Ido POV
Jam sudah menunjukan pukul 2 dini hari, aku ke lantai atas untuk mengecek pak cakra. Aku mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban. Aku langsung masuk dan aku bisa lihat pa cakra tertidur di sofa. Jas nya tersampir di kursi nya. Aku ambil jas itu langsung aku selimuti badan pa cakra. Dia tampan juga ya, rahangnya kokoh, kulitnya putih. Aku pun tersadar segera aku kembali ke lantai bawah untuk kembali pekerjaanku. Setibanya di pantry, rupanya disana ada mas Yoga. Dia dari divisi marketing. "ah sini do" ucapnya.
"iya mas, kok mas Yoga jam segini ada disini?"
"saya lagi lembur"
"tapi tadi saya keliling di lantai 8 ga ada mas Yoga"
"kayanya saya lagi kencing deh"
"ada yang bisa saya bantu mas?"
"ini saya ada uang buat kamu"
"uang apa mas?" tanyaku. Dia menyodorkan 5 lembar uang ratusan ribu.
"itu uang bonus dari saya, saya juga lagi dapet rejeki lebih dari penjualan saya" aku tidak menjawab ya atau tidak. Dia langsung mendekat ke arahku, aku pun mundur hingga bersandar pada dinding ruang pantry. Tangan kanannya berada di samping kepalaku. Perlahan wajahnya mendekat, aku masih terdiam. Wajahnya terus bergerak hingga bibirnya menyentuh bibirku. Aku masih terdiam hingga dia mulai melumat bibirku dan berusaha masuk ke dalam mulutku. Spontan aku mendorong dia.
"apa-apaan ini Mas?" tanyaku seakan tidak percaya.
"saya suka kamu ido" ucapnya. Dia langsung mendekat lagi dan mulai mencumbu leherku, ia juga meremas penisku yang masih lemas. "diam seperti ini ido, puaskan aku ido" ucapnya seperti sedang kerasukan. Aku kembali mendorongnya.
"saya masih normal mas" ucapku. lalu aku hendak keluar dari ruangan pantry. Dia menarik tanganku dan langsung memelukku.
"jangan pergi do, puaskan saya do. Saya sudah lama menunggu waktu ini dari pertama kali saya ketemu kamu. Saya tau ini hal bodoh do, tapi hasrat ini sudah tidak bisa aku bendung lagi do. Aku ingin penis mu masuk ke dalam liang kenikmatan aku do" aku tidak percaya apa yang baru saja aku dengar. Seorang laki-laki gagah meminta aku untuk menganalnya. Aku melepaskan pelukannya.
"maaf mas, ini salah" aku pun bergegas menghindarinya. Aku bergegas agar ia tidak mengikutiku. Sehingga di taman ini aku termenung dengan apa yang baru saja terjadi. Cukup lama aku di taman ini hingga langit perlahan mulai terang dan sebagai tanda shiftku sudah berakhir.
Mas tarno sudah di pantry dan siap berganti shift denganku. Di pintu keluar aku berpapasan dengan mas Yoga, belum sempat dia bicara aku segera pergi. Aku pun langsung naik ke halte busway dan segera naik ke bis ke kontrakanku.
Gila ya, ternyata ada juga di kantor, mas yoga lagi yang gue kira gagah ternyata suka dianal. Tapi aku penasaran, emangnya enak ya dianal kaya gitu. Sampe dia mohon-mohon buat dimasukin. sudah lah aku sebaiknya beristirahat. Besok ada kewajiban yang aku harus lakukan bersama pak cakra.
Tepat pukul setengah 11 siang aku sudah sampai lobby kantor. Padahal pak cakra bilang jam 11 ketemu disini. Security bertanya padaku apa aku ada shift hari ini, aku langsung bilang diminta bos besar untuk mengawalnya. 10.45 pak cakra sudah datang. Aku tersenyum lalu menunduk. Dia datang sendiri rupanya.
"wuih udah sampe kamu do? Padahal kita janjian jam 11 loh"
"iya pak, saya ga mau pa cakra menunggu"
"bagus, kamu bisa nyetir?"
"bisa pak, tapi saya ga punya sim"
"udah bawa aja"
"tapi pak..."
"sudah bawa aja" perintahnya. Aku langsung duduk di kursi driver, wah banyak tombol-tombol yang asing bagiku. Tapi karena sudah terbiasa menyetir aku langsung membawa nya melaju. Di perjalanan pak cakra mencoba menyetel music. Aku tidak tahu genre music apa ini. "ini music country do, agak-agak mellow gitu lagunya emang. Tapi bikin rilex"
"iya pak. Saya baru pertama kali denger lagunya. Kita mau kemana ini pak?"
"kita ke PIM, kita cari jas trus ke salon. Soalnya jam 7 nanti saya ada acara penting"
"baik pak" sepanjang perjalanan kami mendengarkan music ini hingga 45 menit berkendara akhirnya sampai. "pak cakra turun di lobby saja ya, biar saya cari parkir dan tunggu di mobil"
"emang kamu ada ponsel?"
"engga pak"
"terus gimana saya hubungin kamu?"
"itu..."
"kamu itu saya ajak buat nemenin saya, bukan buat jadi supir saya. Kita turun diparkiran aja ya, sekalian nanti kita cari ponsel buat kamu. Biar saya enak hubungin kamu" ucap Pak Cakra tak terbantahkan olehku. "kita cari ponsel aja dulu, abis itu kita makan terus cari jas terus lanjut ke salon"
"baik pak, saya ikut aja" aku pun mengekor kemana pak cakra pergi. Kami langsung menuju gerai ponsel. Pak cakra langsung masuk dan mencoba satu per satu ponsel di genggamannya. Aku hanya menunggu di luar gerai, melihat harga-harga nya saja sudah berkali-kali lipat dari gajiku.
"do sini" panggil pa cakra. Aku segera menghampirinya. "yang ini kayanya enak nih pegangannya, ram nya juga oke. Coba pegang" aku memegangnya. "gimana? Kayanya pas di pegangan"
"iya pak, pas"
" Yaudah berarti ambil yang ini"
"tapi pak... saya ga punya uang buat bayarnya"
"gapapa, saya yang beliin"
"saya ga bisa terima pak, saya ga pantas juga menerimanya" aku melihat ekspresi pa Cakra. Matanya melebar, pertama kalinya aku merasa gugup dengan tatapan pak Cakra saat ini. ia terlihat sangat marah.
mau Tanya aja ya kakak-kakak,
Q: emangnya enak yang di anal? (yang nanya ido beneran ini)
![](https://img.wattpad.com/cover/268671311-288-k852662.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Office Boy Ganteng
ActionIdo, sang Office Boy misterius. Dalam perjalanan hidup menjaga kedua adiknya dan mencari ibunya terlibat untuk misi penyelamatan. Tetapi penyelamatan adik-adiknya merupakan awal dari konflik dengan hutang budi masa lalunya. "kali ini akan aku pasti...