For My Heart 2 : Chapter 17

1.6K 110 18
                                    

Lihatlah Author yang bego ini sudah ada kemajuan selain garing, yaitu makin plinplan. Dahlah....

Scroll tengah dialog versi bahasa indonesia ʕ•ﻌ•ʔ

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

DIALOG VERSI BAHASA MELAYU

Fajar mulai terbit dari ufuk timur, si jago kampung pulai berkokok keras menandakan pagi telah tiba. Semakin lama, matahari semakin naik. Udara pagi terasa menusuk kulit hingga membangunkan laki-laki berjaket merah yang tertidur dibangku depan rumahnya, kepalanya tergeletak diatas kedua tangannya yang tertumpuk diatas meja.

Ia menegakkan tubuhnya sambil melakukan peregangan. Matanya masih tertutup karena masih mengantuk. Perlahan ia buka matanya, tangan kirinya terangkat untuk memperlihatkan waktu. Matanya membulat penuh, ia langsung berlari memasuki rumah kakeknya sambil berteriak.

Brak!

"Atok! Kenapa tak kejutkan-"

"Ssssst! Senyaplah!" sahut robot kuning berbentuk bulat yang entah dari mana munculnya. Laki-laki itu langsung berdecak pinggang, "Ochobot, kenapa tak kejutkan aku? Dah terlewat sholat subuh tahu tak!" rengek Boboiboy.

"Itulah, siapa suruh tidur kat depan rumah." balas Ochobot, ia juga tak kalah kesal pada Boboiboy.

"Dahlah, aku nak sholat dulu." sambungnya kemudian membuang muka dan hendak berjalan menuju tangga tapi Ochobot langsung menarik lengannya. "Eh, kejap-kejap."

Boboiboy menatap robot bulat itu dengan malas. Ni robot bener-bener mau bikin gue nambah dosa apa gimana, begitu pikir Boboiboy. "Apa lagi?" Boboiboy sudah benar-benar kesal, ya karna kalo ga cepet-cepet sholat nanti dosa sebab sekarang sudah pukul enam pagi. Kan? Waktu subuhnya udah lewat, makanya Boboiboy cepet-cepet pengin sholat.

"Coba tanya Tok Aba mana." ujar Ochobot yang membuat Boboiboy memutarkan bola matanya. "Dah pergi ke kedai lah-" jawab Boboiboy, awalnya ia santai menjawabnya tapi kemudian ia teringat Ochobot. "Tapi kenapa kau tak ikut sekali?" tanya Boboiboy kaget.

Ochobot menepuk dahi, "Tok Aba sakit." balasnya. Boboiboy membulatkan matanya, ia langsung memegang Ochobot dengan kedua tangannya. Ibarat 'memegang kedua bahu' kalo Ochobot jadi manusia. "Iye? Tolong temankan dulu ye Ochobot? Aku sholat kejap, okay?" pinta laki-laki bertopi jingga itu, ia bergegas menaiki tangga menuju kamarnya.

Cepat-cepat ia mengambil air wudhu setelah melepas jaket dan topinya. Ia gelar sajadah orange miliknya menghadap kiblat. Niat sholat sunnah subuh ia lafalkan disusul takbir. Boboiboy lebih dulu sholat sunnah subuh, setelah selesai barulah ia sholat subuh.

.
.
.

Pagi ini, Yaya keluar rumah. Ia baru saja menutup pintu rumahnya. Karena udara masih dingin, jadi ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaketnya. Niatnya hanya ingin berjalan-jalan, ia sudah jarang melakukan hal itu karena Yaya lebih sering terbang dibandingkan jalan kaki. Ya wajar saja, kalo ada yang mudah kenapa harus yang susah.

Indra penglihatanannya melirik ke arah bangunan di samping rumahnya. Tempat itu terlihat sepi, biasanya jendela ruang tamu akan dibuka lebar, tapi sekarang tertutup rapat. Yaya jadi penasaran.

Ia berjalan mendekati pagar pembatas sambil mengamati bangunan itu, benar-benar sepi. Saat matanya beralih pada garasi, masih ada mobil dan motor pemilik rumah itu. Tampaknya semua orang berada di rumah, tapi kenapa? Bukanya sudah seharusnya sejak subuh mereka pergi ke kedai?

Ceklek

Reflek Yaya menoleh, sang tuan rumah telah keluar dari sarangnya. Mereka saling bertatapan sebelum Yaya membuang muka dengan gugup. Ia membalikkan badannya dan berjalan menuju pintu pagar. Laki-laki berjaket merah yang keluar dari rumah tadi memanggil-manggilnya.

FOR MY HEART 2 : BOYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang