"Iblis.. Peternakan, Mama itu musuh?" gumam Ray.
"Bahaya, dong."
"Wah! Cepat sekali kamu menangkapnya!" kata Emma.
"Jadi kau bilang kita dibesarkan untuk jadi makanan iblis,"
"Maksudku, kau mudah sekali percaya dengan kata-kata kami."
"Tentu saja, Norman dan [Name] tidak akan berbohong tentang itu,"
"Kalau Emma yang mengatakan beda lagi." tandas Ray.
[Name] tertawa kecil dengan reaksi Emma setelah mendengar kalimat Ray.
"Kalau kita mau kabur, ada beberapa masalah,"
"Pertama jumlah anaknya."
"Aku sarankan untuk meninggalkan bayi-bayi." kata [Name].
"Benar, kita hanya akan membawa yang lincah dan-"
"Tunggu!" potong Emma.
"Aku ingin lari bersama semuanya. Pinjamkan kekuatanmu, Ray!"
"Semuanya?"
"Kau bercanda, 'kan?"
"Jumlah kita semua ada tiga puluh sembilan anak,"
"Kebanyakan pun, umurnya dibawah enam tahun."
"Mama, iblis, alat pelacak."
"Hal itu akan membuat pelarian kita semakin sulit." jelas Ray.
"Aku tau! Tapi itu tidak mustahil-"
"Mustahil." potong Ray.
"Emma, kau belum paham juga?"
"Ray, tunggu."
"Begitu, ya. Jadi karena itu kau mau bicara langsung padaku."
"Biar kukatakan padamu,"
"Emma."
"Apa?"
"Kita tak hanya lari dari sini,"
"Apa maksudmu?"
"Kita tidak tau seperti apa dunia luar itu, tapi yang jelas ada tempat tujuan kita dikirimkan." ucap Ray.
"Kalau ada peternakan, kau pasti bisa menebaknya, 'kan? Diluar sana adalah dunia iblis. Manusia mustahil bisa bertahan."
"Jadi kita tak bisa membawa lari semuanya. Semisal kita lakukan, kita akan mati."
"Meninggalkan mereka merupakan pilihan terbaik."
"Aku tidak mau." sergah Emma.
"Meski mustahil, aku ingin lari bersama semuanya, ayo kita cari jalan keluarnya."
"Aku tidak mau semua mati, tapi aku juga tidak mau meninggalkan siapa-siapa."
"Aku ingin, Conny jadi yang terakhir." katanya.
[Name] menghela napas.
"Aku mengerti perasaanmu Emma, tapi.." [Name] terdiam sejenak merasakan sakit meradang kebatinnya, lalu mengalihkan pandang pada ketiga temannya itu, "Sejujurnya aku pikir setidaknya meninggalkan bayi dan balita itu pilihan terbaik."
"Tapi, aku tidak ingin ada orang yang berakhir seperti ini lagi."
"Kalau tidak ada tempat, kita akan membuat tempat untuk manusia sendiri."
"Ayo kita rubah dunia ini."
"Berkat Ray, aku paham. Kita harus melakukannya. Aku tidak akan menyerah." tegas Emma.
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) 𝘓𝘦𝘴𝘴 𝘛𝘩𝘢𝘯 𝘕𝘰𝘵𝘩𝘪𝘯𝘨 | TPN [Reader Insert] -
FanfictionTerombang-ambing disebuah tempat gelap tanpa ujung dan tidak mengenal waktu adalah hal yang tak menyenangkan. Apalagi setelahnya seorang perempuan berambut ungu gelap dan bernetra sewarna rasberi matang datang memberitahu bahwa kau telah mati dan ak...