Chapter 32 : Bandot Tua Genit dan Jelek

5.8K 354 13
                                    

Alia sedang tiduran dikasur Akbar malam ini usai makan malam bersama keluarganya. Gadis montok itu terlihat memfokuskan pandangan dan pikirannya kebenda persegi canggih berbentuk pipih yang menayangkan aneka suara dan gambar serta chapter demi chapter cerita yang sangat menggugah minatnya. Televisi.
Jangan harap Alia akan menonton cerita romantis tentang dua insan beda kasta yang jatuh cinta pada pandangan pertama, menikah dan berbahagia selamanya.
That so bullshit !!!
Tidak ada cerita seperti itu didunia nyata !!!
Bahkan dalam mimpi sekalipun cerita seperti itu tidak akan pernah kesampaian !!
Bagitulah menurut Alia.
Film action seperti ini lebih masuk akal menurut Alia.

Alia mengharapkan matanya untuk bisa tidak berkedip agar tidak ketinggalan satu detikpun setiap aksi para pemain ketika aksi pukul-pukulan serta tembak-tembakan itu berlangsung seru.

Pemandangan tidak jauh beda terjadi pada Akbar. Pria tegap yang kini tidak memakai baju dan hanya mengenakan celana pendek biru laut itu terlihat menggoyang-goyangkan kepalanya mengikuti usaha sang pemeran utama meninju musuhnya. Wajahnya terlihat sangat tidak sabaran, seolah dia ingin masuk kesana dan membantu sang jagoan.

Perhatian Akbar baru teralih sedikit pada adiknya ketika jeda iklan menganggu acara nonton mereka. Diliriknya Alia yang kini mengunyah kue kering dari toples yang diambilnya dari dapur.

"Katanya diet, ngemilnya lancar bener."kata Akbar sambil mencibir. Alia hanya melirik kakaknya singkat dan menggangkat bahunya tidak peduli.

"Masalah buat anda ?" Jawab Alia singkat dan memasukkan dua keping kue kering sekaligus kemulutnya.

Akbar hanya menggeleng-gelengkan wajahnya sambil mencebikkan bibirnya.

"Ada gitu anak gadis kayak gitu model makannya ?" Sindirnya sambil ikut mengambil kue kering itu dari toples yang dipeluk Alia.

"Emang anak gadis itu makannya gimana ?" Tanya Alia memandang kakaknya.

"Anak gadis biasanya kan kalem gitu, makannya pelan-pelan. Kadang juga ada yang malu-malu, jaga imej. Gak serampangan gitu makannya." Jawab Akbar setelah jeda beberapa menit ketika kakak Alia itu harus menelan kunyahan kue itu dimulutnya.

"Biar dibilang apa gitu makannya harus malu-malu ? Manfaatnya apa ?" Tanya Alia lagi tanpa minat sama sekali mendengarkan uraian kakaknya barusan tentang cara makan yang baik dan benar.

Kayak yang bilang udah bener aja makannya. Cih !!

"Biar dibilang gak rakus !!!" Jawab Akbar sambil merebut toples kue Alia tanpa rasa bersalah sama sekali.

Alia melotot mendengar jawaban kakaknya.
What the hell.... maksud si Hulk tukang makan ini aku rakus gitu ?!
Kampreett !!

"Ih !!!" Alia merasa harus melayangkan cubitannya ke kakak Hulknya yang kini tanpa dosa memasukkan empat keping kue sekaligus ke mulutnya.

Empat keping sekaligus !!! Dan ini orang barusan nyeramahin aku gimana cara makan yang bener ?!
Hellloooo.... ijin kejengkang dong !!

Sementara Akbar hanya memelototkan matanya ketika dirasanya sensasi pedas dan panas menjalari lengannya yang dicubit Alia tanpa bisa membalasnya. Mulutnya penuh hingga tidak ada satu katapun yang bisa dikeluarkannya jika ingin kunyahan kue kering itu tetap aman dan tidak berhamburan dari mulutnya.

Merasa menang dari kakaknya, Alia merasa puas dengan memeletkan lidahnya kearah Akbar dengan gaya sedramatis mungkin.

Akbar baru akan membuka mulutnya ketika akhirnya jeda iklan habis dan film penuh adegan berdarah-darah itu dimulai lagi.
Dalam hati Akbar mengingatkan dirinya sendiri untuk membalas Alia nanti, ketika jeda iklan datang lagi.
Mereka kembali memusatkan perhatian mereka keadegan saling menyakiti itu dimulai lagi.

Because I love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang