Fayi pasti agak2 seneng baca chapter ini
Jangan lupa vote and komen nggih :D
Typo harap diingatkan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Mak! Ayah!"
"Kapten Kaizo!"
"Abang!"
Sinar matahari semakin menyengat dikulit namun orang-orang tak kunjung muncul, Fang dan Ying semakin bingung. Sudah berkali-kali mereka menghubungi Kaizo, namun Kaizo tidak dapat dihubungi. Dititik kepasrahannya, Fang dan Ying memilih mengecek keadaan di rumahnya sekaligus berteduh karena cuaca benar-benar panas.
Setibanya didepan bangunan yang cukup besar, megah dan luas, Fang dan Ying berhenti. Dinding pagarnyapun cukup tinggi, sekitar dua meter lebih. Laki-laki yang mengenakan rompi ungu itu menekan beberapa angka pin yang ada disamping pintu gerbang.
Gerbang terbuka menampakkan keadaan di halaman bangunan itu.
Tet teter tetet 📯 atau pret prepet prepet📯
Gimana woy! Trompet bunyinya giamana tolong!😭
Ya intinya ada suara trompet ala-ala di negeri dongeng gitu. Berasa kayak Cinderella kan.
Cring
Prajurit-prajurit yang berdiri disamping karpet merah langsung mengangkat pedangnya menyilang berpasang-pasang dari kanan dan kiri sebagai tanda hormat pada Fang. Tak lupa, penduduk Gogobugi juga menyambut kedatangan mereka.
Jadi, seluas apa sih halaman rumah keluarga Fang sampai muat buat orang seplanet? Canda seplanet. Jangan nanya ya, authornya aja belum pernah ke sana. Tapi mohon dimaklumi, karena kan keluarganya Fang juga berasal dari keluarga bangsawan. Wajar kalo hartanya melimpah, berpengaruh di galaksi.
Fang menatap manik navy Ying, tangannya terulur menggandeng tangan kekasihnya. Mereka berjalan diatas karpet merah yang menjalar menuju teras rumahnya.
Dorr!
Dorr!
Dorr!
Ying terperanjak kaget ketika bunyi ledakan itu muncul. Dari atas, turunlah confetti-confetti berwarna warni yang menghujani mereka. Gadis berkacamata biru itu terlihat sangat bahagia, tangan kanannya menadah confetti-confetti yang berjatuhan. Fang ikut tersenyum melihatnya.
Mereka terus melangkah menuju hadapan Gubernur Gogobugi yang merupakan ayah Fang dan Kaizo. Sampai dihadapan orang tuanya, ayah dan ibu Fang langsung memeluk putra bungsunya itu.
.
.
.Sudah pukul dua pagi, Boboiboy terbangun dari tidurnya. Tadi malam saja ia tidur pukul sebelas. Kalau sampai Boboiboy kekurangan tidur, bisa-bisa Tok Aba dan Ochobot memarahinya habis-habisan. Berbagai cara sudah ia coba supaya bisa tertidur lagi, seperti menonton film, membaca buku, mendengarkan musik, menghitung domba bahkan sampai membaca suratan pendek berkali-kali namun tetap saja tidak bisa tidur. Ia memutuskan untuk sholat tahajud karena memang sudah waktunya.
Seusai sholat tahajut, Boboiboy masih belum bisa tidur sampai akhirnya pada pukul tiga pagi, ia memutuskan untuk keluar rumah. Entah mau ngapain diluar.
Sebelum keluar, Boboiboy memakai jaketnya yang berwarna merah, tak lupa ia juga memakai topi jingga kesayangannya. Terlebih dahulu ia duduk menyilang menghadap Ochobot yang sedang tertidur sambil mengisi dayanya.
"Ochobot..." lirih Boboiboy, Ochobot tidak membuka matanya dan hanya berdehem.
"Jom keluar." sambung Boboiboy, "Aakh! Kau je lah, aku penat ni." tolak Ochobot, laki-laki berambut coklat dengan garis putih itu menghela nafas. Ia sudah menduga bahwa robot kuningnya ini akan menolak ajakannya. Mau tidak mau, Boboiboy keluar rumah sendirian. Ia mengendap-endap saat menuruni tangga hingga membuka pintu rumah, takut Tok Aba terbangun hanya karena ulahnya. Boboiboy menutup pintu rumahnya, ia menatap ke sekelilingnya. Suasananya sangat sepi, udah gitu ada suara burung hantu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR MY HEART 2 : BOYA
FanfictionBOBOIBOY X YAYA FANFICTION "Say and give me certainty" Yaya mengakui bahwa dirinya juga menyukai Boboiboy, namun ibunya tidak mengizinkannya memiliki hubungan dengan laki-laki selain teman. Apapun itu, Boboiboy tetap senang dan mereka saling komitme...