya.  Dan Alia mencelos melihat mbok Darmi membuat mie goreng. Harum mie goreng itu sukses membuat perut Alia bersorak dan air liurnya menetes.

Kruuuukkk!!
No! Big No!
Tahan, Alia!

Nanti malam Alia akan date bersama Dillan. Catat itu, dating!
Dan Alia tidak yakin gaun hitam yang dibelinya semalam akan muat jika ia menyerah pada godaan mie goreng penuh lemak mbok Darmi.  Alia menguatkan diri dan bertekat hanya meminum segelas orange jus dan harus puas dengan sepotong roti tawar tanpa selai.

Alia tidak mau berlama-lama berada dimeja makan karena takut dengan godaan mie goreng didepannya. Jadi gadis itu segera cap cuss menuju rumah Andin begitu roti tawar dipiringnya musnah.

"Cieeeee yang mau nge-date." goda Andin disela-sela kegiatan creambath mereka.

Alia tak henti-hentinya tersenyum. Andin lah satu-satunya orang yang Alia percayai untuk berbagi ceritanya dengan Dillan, Andin juga satu-satunya orang yang tau betapa Alia sangat tergila-gila pada laki-laki itu.

Because I love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang