➤ ; 19 ‧ Panah ‧ 🍀 -

1K 203 19
                                    

Sudah beberapa hari ini aku bertemu orang-orang aneh. Pria tempramental, perempuan yang mencium Vidia, gadis yang tidur di atas kasurku. Oh, mereka saudara dan saudari Vidia.

Dan pagi ini, Vidia sedang bersantai di atas sofa membaca manga yuri dan minum coklat panas. Musim dingin telah tiba. Aku menghampiri Vidia, lalu duduk disebelahnya.

"Vidia, Vidia." Aku menusuk-nusuk pundak Vidia.

Ia menoleh. "Kenapa?"

"Lo ada cerita tentang keluarga lo?"

"Lo mau denger?"

"Iya, penasaran,"

Vidia menyesap coklat panasnya dan meletakkan manganya.

"Alkisah, di dunia roh-"

"Bukan yang kayak gitu!" cepat-cepat aku memotong kalimat Vidia.

"Yang lebih luwes? Cerita ketololan enam saudara gue?"

Alva dan Lucas yang sedang duduk di depan perapian sambil menelaah senjata menoleh. "Siapa yang lo sebut tolol?"

Vidia nyengir. "Jadi lo tau lah. Nama-nama saudara gue. Alva, Vidia─actually gue, Lucas, Vin, Adele, Kanya, dan Lucy─ Kak Al, mau kemana tuh?"

"Ke dapur," jawab Alva sekenanya.

"Bikinin coklat panas pake marshmellow dong! Marshmellow di lemari kedua dari kiri." Vidia menyodorkan mug sage-nya.

Alva mendengus tapi tersenyum, lalu mengambil mug itu dan berjalan ke dapur.

"Sampai mana kita? Oh, ya. Di dunia roh, kami punya wilayah kami masing-masing, akan tetapi ada sebuah istana yang di bangun khusus buat kami, tujuh dosa besar berkumpul."

"Peristiwa langka ini terjadi di saat kami balik dari ngejemput Kak Al yang tersesat sampe ke dunia iblis di masa depan─"

"Dan jadi raja," sela Lucas.

"Jangan motong kalimat gue!"

"Oke, kita makan-makan di ruang makan. Gue inget banget makan Blueberry Cheesecake yang kelewat enak. Kita makan sambil ngobrol-ngobrol. Terus, si Lucy ngide, ngajak kita main Truth or Dare. Setujulah kita." Vidia menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa, lalu tersenyum kecil.

"Lucy ngasih dare-dare nyeleneh. Kita asik banget main gak kenal waktu. Udah gitu, Adele ngasih truth ke Kak Alva, iseng-iseng doang, katanya. Truthnya itu, 'Kak Al, sayang nggak sama kita?' tanya itu cewek."

"Kakak spontan ngejawab, 'Sayang'. Kami syok gak kepalang, bukannya nggak seneng dia bilang dia sayang kita, tapi kaget gitu. Sampe Kanya yang biasanya 'males nunjukin ekspresi' juga keliatan kaget. Kayaknya sampe luar istana orang-orang pada kaget, deh."

"Terus kita akhirnya memutuskan buat nandain hari itu, sebagai hari libur. Gak ada quest. Kalau gak salah, itu sekitar tanggal lima belas Januari."

🔮🔮🔮

Time Skips - 14-01-46 , 23:50
At the Battle Field

Ctak! Aku merengut.

"Akhir-akhir ini lo sering kurang fokus, ya?"

Aku menoleh ke arah Lucas sebal. Vidia tertawa pelan. "Banyak pikiran kali. Bentar lagi alurnya lanjut, 'kan? Kita juga kudu berangkat."

"Vidia, hati-hati sama celah terkecil."

"Dikit doang, elah."

Aku menghela napas. "Al, jam berapa?"

"Dua belas kurang lima menit."

(END) 𝘓𝘦𝘴𝘴 𝘛𝘩𝘢𝘯 𝘕𝘰𝘵𝘩𝘪𝘯𝘨 | TPN [Reader Insert] -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang