Chapter 29 : luka lama

5K 330 2
                                    

Nunggu jemputan mau kondangan tempat temen sekantor
Eh.. spion mobilnya di samber orang sampe lepas..
Alhasil menunggulah saya sampai keriting dan terciptalah part ini...
Semoga aja setelah saya mempublish part yang ini datang ya jemputannya...
Happy reading....

*************

"Kak Akbar kepo deh !!" Jerit Alia ditelinga Akbar sambil merebut ponselnya dari tangan Akbar. Sudah dua jam ini Akbar menginvasi ponsel Alia sambil menanyakan ini dan itu. Setiap satu pertanyaan yang dijawab Alia, akan berbuah menjadi puluhan pertanyaan susulan.

"Sini dulu, kakak belon selesai liatnya " kata Akbar sambil kembali merebut ponsel Alia dan membuka kembali galeri foto-fotonya. Alia hanya bisa cemberut dan memandang sinis kakakmya.

"Ini siapa lagi nih ??"tanyanya sambil menunjukkan foto Alia sedang minum kopi bersama seorang pria bule.
"Itu Jonathan.."jawab Alia sambil mengunyah keripik ubi buatan mamanya.

"Siapa lagi tuh Jonathan ?? Tadi richard, Diego, Lucas.. ni Jonathan. Banyak banget sih Al.."

Alia memutar bola matanya dan memasukkan keripik ubi ke mulutnya, mengunyahnya dengan emosi tingkat tinggi melihat tingkah Akbar, berharap yang dikunyahnya adalah kepala batu kakaknya.
"Jonathan itu guru aku kak !!! Dia itu desainer loh. Salah satu desainer muda yang ngajar dikampus alia.."
Akbar mengetuk-ngetukkan jarinya didagu menilai foto beberapa foto Alia dan Jonathan.

"Ah masa' kakak gak percaya kayaknya.." katanya dan memandang Alia meragukan.

"Terserah kakak mau percaya ato gak.."
Akbar menilik kembali wajah Alia dan foto itu berkali-kali.

"Ga usah kepo deh kak. Gak enak tau punya kakak kepo." Kata Alia sambil mengambil segenggam keripik dan mengganti chanel tv menjadi film spongebob kesukaan Alia.

"Bukannya kakak kepo, Alia sayaaangg..."katanya sambil mencubit pipi chabby Alia dengan kedua tangannya.
"Kakak cuma mau ngelindungi kamu. Kakak gak mau, kamu dideketi sama cowok-cowok gak jelas dan ujung-ujungnya nyakitin kamu lagi. Kakak trauma aja.."

Alia menghentikan kunyahannya dan memandang kakaknya dengan sendu. Dilihatnya kakak kesayangannya itu yang sibuk menggeser keypad ponsel Alia. Hatinya berdesir kembali mendengar ucapan asal ceplos kakaknya tapi Alia tau bahwa itu tulus.

"Makasi ya kak, uda sayang banget sama Alia. Uda jadi kakak terbaik buat Alia.." katanya sambik memeluk tubuh besar kakaknya. Akbar tersenyum dan mengelus-elus lengan adiknya.
"Kakak jangan takut ya Alia pergi lagi. Alia gak mau main kabur-kaburan lagi. Pisah sama kalian itu gak enak banget. Ya walupun disana Alia juga ketemu kak Erga sih.." sambungnya.

Akbar melepaskan pelukan Alia dan memandang adiknya.
"Siapa bilang kakak trauma kamu pergi ?? Kakak tu trauma kalau kamu patah hati. Tengah malem gedor-gedor pintu kamar orang, ganggu tidur kakak cuma untuk dengerin curhatan kamu !! Heughh...!!!"

Alia bengong memandang kakaknya yang sibuk memelototi ponselnya dengan wajah tak berdosa.
"Ihh !!! Nyebeliinnn !!!" Jerit Alia sambil memukuli lengan kakaknya. Tak dipedulikannya Akbar yang ber aw-aw. Alia terus memukulinya tanpa ampun.

"Nyebelin !! Rasain !!!"

"Sakit Al !! Aw., aw.. !! Mamaaaa... aku dihajar Alia !!! Tolongin Maaa.... Mamaaaaa...!! Sakit Al.. udah !!! Ampun !!" Akbar mencoba berlari menjauhi Alia dan jurus tabokan mautnya.

"Rasain !!! Gak malu !! Badan segede gajah hobinya ngadu sama mamanya !!!"

"Mamaaaa !!! Aku dianiaya ma !!! Aaaaa !!!" Akbar menjerit lagi ketika perutnya dicubit Alia.

Mereka terus saling menjeriti dan baru berhenti ketika jeritan Bu Raden terdengar melengking dari dapur. Dengan wajah kesal bu Raden mendatangi mereka berdu sambil membawa spatula yang berlumuran merah cabai.

Because I love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang