Ido POV
aku memeluk kedua adikku erat di atas kasur tipis, di kontrakan kecil ini di pemukiman kumuh. Terasa dingin karena hanya ada selimut tipis yang menutupi tubuh kedua adikku. Hujan yang turun membuat suhu udara makin dingin. Sesekali petir terdengar membuat malam itu, tidak hening.
Hidup di kondisi pandemic saat ini sangat sulit apalagi di tengah ibukota, berulang kali mencari pekerjaan tetap jawaban yang sama aku dapatkan. Aku harus tetap berjuang demi masa depan kedua adikku. Hingga aku pun terlelap.
Keesokan paginya, aku sudah bersiap dengan kedua adikku. "ingat ya dek, belajar yang rajin. Abis abang pulang kerja abang bakal tanya kalian soal pelajaran" ucapku pada kedua adikku.
"siap bang" ucap Fiki.
"abang pulangnya jangan malem-malem ya, Fiko mau kita makan malem bareng nanti" ucap Fiko.
"iya fiko, abang usahain ya. ini uang buat kalian makan siang"
"ga usah bang, kita masih ada kok uang hasil ngamen kemarin" ucap Fiki. Aku tersentuh mendengar apa yang Fiki katakan, meskipun mereka baru kelas 4 SD. Mereka sudah sangat mandiri bahkan untuk mencari sesuap nasi. Tidak seharusnya mereka bekerja juga seperti ini. sudah seringkali mereka tidak makan saat siang, hanya untuk menabung untuk sekolah. Beruntung ada donatur yang memberikan satu buah ponsel yang mereka dapat gunakan untuk belajar di masa pandemic saat ini. mereka sangat paham akan kondisi ku saat ini. "Bang ido, ga usah khawatir sama kita berdua. abang fokus aja sama cari kerja nya" ucap Fiki lagi.
"biar kita bisa cari Ibu kalo udah ada uang ya bang" ucap Fiko.
"iya dek, makasih" aku memeluk mereka berdua erat. Setelah itu aku pun pamit dan keluar rumah. Menyusuri gang sempit lalu ke jalan raya. Tidak ada bosan-bosannya aku menanyai pekerjaan yang tidak jauh dari tempatku tinggal, ya tujuannya agar lebih mudah. Tapi masih jawaban yang sama yaitu tidak.
Beberapa jam aku berjalan hingga ke jalan protokol, masih saja tidak menemukan pekerjaan. Dengan modal berkas lamaran yang ada di tas ransel ku sekarang. aku harap ada harapan meskipun itu hanya memperlihatkan berkas lamaranku ini. untuk sesaat aku berhenti untuk beristirahat, aku ambil sebotol minuman yang menjadi bekalku. Aku teguk hingga tersisa setengahnya. Aku melihat ke kiri dan ke kanan. Sangat sepi, hanya ada beberapa pejalan kaki.
Hingga dari kejauhan aku mendengar sebuah teriakan. "tolong...." samar-samar tetapi semakin jelas. "tolong.... jambret" aku liat seorang wanita mengejar seseorang laki-laki. ada beberapa orang di arah mereka.
Beberapa orang dilalui jambret itu tanpa ada hambatan. Aku heran sama orang-orang itu. aku pun bersembunyi untuk menunggu waktu yang tepat untuk memberikan serangan kejutan. Ketika dia berada di jangkauan seranganku, aku bentangkan kakiku dan membuat ia terjatuh. Tas yang ia pegang pun ikut terlempar. Jambret itu pun melihat ke arahku. Dia langsung kabur meninggalkan tas itu. disaat aku hendak mengejarnya.
"mas tolong mas..." ucap wanita ini disampingku. Aku pun menoleh ke wanita itu, wajahnya cantik. Tapi aku langsung tersadar dan aku tidak melihat lagi kemana jambret itu berlari. "hah, apes deh" ucap wanita itu sambil ngos-ngosan.
"mba yang tas nya di jambret ya?" tanyaku. Tapi ia tidak menjawab malah memandangku kesal. "tadi saya liat tas mba terlempar ke arah sana mba" ucapku lagi. ekspresinya langsung berbeda.
"iya, dimana tas saya mas?" tanyanya. Aku pun berlari ke arah mana tas itu jatuh. Aku ambil dan segera aku hampiri wanita itu.
"ini tas mba nya bukan?" tanyaku.
"wah iya bener nih, makasih banyak ya mas. Kalo ga ada mas nya saya bisa abis mas. Banyak data-data kantor soalnya di tas ini" ucapnya.
"cek aja dulu mba isinya"
"oke-oke bentar"
"wah masih ada mas, saya ga peduli isi dompetnya yang penting isi di dalam ini" ucapnya sambil nunjukin flask disk warna pink ke arahku.
"kalau begitu saya jalan lagi ya mba" ucapku melewatinya, tidak beberapa lama wanita itu memanggilku.
"tunggu mas, maaf saya ga sopan. Nama mas nya siapa? Biar saya tau orang yang nolong saya ini siapa"
"nama saya Ido mba"
"ini buat mas nya" ucapnya menyodorkan beberapa lembar uang ratusan ribu.
"saya ikhlas kok mba bantuin mba, cukup ucapan terima kasih aja"
"ah kurang kali ya" ucapnya lagi. dia kembali mengambil beberapa ratusan ribu dari dompetnya. "ini mas tolong diterima ya"
"sekali lagi saya ikhlas mba, bukannya sayamenolak rejeki tapi saya rasa tidak pantas saja saya menerima uang itu.meskipun saya memang sangat butuh uang saat ini" ia terdiam. "saya lanjut jalanlagi ya mba"
seginii dulu ya kakak-kakak penggemar cerita humu, enjoy aja dulu buat menikmati libur lebaran. yang jelas ada action nya drama nya juga. so enjoy aja dulu ya, mau liat seminggu ini ada respon apa. tengkyu gaes
KAMU SEDANG MEMBACA
Office Boy Ganteng
ActionIdo, sang Office Boy misterius. Dalam perjalanan hidup menjaga kedua adiknya dan mencari ibunya terlibat untuk misi penyelamatan. Tetapi penyelamatan adik-adiknya merupakan awal dari konflik dengan hutang budi masa lalunya. "kali ini akan aku pasti...