➤ ; 26 ‧ Sepotong Kue ‧ 🍀 -

646 114 16
                                    

"Ada ap-" Amora menjatuhkan sebuah ransel sebelum menyelesaikan kalimatnya.

"[Name]!"

"Astaga [Name], maafkan aku.."

[Name] terisak pelan. "Aku yang seharusnya meminta maaf,"

"Ada apa?!"

Emma masuk di susul Don, Gilda, dan anak-anak yang lain. Lalu Lucas dan Kanya. Mereka semua tampak terkejut melihat [Name] yang sedang duduk di atas kasur, matanya terbuka. Anak-anak menghambur pada [Name], sementara Lucas dan Kanya tersenyum.

"Ada apa ribut-ribut?"

Sekarang Vidia dan seorang pria berambut putih kebiruan muncul di ambang pintu. Vidia tersenyum melihat [Name], lalu menepuk bahu pria di sampingnya.

"Ray, bagaimana rasanya jadi Prince Charming?" ledek Vidia. Dia berlalu.

"Prince Charming? Yang ada dalam buku cerita itu 'kan?"

"Iya.. Dia menyelamatkan putri.."

"Putri tidur!"

"Putri tidur dalam menara dengan cara.."

"Menciumnya!"

"Berarti Ray..."

Mereka semua menoleh ke arah Ray yang sudah beku di tempat.

🔮🔮🔮

Mereka semua masih tidur ketika [Name] mengobrak-abrik isi ranselnya. Menarik kain keluar dari sana. Baju kasual.

"Hnng.. [Name]? Sedang apa?" Emma terbangun, menguap dan meregangkan lengannya.

"Aku mau mengganti bajuku!"

[Name] melirik dari ranselnya yang terbuka ke Emma, bertukar pandang beberapa kali. Lalu bola lampu imajiner menyala di samping kepalanya. Dia menarik beberapa pakaian dan mengulurkan tangan ke Emma.

"Emma, coba ikut aku,"

Mereka melewati dapur, terdengar suara dua orang dalam ruangan itu. Satunya terdengar seperti suara Vidia.

"Vidia, mau memasak?"

"Iya, kamu 'kan baik, ayo bantu aku!"

"Aku memang ada niat membantu, kok,"

"Jadi mau masak. . ."

Percakapan itu tak terdengar setelah Emma dan [Name] melewati dapur. Emma berakhir di seret ke closet oleh [Name]. [Name] menyodorkan sebuah pakaian pada Emma. "Cobalah pakai ini, Emma!"

"E- Eh? Tapi ini 'kan milik [Name]?"

"Tidak apa. Aku ingin melihatmu memakai pakaian ini,"

Emma menggganti pakaiannya sementara [Name] menyiapkan beberapa pakaian ganti. Emma menepuk bahu [Name].

"Sudah selesai, [Name]."

"Mana?-"

[Name] menghela napas kaget, menutup tangannya. "Emmaa! Kamu imut sekali!"

[Name] melompat-lompat kesenangan. "Simpanlah pakaian itu, oke? Pakailah kapan-kapan."

Pakaian yang diberikan [Name] adalah sweater oranye dengan aksen kuning. Ada beberapa corak daun hijau acak di tepi dan tengah sweater.

"Tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa! Aku akan senang kalau Emma mau menerima dan memakainya,"

"Terimakasih, [Name]."

(END) 𝘓𝘦𝘴𝘴 𝘛𝘩𝘢𝘯 𝘕𝘰𝘵𝘩𝘪𝘯𝘨 | TPN [Reader Insert] -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang