Ido POV
Aku mengetikan nama mas Quatro di ponselku. Aku menunggu, tapi butuh waktu untuk tersambung sepertinya. Yes akhirnya tersambung. Tut... nada pertama. Tut.... Nada kedua, hingga nada ketujuh dia belum menjawab. Ayolah mas Quatro, ini sangat urgent.
"ya halo Ido" suara mas Lomo disana.
"mas Lomo?"
"ya ini aku"
"aku langsung saja, Pak Cakra di culik"
"APA?"
"saat ini aku sedang mengikutinya dengan mobil pak Cakra, apa kau bisa tau posisiku saat ini"
"sebentar.... Quatro, boss was kidnapped.,," itu hal terakhir yang aku dengar dari mas Lomo. Aku menunggu disaat panggilan ini masih tersambung.
Saat ini kami sedang kejar-kejaran di tol. Untuk saat ini mereka belum menyadari aku mengikuti mereka karena kecepatan mereka masih sama. ketika masuk gerbang tol kami harus mengantri, aku harus bisa mendapatkan dengan antrian yang minimal selisih 1 mobil dengan mereka. setelah melewati gerbang tol, aku kembali melajukan mobil mengikuti mereka tetapi belum juga ada jawaban dari mas Lomo.
"halo Ido" ini suara mas Quatro. "Aku bisa melihat posisimu ada di dalam tol, kalau bisa perlambat mereka. jangan sampai mobil itu sampai di markas. Kita tidak tahu kondisi markas itu dan perlu observasi, akan menjadi sangat berbahaya seperti menyelamatkan adik-adikmu"
"baik akan aku lakukan" instingku kembali bekerja. Aku pun menginjak pedal gas dan menambah laju mobil ini, hingga di satu titik aku berada di depan mereka. perlahan aku menurunkan kecepatan dan itu berhasil mereka pun melambat.
Kecepatan kami semakin melambat di lajur kanan ini. tanpa aku sadari mobil itu pun langsung berbelok ke kiri dan segera melaju. Aku pun kembali mengejar mobil itu. tanpa aku sadari 2 mobil hitam sudah menghimpitku dari sisi kiri dan kanan. Sial, aku lengah.
Mereka semakin menghimpitku dan membuat laju mobil ini semakin melambat. Aku harus bisa keluar dari situasi ini. maaf pak Cakra, mobilnya akan sedikit baret. Aku kembali menginjak pedal gas dan sedikit aku belokan ke kiri dan ke kanan stirnya untuk membuka sedikit ruang. Sepertinya mareka tidak siap.
Aku pun bisa melaju dan kembali mengejar mobil dimana pak cakra ada di dalamnya. Aku bisa lihat spion mobil mereka berhenti tapi karena kecepatanku semakin bertambah. Mobil itu pun tidak terlihat lagi.
di depan sana ada gerbang tol kedua, ini sudah ada di luar kota dan aku juga tidak tahu sudah berapa lama kami kejar-kejaran. Disaat posisi kami sejajar, sebuah tembakan melesat ke sisi kiri mobil.
Tapi tembakan itu langsung terpantul. Sungguh, mobil ini memang sudah di desain khusus. Hingga disatu tempat aku pun memberanikan diri mengambil keputusan. Aku tabrak mobil itu dari belakang karena aku sama sekali tidak bisa mendahului mereka. keseimbangan mobil itu mulai goyang.
Aku berulang kali menabrakan mobil ini ke mobil di depan. Hingga di satu titik aku pun mengambil bahu jalan dan menyusul mereka. aku langsung menarik rem tangan dan membuat mobil ini dihantam dari belakang oleh mobil itu.
BUGH... mobil pun berguling-guling, guncangan guncangan memenuhi mobil ini. aku hanya bisa diam membiarkan guncangan ini tetapi mobil ini kembali ke posisi normal. air bag pada mobil ini langsung on, kepalaku terasa cukup sakit dengan benturan ini, setelah beberapa lama aku harus keluar dan segera bergerak ke mobil itu.
sesampainya disana, aku tidak melihat tanda-tanda ada yang sadar. aku berusaha keluar dan melihat mobil dimana pak Cakra berada juga dalam kondisi menyamping. Aku langsung menghampiri. Aku buka pintu mobil itu, sepertinya mereka semua tidak sadarkan diri.
