➤ ; 23 ‧ Past ‧ 🍀 -

861 137 7
                                    

Aku, Lucas, dan Sonju selesai mempersiapkan diri untuk mengecek keluar. Yah, sebenarnya ada dua rencana untuk hari ini. Bicara pada Ray, mencoba menyucikan Despair-nya. Atau ikut dengan Emma dan Sonju berburu. Aku akhirnya memilih keluar bersama Emma, Sonju, dan Lucas.

"Kami akan memeriksa kondisi sekitar." kata Sonju.

"Karena kita akan segera naik untuk melewati sungai." Aku meluruskan lipatan bajuku.

"Hati-hati."

"Sonju!" panggil Emma.

"Kumohon, ajaklah aku juga! Aku ingin melihat dunia luar," pintanya.

"Baiklah, tapi jangan menjauh dari kami ya."

"Un,"

Emma duduk di atas kuda bersama Sonju. Sementara aku dan Lucas berjalan. Atau lebih tepatnya berlari dan melompat seperti kelinci mencari lubangnya.

Kami sampai di depan sebuah sungai yang membentang memisahkan daratan. Aku melihat sekitar. Tidak ada yang terlihat mengancam.

"Jaa, ayo kita seberangi sungainya,"

Aku melepas sepatu boots-ku. Lalu mulai menapakkan kaki di air. "Dingin."

"Sungainya tidak terlalu dalam."

"Airnya dingin, namun mudah untuk dilewati."

"Berarti yang jadi masalah adalah pengejar,"

Srek! Emma menengok cepat. Seekor tupai terlihat berdiri di atas dahan pohon. Emma menghela napas lega. "Bukan mereka."

"Syukurlah,"

"Kamu harus selalu peka akan keadaan sekitar." kata Sonju.

"Apa musuh sedang bersembunyi?" tukasku.

"Kalau iya, bagaimana caranya melarikan diri?" timpal Lucas.

"Aku mengerti. Aku akan berpikir dan mencari tahu caranya,"

Kami berjalan melewati sungai, ke hutan yang lebih dalam. "Lalu, tujuanmu apa?"

"Pastinya kau ikut bukan hanya untuk memperbaiki suasana hatimu, 'kan?"

Emma terdiam sedetik. "Aku ingin kalian mengajariku."

"Diajari apa?"

"Cara membunuh makhluk hidup."

Aku berusaha untuk menahan senyum mendengar kalimat Emma. "Etto.. 'Kalian'? Kami juga?"

"Ya. Kalian sering mengajariku banyak hal tentang bertahan hidup. Cara memasak, membedakan tumbuhan yang bisa digunakan dan tidak, dan cara membuat serta menggunakan senjata,"

"Tapi aku belum pernah memburu makhluk hidup."

"Sebelum berpisah dengan Sonju dan Mujika, aku ingin bisa melakukan itu. Daging, ikan, sayuran, dan buah. Makanan adalah sesuatu yang harus kami dapatkan sendiri." Emma turun dari kuda. Menatapku.

"Cara menangkap hewan dan membunuhnya. Cara mengolahnya. Tolong ajari aku cara berburu."

Beberapa menit kemudian, Emma sudah mulai membidik seekor burung yang sedang hinggap di atas sebuah dahan. Burung itu menoleh. Membuat Emma menurunkan busurnya.

"Kalau tak bertarung, kau takkan dapat melindungi siapapun. Teman atau dirimu sendiri."

"Tidak apa-apa, kamu pasti bisa Emma."

Emma lalu mengangkat kembali busurnya dan menarik panah. Panah melesat mengenai burung itu tepat pada lehernya.

Kami berjalan mendekati burung yang jatuh tak berdaya di atas tanah. Emma menatapnya iba. "Hangat sekali. Dia masih hidup,"

(END) 𝘓𝘦𝘴𝘴 𝘛𝘩𝘢𝘯 𝘕𝘰𝘵𝘩𝘪𝘯𝘨 | TPN [Reader Insert] -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang