➤ ; 00 ‧ Prolog ‧ 🍀 -

3.5K 393 17
                                    

[Name] meregangkan tubuhnya. Tugas Bahasa Inggris dan Sastra Jepangnya benar-benar menguras kinerja otak gadis itu. Dimejanya terdapat [favoritedrink] yang menemaninya pada malam hari itu. Dia mengecek jam dinding. Jam berwarna [favoritecolour] yang menggantung pada dinding menunjuk pukul 10 malam. [Name] mengeluh tatkala perut kosongnya merengek minta diisi.

[Name] dengan agresif berdiri dari kursi meja belajarnya. Lalu mengambil dompet polos dimeja nakas dan membuka pintu apartemennya. Langkah si gadis mengayun santai menuju minimarket yang ada disebelah gedung apartemennya. Dilihat jalan raya yang tidak begitu ramai. Beberapa kendaraan meluncur dijalanan yang luas itu. Angin dingin menerpa wajah rupawan dan helaian surai [haircolour] dimalam itu.

Sampai didepan pintu minimarket, dengan semangat tangannya meraih gagang pintu kaca dan mendorongnya. Dijelajahi rak-rak berisi makanan instan yang cuma-lima-menit-jadi. Matanya tertuju pada bungkus mie instan berwarna hitam. Mie dengan saus kedelai hitam yang berasal dari Cina alias "Chajangmyeon" itu menarik perhatiannya.

Ketika hendak meraih bungkus mie itu, ada seseorang yang sudah mengambilnya terlebih dahulu. Tatapan mata [Name] sontak tertuju pada perempuan dengan hoodie putih. Mata berkilauan sewarna rasberi ranum, lalu rambut ungu gelap yang terlihat elegan.

"Ah, maaf. Adek duluan ya, yang mau ngambil?"

Oh, dan perempuan ini tinggi--setidaknya untuk [Name] yang tubuhnya terkesan pendek. Ya, perempuan ini mungkin 3 atau 4 tahun lebih tua dari [Name].

"Gak apa kak. Ambil aja."

Setengah tak bermoral, [Name] mengambil mie instan sama dari rak dan kabur kekasir setelah tersenyum sekilas pada perempuan itu. Sementara si perempuan sendiri terdiam sebentar melihat punggung [Name] menjauh.

🔮🔮🔮

Sampai dirumah, [Name] merebus mie yang baru saja dibelinya. Dan langsung dimakan hangat-hangat. Matanya menyapu pandang pada setiap sisi diunit apartemennya. Matanya berhenti pada sebuah foto berbingkai. Ada sosok ibu yang tersenyum lembut, sosok ayah yang berdiri tegak, sosok kakak yang terlihat senang, dan.. Oh, sosoknya sendiri yang tersenyum lebar.

"Eh, udah dua minggu, ya, gue gak telpon Mama," celetuknya tiba-tiba bermonolog.

"Gue telpon besok deh, abis pulsek." lanjutnya seraya menyumpit mie.

15 menit [Name] habiskan untuk makan mie instan seraya menonton ulang episode terakhir anime Yakusoku no Neverland season 2. Setelahnya, [Name] beranjak kekasur, memainkan ponsel untuk sekedar berbalas pesan dengan teman. Lalu terlelap.

🔮🔮🔮

Merupakan ide buruk makan mie instan malam sebelum tidur sambil menonton anime. Bangun pagi, si gadis sadar hampir telat pergi kesekolah. Matanya bengkak. [Name] mengutuk dirinya sendiri memutuskan untuk makan mie instan larut malam.

Setengah berlari, [Name] sedikit bingung karena pandangannya kurang jelas. Tanpa sadar, dia berlari tepat pada saat sebuah truk lewat. Cahaya silau menerpa matanya. Sekilas yang dia lihat sebelum lepas kendali dari tubuhnya adalah perempuan bernetra Raspberry tersenyum kepadanya.

🔮🔮🔮

- Vidia
27 April, 23:17
429 words

(END) 𝘓𝘦𝘴𝘴 𝘛𝘩𝘢𝘯 𝘕𝘰𝘵𝘩𝘪𝘯𝘨 | TPN [Reader Insert] -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang