➤ ; 25 ‧ Sleeping Beauty ‧ 🍀 -

769 127 20
                                    

"Pengejarnya tak ada. Ayo!"

Amora menatap ke arah gadis berambut panjang dalam dekapannya, menghela napas pelan. Kanya yang ada disebelahnya melirik dengan mata kamu-oke? Amora mengangguk pelan.

Di sisi lain, Lucas, yang bersurai crimson, berjalan dengan bahu tegang. Kelihatan tidak tenang. Jujur, tak ada siapapun pernah melihatnya dalam situasi seperti itu.

Di sebelah Lucas, ada Ray. Harapannya seakan hilang. Namun berganti ketika melihat padang luas di depan. Ini adalah progres besar. Mereka hampir mencapai B06 - 32.

"Luas banget!"

"Akhirnya bisa keluar!"

"Kalau dari sini kalian menuju selatan, kalian akan sampai ke tempat tujuan kalian." jelas Sonju.

"B Kosong Enam-Tiga Dua."

"Amora, [Name] gimana?" tanya Lucas.

"Belum.. Belum sadar." dengan lirih, Amora menjawab.

"Padahal udah sehari.." keluh Lucas.

"Dia terlalu terikat sama memorinya. Lagian skill Time Reverse gue belum sempurna." ringis Amora.

"Gausah nyalahin diri lo terus. Entar Despair pindah tubuh kayaknya lama-lama." Kanya berujar.

"Vidia bilang.. Vidia bilang bakal bawa bantuan pas dia pulang nanti," Amora menatap keatas, langit biru luas terbentang, gumpalan awan bergerak layaknya kapas yang di tempel pada kertas berwarna.

"Maksudnya, dia?"

"Kemungkinan besar. Tapi gue gak gitu yakin bisa. Kecuali mereka keluar diam-diam."

"Buat si Hitam? Sebenarnya kita bisa nyelamatin Peace kalau Amora mau ngehapus memori Peace tentang keluarganya yang dulu,"

"Udah gue bilang, gue menolak!"

"Jujur, soal Despair dan anak itu.. Hebat sih dia masih bisa bertahan sampai sekarang. Kalo Amora yang kena, mungkin dia udah dikendalikan penuh sama Despair,"

"Ish, lagian sejak kapan perjalanan family friendly kita ini jadi sesi ghibah?"

"Kita nggak ngomongin kejelekan orang di belakang."

"Tapi di depan. Hehe,"

"Hehe matamu!"

"Dadah! Aku benar-benar berterimakasih!"

Amora, Lucas, dan Kanya menoleh. Mereka semua sudah memberikan salam perpisahan pada Sonju dan Mujika. Lucas dan Kanya tersenyum.

🔮🔮🔮

Matahari terbenam, sementara bulan menampakkan dirinya. Langit-langit ditaburi bintang yang di bawa oleh Peri Bintang. Seperti dalam dongeng, begitulah kelihatannya.

"Seberapa jauh lagi, sih?"

"Apa sebentar lagi kita akan sampai?"

"Emma, di mana kita sekarang?"

"Biar kupastikan dulu," Emma merogoh pena dari sakunya, lalu membuka pena itu.

Hologram muncul dari lubang pena. Terpampang gambar burung hantu berkode morse dan tulisan koordinat diatasnya.. B 06 - 32!

Mereka semua tertegun. "Di sini tempatnya,"

"Disinilah B 06 - 32. Tak salah lagi.."

"Tempat kita sekarang ini berada di titik B 06 - 32."

(END) 𝘓𝘦𝘴𝘴 𝘛𝘩𝘢𝘯 𝘕𝘰𝘵𝘩𝘪𝘯𝘨 | TPN [Reader Insert] -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang