Penculikan?

1.7K 109 9
                                    

Seung Jin POV

Cakra sudah pergi, apa yang akan aku lakukan ya. hmmm, aku mau tidur saja. aku pun menuju kamarku dan mengistirahatkan tubuhku.

Beberapa jam kemudian aku pun bangun, aku keluar kamar disana ada kedua anak kecil itu sedang bermain. Ido dimana ya. "kids, Ido dimana?" tanyaku.

"bang Ido ada dikamarnya om"

"dikamar, ya. thank you" aku pun mengetuk kamar Ido tapi tidak ada balasan. Aku pun memutar gagang kuncinya ternyata tidak dikunci. Dia tidak ada disini tetapi aku mendengar suara gemericik air.

Aku pun melangkahkan kakiku menuju kamar mandi, Ido sedang mandi. Pintu nya ia biarkan terbuka begitu saja. dari depan pintu ini aku bisa lihat tubuh Ido yang sexy. Sebuah pahatan sempurna yang belum pernah aku lihat. Begitu juga dengan kejantanannya yang terjuntai ke bawah. Masih lemas saja sudah sebesar itu, apalagi kalau sedang dalam kondisi mengeras.

Gairahku langsung memuncak, aku langsung memegang kejantananku yang masih terbungkus. Aku remas-remas menikmati setiap remasannya. Aku membayangkan betapa nikmatnya jika aku bisa mengulum penis itu dan menikmatinya masuk di dalam lubangku.

Laki-laki bernama Diman cukup sexy tapi tidak setampan ido. Aku meloloskan kaos yang aku kenakan dan menanggalkan celana yang aku pakai. Aku sudah telanjang bulat, penisku aku kocok searah sambil memandangin pemandangan yang luar biasa saat ini. kaki ku pun bergerak maju, semakin dekat dengan tubuh ido. Dia sedang menghadap belakang saat ini, aku pun langsung memeluknya. "ido" panggilku lirih.

"Seung Jin?" aku bisa merasakan dia sedikit terkejut karena respon tubuhnya.

"iya Ido, ini aku. Bisa kita mandi bersama?"

"bo.. bboleh" jawab dia ragu. Aku pun mengambil sabun lalu aku oleskan pada tubuh ido. Aku sabuni mulai dari punggungnya lalu turun ke pantatnya.

"tidak apa Seung Jin, aku bisa melakukannya sendiri"

"it's okay, aku senang melakukannya" ucapku. bibirku tersenyum terus sambil menyabuni tubuh Ido. Aku pun memintanya berbalik, sekarang terlihatlah kejantanan Ido yang sangat dekat denganku.

Mulai dari dada nya aku sabuni, sesekali sentuhanku mengenai putingnya. Errgghh, gemas sekali rasanya. Ingin sekali aku langsung menghisap puting hitamnya ini. sentuhanku pun turun ke bagian perut yang kotak-kotak, aku bisa merasakan setiap lekukan dari perutnya yang mengeras ini.

semakin ke bawah hingga ke area rambut kemaluannya aku sabuni. Tiba dibagian puncak aku pun menyabuni kejantanannya. Sabun yang licin membuatku dengan mudah mengurut penis Ido sekaligus menyabuninya.

Aku bisa merasakan tubuh ido sedikit menegang dan terakhir bagian buah zakarnya yang aku sabuni. Aku pun bangkit dan kembali menyalakan showernya, meluruhkan semua sabun yang menempel pada tubuh ido.

tangaku kembali menjelajahi tubuhnya sambil membersihkan sisa sabun. Hingga saat ini wajah kami saling berhadapan dan mata kami pun saling beradu. Reflek wajahku mendekat dan bibirku, tetapi wajahnya berpaling ke kiri.

"maaf seung Jin, saya sudah telat. Saya harus bekerja, terima kasih sudah membantu saya mandi" ucap Ido lalu pergi meninggalkan kamar mandi. Haha, aku terkekeh dengan apa yang baru saja aku lakukan. Aku merasa diriku sangat murah.

Tapi memang begini rasanya ketika aku gagal mendekati seseorang. Biarlah mungkin Ido bukan ikan yang mudah dipancing. Aku melanjutkan mandi karena sudah terlanjur basah. Keesokan hari, orangnya Cakra datang. Namanya Quatro, sepertinya dia ada darah mexico. Dia terlihat sexy, semenjak kedatangannnya ia selalu terseyum menatapku. Tidak lama seseorang datang lagi. "silahkan masuk mas Lomo, Mas Quatro sudah sama Seung jin disana" ucap Ido.

"apa sudah selesai Quatro?" tanya Lomo.

"sudah, tapi bolehkah kita tinggal sebentar. Aku gemas dengan Fiki dan Fiko. Aku ingin bermain bersama mereka dahulu" ucap Quatro. Lomo memasang wajh cemberut tetapi lama-lama dia juga menjadi cair dengan suasana dengan kedua anak kecil kembar ini.

keesokan harinya waktunya eksekusi, Lomo dan Quatro menjadi pengawalku menuju kantor Cakra setelah membuat janji pertemuan sebelumnya. Kami bertiga semakin dekat, mereka bercerita bisa kenal dengan Ido karena mereka menyelamatkan adik ido dari penculikan. Waw, aku tidak menyangka mereka berempat bisa melakukannya. Bahkan aku tidak bisa membayangkan bagaimana situasinya.

Hari ini berjalan lancar di kantor cakra, tinggal membuat gerakan selanjutnya. Di hari kamis sore aku melihat Ido panik.

"apa yang terjadi Ido?"

"Fiki dan Fiko ga ada di apartemenin seung Jin, saya khawatir mereka berdua di culik lagi"

"apa mereka ada di taman?"

"saya sudah mencari mereka bahkan bertanya pada security, tetapi security tidak melihat mereka keluar dari apartement"

"pasti masih di sekitar sini, ayo aku bantu cari" kami pun melangkah keluar. tapi disaat kami berjalan beberapa meter Fiki dan Fiko keluar dari kamar no.213. Ido langsung menghampiri mereka dan memeluk mereka.

"fiki, Fiko darimana aja kalian? Abang khawatir" ucap Ido. Lalu seorang pria dewasa muncul dari balik pintu itu bersama seorang anak kecil lainnya.

"maaf mas, saya yang bilang ke mereka langsung main aja ke tempat saya karena jaraknya dari kamar mereka lumayan dekat"

"iya bang, maafin kita. Fiko kasian sama abang soalnya lagi tidur" ucap Fiko.

"tadinya mau ijin sama bang Ido, tapi bang Ido lagi tidur" ucap Fiki. Ido tidak merespon ucapan kedua adiknya. Aku mau tau respon apa yang akan diberikan Ido.

"kasian Fiki sama Fiko ya pah, abis ini kayanya mereka bakal kena marah sama abangnya" ucap anak kecil disamping orang dewasa itu.

"adik kecil namanya siapa?" tanya Ido.

"nama aku Nico om, jangan marahin mereka berdua ya. tadi mereka ga nakal kok main di rumah aku" ucap anak yang namanya Nico itu.

"makasih ya Nico, udah ngajak main fiki sama fiko. Nanti kalo mereka nakal bilang aja sama om ya" ido pun bangkit "nama saya Ido maaf nama masnya siapa?"

"saya Jefri, ayah dari Nico. Boleh saya minta kontak mas Jefri, kalau fiki sama fiko lagi main mas jefri bisa info ke saya"

"oh, ini dia no kontak saya" ido pun mencatat no handphone Jefri.

"baiklah kalau begitu, karena sudah sore kami harus kembali ke kamar kami. Sekali lagi terima kasih karena sudah mengijinkan Fiki dan fiko main sama Nico" ucap Ido.

"sama-sama, lagi juga Nico butuh bersosialisasi" ucap Jefri.

"kami pamit" kami pun kembali ke ruangan kami. Ketika aku berbalik aku mengedipkan mataku ke arah Jefri, dia cukup tampan. Apalagi sudah memiliki anak, pasti pengalamannya luar biasa.

di dalam apartement kami aku bisa lihat Ido sedang berhadapan dengan kedua adiknya. Situasinya sangat tegang untuk Fiki dan Fiko. "jangan diulangin lagi ya" ucapnya lalu memeluk kedua adiknya itu. "sudah cukup kehilangan kalian hari itu"

"iya bang maafin kita" ucap Fiko.

"kalo mau main ke tempat Nico, tulis pesan terus tempel di kulkas ya. kaya gini" Ido mencontohkan apa yang baru saja ia katakan. Sepertinya Ido memang sangat sayang kepada adiknya. Membuatku semakin ingin merasakan tubuhnya. Ahhhaha, aku ingin sex. Aku ingin merasakannya dengan Diman. Baiklah aku akan keluar dan menemui Diman.


another side story, special there are only Seung Jin and Diman

(Special Edition 4 - Seung Jin Visit Diman)


another one

(Special Edition 5 - Desperate Jefri VS Long Dick Asian Seung Jin)



Office Boy GantengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang