Ido POV
aku lihat jam, 2 jam lagi shiftku akan berakhir. Fiki sama fiko sudah makan belum ya.
aku baru selesai mengepel 3 lantai, karena ini memang sudah jadwal mengepel lantai 33, 34 dan lantai paling atas. Sepanjang mengepel depan ruangan Pak cakra di lantai paling atas, aku teringat apa yang kami lakukan semalam. Dia menganalku dan aku menganal dia, jujur aku sangat menikmatinya. Bahkan disaat pengaruh obat yang pa cakra bilang itu, aku sudah tidak merasakannya.
Persenggamaan itu sangat aku nikmati, tidak seharusnya aku melakukannya dengan bosku. Aku sudah pasrah dengan nasibku saat ini, mas tarno teman OB ku masih di lantai atas, sepertinya dia belum selesai ngepelnya. Ada suara langkah yang mendekat, kayanya itu mas tarno yang udah selesai ngepelnya. "udah selesai mas ngepe..." ucapanku tertahan melihat siapa yang datang. Ternyata itu pak cakra. Aku langsung menunduk.
"ah bagus kamu ada disini, saya mau ngomong soal semalam"
"maafin saya pak, saya khilaf. Saya siap menanggung konsekuensinya"
"beneran?"
"iya pak"
"kalo saya mau lagi melakukannya sama kamu? Kamu bersedia?"
"itu....." jawabku ragu.
"katanya siap menanggung konsekuensinya.."
"iya pak, saya siap"
"hahahhahaahahahh" dia tertawa lepas, aku pun mengangkat wajahku lalu melihat dia. "kamu lucu banget do kaya gitu ahhahahahaahh"
"Pak cakra kok ketawa?"
"abis lucu banget hahahahhah udah, udah waktunya ngomong serius. Soal kejadian semalam, anggap aja sebuah kejadian yang ga seharusnya terjadi lalu anggap tidak pernah terjadi ya do"
"baik pak"
"tapi saya nikmatinnya kok do hahahahahaah" dia kembali tertawa lepas. Apa-apaan ini, aku bingung harus melakukan apa. Aku hanya bisa menunduk saat ini. karena aku tidak tahu dimana posisi aku sekarang.
"saya juga pak" ucapku tersipu malu.
"hahahahahaahah" dia kembali tertawa. "ini baju sama sepatu kamu yang pakai kemarin, sama ini ponsel yang udah kita beli"
"loh ponselnya pak?"
"kan kita beli emang buat kamu, karena kamu ga punya ponsel. Tujuannya agar kita gampang komunikasi, soalnya next saya punya misi buat kamu do"
"misi apa pak?"
"nanti aja kalo itu"
"saya hari ini mau kerumah kamu, saya mau liat kondisi rumah kamu gimana"
"tapi pak?"
"saya ga mau ditolak ya, oh iya nanti kamu bawa mobil saya lagi. tapi kita ketemuannya di halte depan ya, biar ga ada yang tau kalo kita itu deket" yang memang benar, aku harus jaga jarak dengan Pak Cakra. Aku tidak ingin ada gossip macam-macam dikantor antara aku dan Pak Cakra. Tiba-tiba mas tarno datang dari pintu pantry."do, ada es ga di kulk...." Ucapnya terhenti melihat Pak Cakra ada di ruang pantry. "sore pak, kok Pak Cakra ada disini? Bukannya hari ini libur ya?"
"terserah saya mau masuk apa libur, kan yang punya perusahaan papah saya"
"bener juga sih pak"
"oh iya do, buatin saya kopi antar ke ruangan saya ya" ucapnya lalu pergi meninggalkan pantry. Setelah pak cakra pergi, mas tarno langsung ambil kursi dan duduk di sampingku."Pak Cakra ngapain do kesini?" tanyanya dengan logat jawanya.
"minta buatin kopi mas"
"kenapa dia ga langsung telpon aja ya?"
"kan yang biasa telpon ke pantry itu sekretarisnya dan sekarang lagi ga masuk"
"oh iya juga ya" aku pun beranjak ke lemari pantry untuk membuat kopi pak cakra. Aku bisa lihat mas tarno sedang melihat-lihat paper bag yang ada di meja tengah. Dia pasti tanya yang macam-macam nih. "ini punya siapa do?"
"punya saya mas" jawabku tanpa melihat dirinya.
"wuih hebat banget kamu habis beli ponsel baru, mahal pasti nih. Berapa beli nya?" wah berapa yah harganya, aku kan tidak ngecek harga.
"lupa mas, tapi yang pasti nyicil sama tukang kredit yang keliling kontrakan" ucapku berbohong.
"wah nyicil to"
"iya mas, aku mana sanggup beli cash" kopi untuk Pak Cakra sudah selesai. "aku antar kopi buat pa cakra dulu ya mas, titip tasku ya"
"iyo iyo" jawabnya. Aku pun bergegas menuju ruang Pak Cakra, disaat menunggu lift.
"kamu masuk juga ya do?" ucap Mas Yoga. Haduh, ketemu dia lagi. waktunya ga pas banget, aku udah ga ekspektasi ketemu dia di hari minggu. Eh masih aja ketemu dia.
"iya mas" jawabku sekenanya. Lift pun terbuka, untung. Tapi dia masuk 1 lift bersamaku. Tiba-tiba setelah pintu lift tertutup di langsung mencium pipiku. Sentak aku terkejut dan membuat kopi yang ada diatas nampan ini berguncang. "Mas, saya lagi bawa kopi mas. Kopi ini buat Pak Cakra" dia langsung berhenti menciumi leherku.
"loh ada Pak Cakra? Ngapain dia di hari libur gini"
"bentar ya mas, aku pencet tombol lantai 35 dulu ya" aku tempelkan kartu aksesku. Lalu aku pencet ke lantai 35. "Mas Yoga turun ke lantai 17 kan ya?"
"iya" jawabnya.
"kamu belum jawab pertanyaan saya"
"mana saya tau mas, perusahaan kan punya nya dia. saya juga ga mungkin nanya ke Pak Cakra ngapain hari minggu gini masuk" dia tidak merespon. Karena memang aku memberikan jawaban yang benar-benar masuk logika. Lift pun berhenti di lantai 17 terlebih dahulu. Dia pun keluar.
"aku ga akan nyerah do buat dapetin kamu" deg, aku tidak percaya apa yang aku dengar. Dia mengucapkan kalimat itu sebelum pintu lift tertutup. Aku benar-benar harus menghindarinya apapun yang terjadi. Selanjutnya lift berhenti di lantai 35, aku segera keluar dan mengetuk pintu.
"masuk" aku lihat Pak Cakra sedang melihat-lihat berkasnya disana. "oh iya, nanti kamu selesai shift jam berapa do?"
"jam 5 pak"
"yaudah, 5.15 di halte depan ya" ucapnya.
"baik pak" dia kembali fokus ke berkasnya. Aku pun segera kembali ke pantry. Sebelum mengakhir shiftku aku membuang sampah yang ada ke tempat pembuangan di belakang kantor. Hingga aku selesai jam menunjukan pukul 17.04 lebih sedikit.
Aku pun bergegas, merapikan barangku lalu segera ke halte depan. Setibanya disana masih pukul 17.13, tidak lama aku lihat mobilnya Pak Cakra datang. Kedua tanganku penuh dengan paper bag. Dia membuka kan pintu untukku dari dalam.
"kali ini saya aja yang nyetir, itu tas taro aja di kursi belakang" ucapnya. Aku pun mengangguk. Lalu aku masuk dan duduk di samping Pak Cakra."sebelum kerumah kamu kita beli pizza dulu ya buat adik-adik kamu"
"ga usah Pak"
"kan kemarin saya udah bilang, saya mau beliin adik-adik kamu makanan yang ada di resto Italy"
"baik pak" aku bingung kalo Pak Cakra mau melakukan hal. Kalo bilang ga pantas lagi nanti saya bakal diceramahin, bisa-bisa saya dipecat. Lebih baik aku nurut saja deh.
next chapter mungkin bakal aku private ya kakak. trimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Office Boy Ganteng
ActionIdo, sang Office Boy misterius. Dalam perjalanan hidup menjaga kedua adiknya dan mencari ibunya terlibat untuk misi penyelamatan. Tetapi penyelamatan adik-adiknya merupakan awal dari konflik dengan hutang budi masa lalunya. "kali ini akan aku pasti...