Cakra POV
Pagi ini aku seperti biasa dengan kesibukanku di kantor. Hari berganti hari, ini sudah hari ketiga tapi papah masih koma dan belum ada perkembangannya. Kak Mio dan aku kadang bergantian berjaga papah. Seung Jin masih tinggal di apartement, seperti biasa dia bertualang mencari cinta satu malamnya. Lomo dan Quatro aku dengar sudah memiliki hubungan. Hingga setelah bekerja aku pun menyempatkan berada di tempat Lomo dan Quatro. "sorry bos, little bit late" (maaf bos, sedikit lama) ucapnya sambil memakai kaos oblongnya. Dia hanya mengenakan boxer dan kaosnya saat ini.
"don't worry, I come just wanna say hello" (tak masalah, aku datang hanya untuk bertanya kabar) ucapku.
"please come in boss" (silahkan masuk boss) ucapnya. Aku melangkah masuk. Disana Lomo sedang membuatkan kopi untukku. "where is Ido boss?" (dimana Ido boss?) aku terdiam dengan pertanyaan Quatro.
"capucinno boss, like usual" (Capucinno boss, seperti biasa) ucap Lomo.
"thank you" aku pun meminumnya. Aku teringat kopi buat ido yang aku puji sesuai dengan seleraku.
"boss, I ask you where is ido?" (boss, aku bertanya dimana ido?"
"I don't wanna talk about him" (aku tidak ingin membicarakannya) aku bisa lihat Quatro dan Lomo beradu pandang. "ah, what happen with you two?" (ah, apa yang terjadi dengan kalian berdua) tanyaku mengubah topic pembicaraan.
"yeah, we are good and have simple relationship" (yeah, kami baik-baik saja dan sekarang punya hubungan yang sederhana) ucap Lomo
"what kind it is?"(hubungan macam apa?)
"it's kind couple that share same bed together and end with smile in our face" (hubungan seperti yang membagi tempat tidur satu sama lain dan berakhir dengan senyum di wajah kami) ucap Lomo lagi. sial, apa yang dia ucapkan benar-benar mengingatkan bagaimana aku menghabiskan waktu bersama ido dalam satu ranjang. "boss are you okay?"(boss kamu baik-baik saja?)
"yeah I am good" tiba-tiba ponselku berdering, ini kak mio. "ya kak, "
"papah udah sadar ca, kamu buruan kesini ya" ucapnya.
"oke kak, aku segera kesana. Lomo, quarto see you next time" aku segera melangkahkan kaki keluar dari apartement itu. jalanan cukup padat, aku hanya bisa bersabar. Setibanya di ruang perawatan papah. Aku melihat kak mio menangis di sova, apa yang terjadi ini. apa papah baik-baik aja? Disana ada beberapa suster yang menghalangi pandanganku. Ketika didekatnya, aku bisa lihat papah menatap kedatanganku. Syukurlah.. Kak mio menghampiriku. Setelah perawat-perawat ini pergi. Aku menggengam tangan papah. "pah, cakra ada disini pah" perlahan ia menengok kearahku. Matanya kembali berkaca-kaca lalu tetesan air mata menetes dari sisi matanya.
"Ca, papah ga pernah minta macam-macam sama kamu kan?" ucapnya lemah
"iya pah..."
"papah ada satu permintaan yang benar-benar papah ingin wujudkan sekarang"
"papah bilang aja, akan cakra kabulin keinginan papah apapun caranya"
"bawa... Ido kesini ya.. papah mau ketemu sama dia" terasa seperti disambar petir, Ido.. kenapa harus Ido? Sudah berminggu-minggu aku berusaha melupakan dia, tapi satu per satu semesta berusaha mengingatkan kehadiran ido. Bahkan sekarang, papah ingin bertemu dengan Ido. "papah harus membalas hutang sama ido ca... papah..." ia kembali menangis. Tapi... kenapa harus Ido.
"kamu udah paham kan keinginan papah?" tanya kak mio sambil menyentuh bahuku. "kakak minta kamu wujudin permintaan papah, kamu cari Ido. Meskipun hubungan kamu sama Ido lagi ga baik. Tolong lakukan ini ya ca, ini demi papah" ucap kak mio yang berusaha menahan tangisnya. Aku harus melakukannya demi papah. Aku ambil ponsel ku lalu ketikan nama Quatro.
"Quatro, I have new Job. Let's find Ido" (Quatro, aku punya pekerjaan baru. Ayo temukan Ido)
update
KAMU SEDANG MEMBACA
Office Boy Ganteng
ActionIdo, sang Office Boy misterius. Dalam perjalanan hidup menjaga kedua adiknya dan mencari ibunya terlibat untuk misi penyelamatan. Tetapi penyelamatan adik-adiknya merupakan awal dari konflik dengan hutang budi masa lalunya. "kali ini akan aku pasti...