Itu dia Pak Cakra, aku tarik tubuhnya. Lalu aku buka penutup kepala kain hitam ini. "Pak Cakra... Pak Cakra... bangun Pak.." tidak ada respon. Aku mendekatkan kepalaku ke dada kirinya. Masih berdetak. "Pak Cakra... Pak Cakra... Bangun Pak... bangun..." sudah ada tanda kalau dia sudah sadar.
"Ido.. saya dimana?" aku melihat dari kejauhan 2 mobil yang menghimpitku mendekat.
"KALAU MASIH INGIN HIDUP PAK CAKRA HARUS SEGERA BANGKIT" ucapku dengan sedikit berteriak. ia pun berusaha berdiri meskipun keseimbangannya belum sempurna. Duar duar duar, beberapa tembakan mengarah ke arah kami. Aku membantu Pak Cakar berjalan karena kondisinya masih belum pulih.
"kita berlindung di balik mobil" ucap Pak Cakra. Dia masuk ke dalam mobil dan berusaha mencari sesuatu. Dia pun langsung mengambil beberapa pistol begitu pun dengan peluru isi ulangnya. Aku tidak menyangka ternyata di mobil ini pun ada pistol. "mobil ini sudah dirancang untuk hal-hal seperti ini" ucapnya lagi. "kau bisa pakai pistol kan?" aku mengangguk.
Dari balik mobil dia sudah pasang posisi, lalu menembakan beberapa kali ke arah kedua mobil itu. kedua mobil itu pun berhenti. Terlihat kaca depan mereka hancur karena tembakan dari pak cakra. "hah, ternyata mobil mereka tidak di desain" aku pun mengambil posisi. Beberapa tembakan mengarah ke kami. Kami mundur dan berlindung.
Disaat tembakan mulai mereda. Aku kembali mengintai dari balik mobil, aku bisa lihat beberapa orang berdiri bebas disana. Duar duar, dua peluru melesat dan mengenai kedua orang itu. mereka langsung jatuh. Aku melihat Pak Cakra tersenyum ke arahku. Setelah itu bertubi-tubi tembakan menyerang kami. "sial, kalau begini terus mobil ini pun akan hancur"
"tapi saat ini kita tidak bisa apa-apa Pak cakra, aku yakin peluru mereka pasti masih banyak" tembakan bertubi-tubi itu perlahan menurun intensitasnya. Tapi ketika aku hendak kembali mengintai, tembakan bertubi-tubi kembali menyerang kami. Ban mobil disisi luar pun meledak karena tertembak.
"tinggal menunggu waktu sampai tembakan mengenai tangki bensin dan mobil ini pun akan meledak"
"peluruku juga tinggal beberapa saja" otakku kembali berpikir, kami harus segera keluar dari tempat ini. tapi semuanya tidak ada kemungkinan yang membuat kami berdua aman. Apa aku harus mengorbankan diriku?
Cakra POV
"pak Cakra, saya akan menjadi pengalih dan ambil kesempatan itu untuk segera lari dan mencari bantuan" ucap Ido.
"kamu udah gila do?" tanyaku seakan tidak percaya apa yang dia katakan.
"salah satu dari kita harus jadi pengalihnya pak, jika tidak kita berdua akan "
"AKAN APA?" tanyaku penuh emosi. Dia terdiam."apa yang aku harus katakan ke Fiki dan Fiko kalau kau jadi pengalih hanyauntuk diriku lalu kau MATI"
Klimaks action ke2 di chapter setelah ini gaes, so don't miss it
Info juga, minggu depan akan ada kuis. reward nya special edition 2

KAMU SEDANG MEMBACA
Office Boy Ganteng
AcciónIdo, sang Office Boy misterius. Dalam perjalanan hidup menjaga kedua adiknya dan mencari ibunya terlibat untuk misi penyelamatan. Tetapi penyelamatan adik-adiknya merupakan awal dari konflik dengan hutang budi masa lalunya. "kali ini akan aku pasti...