Chapter 16 : Prasangka

4.5K 331 0
                                    

Hai,readers...
Maaf ya apdetannya agak lama..
lagi ikutan gegana sama alia...
But, im move on now...!!!!!
moga pada suka yaa....
oia, btw.. untuk para ghost readers, tolong tinggalin jejak donk...
ya..ya..ya...ya...#monyonginbibirsambilngedipngedipgenit...

***************************************

Dillan mengisap rokoknya dalam-dalam.
Hatinya kesal bukan main.
Siapa lagi kalau bukan karena Alia..???

Gadis montok itu selalu aja membuat hatinya campur aduk, emosinya kocar-kacir dan selalu sukses menjungkirbalikkan dunianya.

Dillan mematikan rokoknya dalam asbak. Memijit-mijit keningnya yang pusing dan kenangan awal pertemuan mereka berputar diotaknya.
Dillan sedang malas memikirkannya...
Segera ditariknya pikirannya kembali ke mode normal on, tapi tetap tidak bisa. Emosinya masih jumpalitan mengingat kejadian dicafe tadi.

Tiba-tiba Alia mengguyurnya dengan jus jeruk didepan Marry, dan langsung mencaci makinya dengan kata-kata yang bahkan tidak pernah dibayangkan Dillan akan diucapkan oleh gadis sepolos Alia.

Marry, adalah mantan pacar Dillan ketika di Aussie. Dillan bertemu dengan Marry ketika mereka sama sama kuliah dinegara yang sama. Marry adalah gadis yang baik dan cantik, tentu saja..
Hubungannya dengan Marry berjalan sekitar 6 bulan saja. Dan mereka putus karena mereka menyadari bahwa mereka tidak cocok sebagai pasangan kekasih.
Marry hot.. Mana ada pacar Dillan yang tidak hot..??
Dillan mengagumi fisik Marry dan Marry juga begitu.
Tapi ntah mengapa mereka merasa ketertarikan mereka hanya sebatas ketertarikan fisik semata. Tidak lebih.

Mereka jalan dengan baik-baik dan memutuskan berpisah dengan baik-baik juga. Mereka memang putus, tapi bukan berarti putus hubungan.
Entah mengapa hubungan keduannya semakin akrab.
Marry sudah seperti saudara baginya. Seperti pengganti Dita. Hanya saja jika Dita lebih kekanakan, Marry tidak.
Gadis itu adalah gadis dewasa luar dalam.
Dillan benar-benar nyaman dengannya.

Tiba-tiba saja Marry datang ke Indonesia menyusulnya tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Dillan menjemputnya di bandara dan berkeras menyuruhnya menginap diapartemenya saja. Dan siang itu Dillan berniat mengajak Marry jalan-jalan keliling Jakarta, yang Dillan tau sangat sulit dilakukannya akhir-akhir ini mengingat posisi barunya diperusahaan daddy nya.
Kapan lagi dia bisa menservis Marry kalau tidak sekarang..??? Entah kapan lagi mereka bisa bertemu mengingat Marry akan segera menikah dan bermaksud mengundang Dillan secara langsung.

Kegembiraan kabar pernikahan Marry menulari Dillan dengan cepat.
Melupakan sejenak kegalauannya pada Alia yang masih saja menghilang. Hatinya ikut bahagia melihat akhirnya Marry menemukan Louise.
Pria mapan yang berhasil mempersunting Marry, gadis tercantik sealmamaternya.
Tapi sepertinya kebahagiaan itu hanya sementara.
Hanya berkisar antara sehari semenjak Marry berlari memeluknya dibandara dan berakhir ketika Dillan menginjakkan kaki di Red cafe dan menemukan Alia duduk disana bersama Andin dan si Bar bar sialan itu.

Dillan mati-matian mencari dimana keberadaan Alia.
Mondar-mandir seperti Abg labil memikirkan Alia,
Berkali-kali datang dan bahkan menguntit perusahaan tempat Alia bekerja berharap menemukan sekelebat bayangan gadis itu.
Dillan sudah hampir putus asa mencari Alia.
Dan dia menemukan Alia begitu saja di cafe itu, sedang kencan dengan si bar bar itu.

Kekesalannya semakin memuncak ketika dilihatnya Akbar memeluk Alia dan mencium pipi Alia dengan suara kelewat keras dan terdengar sangat menjijikkan sekali ditelinganya.
Tangannya mengepal keras ketika dilihatnya Akbar meliriknya dan menunjukkan senyum kebanggaannya dengan terang-terangan menunjukkan bahwa dia telah kalah.
Kalah telak oleh si bandit keparat itu !!!
Hah !?!

Because I love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang