Sebelum ia memasuki mobil, ia melambaikan tangannya pada laki-laki yang tengah menatapnya dengan tatapan sendu di depan gerbang sekolah. Entah apa yang dimaksud tatapan laki-laki itu.
Ia memasuki mobil ayahnya sambil sesekali melirik laki-laki itu hingga akhirnya mobil itu melaju dengan kecepatan sedang. Pada saat itu pun Yaya dan ayahnya sedang mengobrol.
"Abah, lepas ni abah nak kerja kemana?" tanya Yaya.
"Em... Entahlah, mungkin jualan internet kot."
"Kalau macam tu, nanti Yaya akan tolong." Yaya tersenyum ceria kepada ayahnya, Pakcik Yah mengusap lembut puncak kepalanya dan mereka tertawa bersama.
"Abah nah suatu saat nanti tengok Yaya bahagia macam sekarang, Abah nak tengok Yaya menikah..." Ujar Pakcik Yah.
"Apalah Abah ini... Itu kan masih lama-"
Duarr!!
Pada saat lampu dari arah jalannya sudah hijau, mobil Pakcik Yah menyebrangi jalan. Tanpa mereka duga ada sebuah truk tronton yang kehilangan kendali melaju dengan kelajuan tinggi menabrak mobil yang ditumpangi Yaya.
Mobil itu mengguling dan terseret cukup jauh sampai terlihat begitu parah ketika berhenti dengan posisi terbalik dan kaca mobil yang sudah hampir seluruhnya pecah.
Saat itu orang-orang sudah mengerumuni tempat kejadian, Yaya masih setengah sadar, samar-sama ia melihat Boboiboy yang baru sampai berteriak memanggil namanya dengan histeris dan hendak menghampirinya namun orang-orang mencegah Boboiboy karena polisi belum sampai ke tempat kejadian.
"Yaya!! Yaya! Lepas pakcik! saya nak pergi ke Yaya!!" Boboiboy terus memberontak, ia berlutut karena sudah tidak kuat menompang badannya sendiri melihat Yaya yang masih sadar mengulurkan tangannya yang berdarah keluar jendela sambil membalas panggilannya.
Ambulance dan Polisi datang, tempat kejadian langsung diamankan. Korban hendak dimasukan ke Ambulance untuk dilarikan ke rumah sakit. Boboiboy mencegat petugas yang membawa Yaya, "Pakcik! Ijinkan saya ikut ke rumah sakit, saya orang terdekat mereka!" ucap Boboiboy untuk meyakinkan petugas rumah sakit itu.
"Boleh, silahkan adik..."
.
.
.Mata indah gadis itu perlahan membuka, bau obat-obatan mulai tercium. Dapat dipastikan bahwa ia sudah berada di rumah sakit. Yaya melirik ke samping, ada banyak orang disekitarnya yang bahagia ketika melihatnya membuka mata.
"Yaya dah sedar!" seru Ochobot, orang-orang yang ada di luar ruangan langsung masuk.
"Abah.." Semua orang berhenti berbicara ketika Yaya menggumamkan sesuatu.
"Abah... Mana Abah..."
Saat itu ibunya datang mengusap kepalanya sambil menitihkan air mata, Yaya menoleh lalu menggenggam tangan halus ibunya. "Abah mana Mak?" tanya Yaya.
"Abah... Abah dah meninggal dunia Yaya..." ucap Makcik Wawa yang kemudian tak sadarkan diri.
Yaya mematung, ia sudah tidak mampu berkata-kata, yang ia lakukan hanya menangis. Melihat gadis itu sebegitu rapuhnya, Boboiboy memeluk kecil Yaya. Mereka berdua sama-sama sedang rapuh namun saling menguatkan satu sama lain.
"A-Aku belum sempat jadi anak yang berbakti pada Abah... Hikss."
"Aku belum se-sempat penuhi semua harapan Abah..." ucap Yaya yang suaranya sudah sesenggukan.
"Apa harapan Abah?" Boboiboy bertanya, siapa tau ia bisa membantu memenuhi harapan ayah Yaya.
Gadis itu menatap lekat manik coklat laki-laki disampingnya sebelum berakhir mengatakan keinginan ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR MY HEART 2 : BOYA
FanfictionBOBOIBOY X YAYA FANFICTION "Say and give me certainty" Yaya mengakui bahwa dirinya juga menyukai Boboiboy, namun ibunya tidak mengizinkannya memiliki hubungan dengan laki-laki selain teman. Apapun itu, Boboiboy tetap senang dan mereka saling komitme...