"ADUH! ADUH! ADOYYYY! SAKITNYAAA!"
"Tahan kejab ye..."
Tok Aba mengurut cucunya dengan minyak urut. Sejak tadi Boboiboy terus menjerit kesakitan, sementara Gopal hanya tertawa sambil merekam momen itu.
"Lawaklah kau Boboiboy." kata Gopal masih merekam wajah Boboiboy.
"Hish kau ni Gopal, kawan kau tengah sakitlah." sahut Tok Aba setelah selesai memijat kaki dan tangan Boboiboy. Si empu hanya terkekeh sebagai jawabannya.
"Ha, siapa suruh kau mengebut." ujar Fang. Boboiboy membenarkan letak duduknya, "Aku tak mengebutlah. Aku terlewat lampu lalu lintas, mana tau ada kereta nak lewat." balas Boboiboy.
"Ha, sebab tu kena fokus bila berkendara. Jangan asik tengok sana-sini." sahut Tok Aba lalu keluar dari kamar Boboiboy.
Sementara di rumah kediaman Yaya, gadis itu tengah menghadap ayahnya. "Abah hutang penjelasan pada Yaya." kata gadis itu dengan dingin saat ayahnya merapikan dasi untuk pergi ke kantor.
"Yaya tahu, tapi Yaya tak nak suuzdon pada Abah Yaya sendiri. Yaya nak dengar alasan jujur dari Abah, walaupun Abah tak nak mengaku." sambungnya lagi.
Baru saja ayahnya membuka mulut, Makcik Wawa datang sambil membawakan kotak bekal. "Nah, Abah."
Makcik Wawa menyalami suaminya bergiliran dengan Yaya. "Hati-hati kat jalan, Abah." kata Yaya yang seketika ekspresi wajahnya berubah.
Pakcik Yah, mengusap pucuk kepala putri sulungnya itu sambil tersenyum. "Abah pergi dulu ye, assalamualaikum."
"wa'alaikumussalam."
.
.
.Di super market, Mara dan Amato sedang berbelanja kebutuhan mereka, karena bahan pangan di rumah Tok Aba sudah hampir habis.
"Sayang, aku pergi ke bahagian makan ringan ye. Bila Boboiboy sakit mesti dia teringin nak makan cemilan." kata Amato, Mara yang sedang memilih tomat menoleh.
"Boleh, tapi jangan lama sangat." balas Mara. Dari kejauhan, terlihat seseorang gadis berbadan semampai menatap Mara dan Amato. Ia terlihat familiyar dengan kedua orang itu.
Gadis itu mendekat, "Aunty Mara? Uncle Amato?"
Wajah Mara langsung berubah ketika melihat wajah gadis itu. "Afia?!"
"Afia ke ni?"
"Iya Aunty, ini Afia."
"Aaaa lamanya tak jumpa." Mara langsung memeluk Afia yang lebih tinggi darinya. Setelah lama tidak bertemu, Afia tampak lebih dewasa dan tambah cantik tentunya.
"Aunty dengan Uncle apa kabar?" tanya Afia sambil menatap Mara dan Amato bergantian. "Alhamdulillah, Afia dengan keluarga di rumah macam mana?" balas Amato.
"Alhamdulillah sehat semua. Lepas kami pindah, Afia rindu sangat dengan Aunty dan Uncle." ujar Afia.
"Kalau macam tu, nanti Afia ikut kami ke rumah Tok Aba nak tak?" tanya Mara, Afia mengerutkan dahinya. "Tok Aba?"
Amato baru sadar bahwa selama di Kuala Lumpur, tetangganya jarang ada yang tau sanak saudaranya. "Atok Boboiboy." sahut Amato. Afia hanya ber-oh ria.
"Baiklah, Afia nak ikut. Lagi pula lama tak jumpa Boboiboy."
"Pasti rindu kan?"
"Rindu sangat." Afia terkekeh.
.
.
.Setelah berganti pakaian, Yaya keluar rumah. Ia melihat ada seorang gadis diluar rumah Boboiboy dengan Mara dan Amato yang sedang menyalami Tok Aba. Sepertinya mereka baru pergi keluar.
Dan gadis itu, Yaya mengenalnya. Dia gadis yang ia temui di rumah sakit di Cyberaya. Afia namanya.
"Tengah apa dia kat sini? Bukan kah rumah dia jauh kat Kuala Lumpur?" gumam Yaya. Secara diam-diam, Yaya mengendap-endap menujh pagar rumah Tok Aba.
Dari jendela ia lihat Afia berjalan menaiki tangga yang sudah jelas tertuju ke kamar Boboiboy. Gadis itu sedikit mengangkat badannya dengan kekuatan gravitasi, ia jelas melihat gadis tadi menyapa Boboiboy layaknya teman dekat.
Yang membuat Yaya merasa panas adalah ketika Afia tiba-tiba memeluk Boboiboy seperti ingin melepas rindu yang begitu mendalam. Yaya melihat respon Boboiboy yang tidak bisa menolak dengan wajah canggung.
.
.
.Hari itu kelas berjalan dengan lancar sampai akhirnya mereka yang sudah berada di tahun terakhir kedatangan mahasiswa dari beberapa universitas ternama di Malaysia.
Para mahasiswa itu mempromosikan kampus mereka dan membagikan beberapa brosur. Yaya tidak menduga bahwa Afia adalah salah satu mahasiswa terbaik angkatannya di UM yang merupakan salah satu Universitas terbaik di Malaysia.
Kalau Yaya lihat, Afia itu orangnya cantik baik, ramah, murah senyum, cerdas, public speaking-nya juga bagus, pokoknya dia nyaris sempurna. Tiba-tiba Yaya terpikir, 'bagaimana jika suatu saat Boboiboy menyukai Afia dan mengabaikan perasaannya?'. Kalau dipikir-pikir mereka sudah dekat sejak kecil.
.
.
.Pulang sekolah, Yaya memutuskan duduk di kantin sambil membaca buku dan menikmati kripik kentang. Hari ini para anggota OSIS sedang gladi bersih untuk acara festival pesta topeng yang diadakan besok. Sebagai ketua pengawas dari OSIS angkatan tahun lalu, Yaya hanya duduk dan menunggu laporan atau mungkin membantu adik kelasnya jika mereka kesulitan. Tugasnya hanya menandatangani laporan acara sebelum pembina OSIS, Waka Kesiswaan dan Kepala Sekolah.
Bangku yang ada didepan Yaya tiba-tiba ditarik ke belakang, seseorang duduk dihadapan Yaya. Gadis itu menoleh untuk melihat siapa yang baru saja datang, rupanya Suzy.
"Kau belum balik Yaya?" tanya gadis itu, Yaya menggeleng. "Tunggu budak-budak tu selesai baru aku balik." jawab Yaya, Suzy hanya mengangguk-angguk.
"Eh, kau dah ada baju untuk esok?" tanya Suzy lagi, Yaya mengernyitkan dahinya. "Kena guna baju yang macam mana?" ia malah bertanya balik.
"Amboyy, Perayaan pesta topeng kan tradisi orang putih. Ada kita kena guna dress-dress macam orang putih punya kan?"
Yaya tersenyum kaku, "I—iya kot."
"Yaya!"
Sang empu yang merasa terpanggil-pun menoleh. Terlihat Ying yang berlari menghampirinya, Fang dan Gopal yang tampak berjalan santai dibelakangnya. Saat melihat ada Suzy, wajah Gopal langsung merah. Donat coklat yang sedang ia makan mendadak menjadi sangat manis.
Sementara Ying menunjukkan ponselnya pada Yaya, gadis itu menatap layar ponsel milik sahabatnya dengan teliti. Terdapat foto unggahan snapgram Boboiboy dengan seorang gadis, mereka terlihat sangat akrab.
Yaya mengepalkan tangannya yang berada diatas meja. Tak sengaja emosinya mempengaruhi kekuatan manipulasi gravistasinya. Seluruh meja, kursi dan murid-murid di kantin atau dimanapun yang masih ada dikawasan gravitasinya akan melayang. Nafas Yaya mulai tak beraturan, menandakan bahwa dia benar- benar terbakar api cemburu.
Brak
Yaya menggebrak meja karena sudah kesal, kekuatannya memang tidak muncul lagi. Tapi efeknya membuat meja yang digebrak Yaya terbelah menjadi dua, seluruh meja, kursi maupun murid-murid yang ada dikantin terjatuh ke lantai.
Seketika seisi kantin menjadi berantakkan. Yaya mengambil tasnya dan menggendong benda itu dipunggungnya. Ia langsung meninggalkan tempat itu tanpa mengatakan sepatah katapun, gadis itu tidak biasanya seperti ini. Dia akan selalu meminta maaf jika berbuat salah, tapi sekarang tidak.
"Ke—kenapa dengan Yaya?" tanya Suzy khawatir, lalu Ying menunjukkan unggahan snapgram Boboiboy. Suzy langsung mengerti perasaan Yaya. Mereka hanya menatap pinggung Yaya yang semakin menjauh dari tempat itu.
"Yaya! Jangan lupa petang nanti ke rumah aku!" teriak Fang tiba-tiba.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Boboiboy hanya milik Monsta, Author hanya meminjam karakternya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR MY HEART 2 : BOYA
FanfictionBOBOIBOY X YAYA FANFICTION "Say and give me certainty" Yaya mengakui bahwa dirinya juga menyukai Boboiboy, namun ibunya tidak mengizinkannya memiliki hubungan dengan laki-laki selain teman. Apapun itu, Boboiboy tetap senang dan mereka saling komitme...