Ido Pov
Aku, Pak Cakra dan Mas Quatro bersiap menyusup ke dalam. Hanya mas Mas Quatro yang memakai alat bantu dengar untuk berkomunikas dengan Mas Lomo di telingnya.
Pertama-tama kami harus melompati pagar yang cukup tinggi, tapi berkat bantuan orang-orangnya mas Quatro itu jadi sangat mudah. Setelah tiba disisi tembok yang lain, mas Quatro berdiam sejenak. Lalu dia maju lebih dulu ke bangunan di sebrang sana. lalu ia memberi kode ke kami berdua untuk maju.
Kami sama sekali tidak menggunakan suara saat itu. hanya kode-kode yang sudah kami sepakati. Kami berdua tetap menunggu instruksi mas Quatro, karena hanya dialah yang bisa berkomunikasi dengan mas Lomo yang menjadi mata kami. Sesekali beberapa penjaga kami lewati dan kami hampir ketahuan. Untung penjaga itu sedang dalam kondisi ngantuk jadi kami bisa lolos.
Dikomunikasi sebelumnya mas Lomo memberi tahu kalo ruangan mereka disekap ada di ruangan kedua. Dimana di ruangan pertama ada 3 orang penjaga yang berjaga disana. Aku dan pak Cakra tetap mengikuti mas Quatro dan sekarang saatnya menunggu sesuatu terjadi.
Sebuah ledakan meledak di sisi utara gedung, beberapa penjaga yang ada di depan langsung bergegas ke lokasi ledakan. Disaat yang sama dua orang di ruangan pertama pun keluar menyisakan 1 orang di dalam. Mas Quatro memberi kode. Ia mengeluarkan 2 jarinya. Lalu menunjuk dirinya dan Pak Cakra. Aku paham kode itu.
Pak Cakra dan Mas Quatro akan membereskan 2 penjaga yang ada di depan, lalu aku harus segera masuk dan melumpuhkan penjaga yang ada di ruangan pertama. Mereka berdua bergerak, aku pun mengekor di belakang mereka. kedua penjaga itu tidak sadar dengan kehadiran kami.
Aku bisa lihat tanpa ragu Pak Cakra dan mas Quatro memutar leher penjaga itu. hingga tak sadarkan diri. Aku langsung masuk dan bersiap dengan segala serangan. Penjaga diruangan pertama bersiap mengambil pistol yang ada di meja nya. Tapi aku melompat dan mengarahkan kaki kanan ku menendang tangannya yang memegang pistol. Pistol itu pun terlempar jauh hingga membentur dinding.
Dia mendorong meja di hadapannya ke arahku. Aku pun terhambat dengan adanya meja di di depanku. Aku lompati meja ini. sebuah tendangan mengarah ke wajahku, aku memundurkan wajahku lalu menangkap kaki itu. aku putar kakinya lalu aku lempar ke sudut dinding sana. suara gaduh tak terhindarkan lagi.
mas Quatro langsung mengambil alih dengan memutar leher penjaga itu. aku pun bergegas ke ruangan kedua. Aku memutar kuncinya, di dalam sini aku bisa lihat banyak anak-anak yang sedang tertidur. Salah satu dari mereka terbangun dan melihatku. "om tolong om" ucapnya.
Pandanganku melihat ke sekeliling mencari Fiki dan Fiko. Beberapa anak pun ikut terbangun ketika mataku mengedar ke seluruh ruangan. Fiki dan Fiko disana.
"Abang....." ucap mereka berdua serempak. Aku pun menghampiri mereka dan langsung memeluk mereka berdua erat.
"Fiki takut bang..." ucap Fiki yang menangis.
"Fiko juga takut bang" ucap Fiko yang juga menangis.
"sudah, disini ada abang. Jadi jangan takut lagi" ucapku.
"do, kita harus bergegas" ucap Pak Cakra.
"get the bus NOW!!" ucap mas Quatro sambil memegang alat di telinganya. Terdengar suara ribut dari anak-anak ini sekarang. aku harus mengambil alih saat ini.
"oke anak-anak dengarkan om" ucapku berusaha menarik perhatian mereka. "kalian tenang, om abang kedua anak ini. jadi kita akan keluar bersama-sama, tapi kalian dengarkan om ya. jangan panic. Meskipun ada banyak suara ledakan yang buat kalian kaget dan takut, anggap itu suara kembang api yang indah. Kalian akan masuk ke bis, jadi ikutin om-om disana. Kalian paham?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Office Boy Ganteng
ActionIdo, sang Office Boy misterius. Dalam perjalanan hidup menjaga kedua adiknya dan mencari ibunya terlibat untuk misi penyelamatan. Tetapi penyelamatan adik-adiknya merupakan awal dari konflik dengan hutang budi masa lalunya. "kali ini akan aku pasti...