Malam ini adalah pertama kalinya Alia akhirnya berani untuk bergabung bersama keluarganya untuk makan malam. Suasana nya canggung, meskipun kak Akbar mencoba untuk mencairkan suasana dengan joke-joke nya. Tapi, entahlah. Tidak satu orang pun yang sepertinya menanggapi joke nya.
Hingga akhirnya Akbar juga memilih diam dan konsentrasi melahap rendang daging dan sayur asem mama. Hanya denting sendok yang beradu dengan piring yang terdengar.Alia hanya mengaduk-aduk makanannya. Perutnya terasa lapar, tapi dia benar-benar tidak berselera.
"Al.. kok makananya cuma diaduk-aduk aja ?" Suara mama mengagetkan Alia. "Gak enak ya ?"
Alia menggeleng sambil tersenyum, "Enak kok ma."
"Beugh... masakan mama sih ga ada duanya. "Sambung Akbar dengan mulut penuh dan kunyahan yang kelewat bersemangat. Bu Hardi tersenyum simpul sambil geleng geleng melihat kelakuan putra kedua nya yang emang jago makan.
"Itu sih bukan karena masakan mama, emang dasar kamu nya aja yang tukang makan."lanjut mama tersenyum, tidak bisa menyembunyikan senyum bahagianya.
Baginya, hanya melihat anak-anaknya makan masakannya dengan lahap merupakan kebahagiaan tersendiri. Senyuman nya langsung terbit ketika membicarakan buah hatinya. Hilang rasanya semua lelah dan susah nya jika melihat anak-anaknya.Melihat mereka tumbuh dewasa, dan mengingat bahwa mereka tumbuh dalam asuhan tangannya sendiri, itu merupakan sebuah kebanggaan. Dan, tentu saja kesedihan mereka juga adalah kesedihannya.
Diliriknya putri bungsunya yang menyuapkan nasi ke mulutnya pelan tanpa selera. Putri nya kelihatan kurus, wajahnya lebih tirus dan tidak ada sinar diwajah cantik nya.
Iya, baginya putri nya adalah gadis paling cantik. Walaupun dia selalu saja mengkhawatirkan bentuk tubuhnya yang sedikit berisi dari pada teman-teman seusianya.
Tapi siapa yang peduli, tentang bentuk tubuhnya ?
Jika kecantikan sejati itu terpancar dari hatinya ??Bagi seorang ibu, alia selalu cantik dengan apa adanya dirinya. Tapi, lihatlah putri kecil nya ini ?? Dia tidak mekar seperti biasanya. Dia layu dan tangkai nya patah. Ingin rasanya ia merengkuh putri kecil nya, yang terluka akibat hal indah bernama cinta. Mengatakan bahwa dia akan baik-baik saja, bahwa dia tetap akan menjadi putri nya, putri kecilnya yang cantik.
Bu Hardi menunduk, menyembunyikan rona sedih. Tidak ingin merusak moment kebersamaan keluarganya. Sudah lama sekali mereka tidak pernah semeja seperti ini. Biarlah, untuk pertama kalinya sejak sebulan yang lalu, makan malam ini terasa canggung. Tapi, bu Hardi yakin, semua akan kembali.
Rona gelap yang menjalari istrinya tidak luput dari perhatian Hardi prakoso. Matanya terlalu tajam dan terlatih untuk membaca gerak gerik istrinya. Hatinya kembali mendung ketika melirik putri bungsunya yang berusaha memasukkan suapan nasi ke mulutnya. Ini tidak bisa di biarkan. Diletakkannya sendok makannya karena tiba-tiba nafsu makannya hilang. Kalau begini terus Hardi yakin dirinya akan langsing tanpa perlu diet.
"Papa mau bicara sama kamu, Alia." Katanya sambil menatap putrinya. Alia langsung menegang dan istrinya terlihat cemas.
"Pa..." hardi merasakan sentuhan lembut istrinya dilengannya. Hardi memandang lurus wajah khawatir istrinya. Tapi dia tidak bisa luluh melihat wajah cemas istrinya, ini harus selesai.
"Apa gak sebaiknya tunggu sampai Alia pulih benar ??" Sambung wanita cantik disebelahnya ini.Tapi Hardi harus mengeraskan hatinya dan menggeleng.
Dia tidak boleh membiarkan ini terus berlanjut. Dia harus menyelamatkan putrinya dari keputus asaan dan menata kembali hidupnya.
Dia tidak mau mempunyai putri seperti zombie yang hanya menghabiskan waktunya dengan melamun dan wajah pucat. Dia mau putri nya bangun dari keterpurukan dan menatap kembali hari besok. Dan ini harus segera dilakukan, meskipun ini akan menyakiti putrinya. Hardi tau, putrinya sedang terluka, mungkin dia bisa menyembunyikannya selamanya dan berpura-pura baik baik saja dilur sana. Tapi selamanya dia akan terus terluka. Seperti kudis, luka itu harus dikorek dahulu, dibersihkan dan kemudian disembuhkan, walaupun itu akan menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I love you
RomanceAlia, 22 thn. Tidak tinggi, tidak cantik dan gendut. Dillan, 25thn. Tinggi,tampan dan playboy Ini bukan cerita novel yang pemeran utamanya selalu cantik dan sempurna. ini adalah realita ketika the beauty and the beast bertemu. Eumm, mungkin menjadi...