"SHUT UP"

1.3K 87 10
                                    

Cakra POV

"have you found him Lomo?" (kamu sudah menemukanya Lomo?) tanyaku pada Lomo yang sedang melacak dimana keberadaan Ido dari lokasi ponselnya.

"yeah, the final place is so far from here. But from histori of place this phone, Ido stay long enough in here" (yeah, tempat terakhir yang Ido yang terlacak sangat jauh dari sini. Tapi dari histori tempat ponsel Ido, Iso berdiam cukup lama disini) tunjuknya pada salah satu tempat.

"it's still in Jakarta right?" (ini masih dii Jakarta kan?"

"yeah, I know the place" (yeah, aku tahu tempat ini) ucapku.

"but final place is so far"(tapi tempat terakhir sangat jauh) ucap Lomo lagi.

"we need to go to this place first, I know someone knew Ido. You two follow me" (kita harus pergi ke tempat ini pertama, aku tahu seseorang yang tahu Ido. Kalian berdua ikuti aku) aku pun langsung melangkah kan kaki keluar dari apartement Lomo dan Quatro. Mereka mengekoriku, tidak beberapa lama akhirnya kami sampai di minimarket di depan gang kontrakan Ido. Itu tukang parkir temannya Ido.

Aku rasa dia tau. "halo pak..." ucapku membuka obrolan. Ia melihatku tapi langsung mengalihkan pandangannya lagi. sambil mengarahkan sebuah mobil parkir di depan minimarket. Setelah itu dia duduk di kursi yang ada di sudut minimarket ini. "halo pak" ucapku lagi. ia menoleh ke arahku tapi dengan muka malas ia mengacuhkanku. Aku menghampirinya. "pak, masih inget saya kan? saya bos nya Ido"

"bos nya? Sejak kapan lu bos nya Ido? Ngimpi lu ya?" ucapnya sedikit menantangku. Sepertinya dia tahu kalau aku sudah memecat ido.

"maaf, saya mantan bos nya Ido"

"terus ngapain elu kesini?"


 "saya mau cari Ido pak, bapak tau Ido dimana?"

"panggil gue Diman, pak bapak. Lu pikir gue udah punya anak kali di panggil bapak" jawabnya lagi ketus.

"sekali lagi maaf pak"

"alah maaf-maaf mulu, entar 2 bulan lagi lebaran. Baru minta maaf" orang ini benar-benar menguji kesabaranku.

"Dimau tau Ido dimana?" tanyaku lagi dengan penuh kesabaran

"ngapain lagi lu nyari Ido? Bukannya lu udah mecat dia" jawabnya mendekat ke arahku sambil memelankan bicaranya. Quatro dan Lomo maju tapi aku menahan mereka.

"saya ada perlu pak, ada hal pribadi yang saya perlu sampaikan pada Ido"

"pak lagi... Diman woy nama gue"

"maaf"

"gue ga tau, cari aja sendiri" kesabaranku sudah hampir habis.

"Diman mau ini kan?" ucapku menunjukan segepok uang 50ribuan. "tinggal bilang aja Ido ada dimana" ia tersenyum lalu kembali mendekat kearahku. perlahan wajahnya langsung berubah, matanya melebar terlihat ia sangat marah.

"lu pikir dengan uang segitu gue mau jual temen gue hah?" ucapnya mendorong bahuku. sepertinya aku salah langkah. Bisa-bisa sama sekali aku tidak mendapat informasi tentang Ido. "jelas gue ambil duitnya" ucapnya mengambil uang itu dari tanganku. " Ido pergi ke sumedang, katanya dia mau cari ibunya" sumedang? Cari ibunya? Aku diam saat itu, Ido pernah bercerita memang kalau ia sedang mencari ibunya. Tapi itu juga kalo ia punya cukup tabungan. "woy kenapa masih diem disini? Udah sono cari Ido ke sumedang"

"terima kasih" ucapku lalu memberi kode ke Lomo dan Quatro agar segera pergi dari tempat ini. kami langsung masuk ke dalam mobil. Sial, ternyata orang yang bernama Diman itu playfull juga orangnya. Tapi yang terpenting aku harus bertemu dengan Ido. Apapun yang akan aku alami, ini semua demi papah.

Office Boy GantengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang