Cakra POV
Ini hari rabu, aku membantu Ido pindahan setelah pulang kerja. Sekarang kami sudah di apartement. Aku mengajarkan ido bagaimana pakai card key ini. dia paham seperti pakai acces card di lift.
Mungkin setelah beres-beres aku akan tanya Ido sebenarnya dia ini siapa. Ido ga bawa banyak barang, Cuma pakaian dia sama adik-adiknya sedikit mainan aja. Jadi nya cepet beres-beresnya. Ido menghampiriku yang sedang duduk dikamar yang nantinya akan dipakai Fiki dan Fiko. "Pak Cakra, warteg di deket-deket sini kea rah mana ya Pak?"
"mau beli makan?"
"iya"
"hari ini ga usah beli ke warteg, saya pesenin aja lewat ojek online"
"ga usah pak, biar saya juga tau besok-besoknya harus beli kemana"
"aduh, saya juga ga tau do. Saya ga pernah makan di war..." ucapku tertahan. "makan malam kali ini saya aja yang beli, anggap aja kita syukuran pindahan ya. besok kamu cari sendiri dimana wartegnya ya"
"baik pak" aku memesan KFC untuk makan malam kali ini, lengkap dengan nasinya. Sesudah makanan datang kami makan bersama, adik-adik ido makan dengan lahap. Setelah mereka berdua masuk kamar ini yang akan aku tanyakan pada Ido.
"do, sini. Saya mau tanya 1 hal sama kamu" dia mendekat lalu duduk di sebrangku.
"tanya apa pak?"
"sebenernya kamu punya background apa selain pendidikan SMK itu?" dia sedikit kaget dengan apa yang aku tanyakan.
"maksud Pak Cakra gimana?"
"jelas banget do, bagaimana kamu punya ide buat nyelamatin adik kamu terus bagaimana kamu bersikap di tengah anak-anak yang jadi korban penculikan. Itu bukan orang biasa yang bisa ngelakuiannya. Ditambah mental kamu ketika dengar suara ledakan dan tembakan. Sama sekali kamu ga kaget, bahkan untuk saya yang pernah beberapa kali mendengar suara tembakan. Saya langsung spontan kaget, tapi posisi kamu siap dengan kuda-kuda seperti kamu udah terbiasa berhadapan dengan kondisi seperti ini"
"itu... itu..."
"mungkin hal yang saya tanyain ke kamu ini emang sifatnya privacy banget, saya Cuma mau tanya aja siapa sebenernya kamu. Saya ga maksa kamu buat cerita, kalo kamu udah siap cerita tinggal bilang aja ya do" aku pun beranjak dari sofa ini. aku lihat dia masih terdiam menunduk. "besok temenin saya ke supermarket, belanja keperluan rumah tangga disini" ucapku. dia hanya mengangguk.
Keesokan harinya aku sama Ido sudah di supermarket buat belanja sabun, mie instan dll termasuk sapu dan pel. Lorong demi lorong kami telusuri dan mengambil barang-barang yang menurutku diperlukan. Tidak lupa buah, sayuran dan daging. Ah juga beberapa rempah.
Sebenarnya apartement itu sudah cukup lama tidak ditempati, mungkin ada 2 tahun. Makanya semua barang disana mungkin sudah diganti oleh kak Mio. Karena memang belum ada rencana siapa yang akan menempatinya. Tidak terasa trolly belanjaan kami sudah penuh. Aku minta ido duluan ke kasir sekalian mengantri, aku lupa mengambil saos botol.
Setelah aku mengambilnya secara tiba-tiba di persimpangan aku ditabrak seseorang. Spontan botol saos yang aku ambil pun terjatuh dan pecah. "sorry-sorry, saya kurang hati hati" Aku pun melihat ke arah orang itu. beberapa orang ada di belakangnya. Sesorang dengan setelan jas lengkap.
"mau cari mati kau?" ucap salah seorang anak buahnya. Dia langsung menghampiriku dan langsung melayangkan tinjunya ke arah wajahku. Aku hanya terdiam saja hingga tangan itu pun berhenti tepat di depan wajahku.
"satu ujung jari kau menyentuh tubuhnya, kau tidak akan kembali bernafas" ucap Ido. Ya dia Ido, yang menghentikan tinju ini.
"hentikan Bono" ucap orang dengan setelan jas lengkap itu. "saya juga minta maaf karena kurang berhati-hati di persimpangan ini" dia menunduk. "ayo pergi" ucapnya pada kelima anak buahnya. Siapa dia sebenarnya, sangat jarang di lingkungan seperti ini ada orang seperti itu yang diikuti beberapa orang dibelakangnya.
"Pak Cakra ga kenapa-kenapa Pak?' tanya Ido menyadarkan lamunanku.
"ga kenapa-kenapa"
"ini trolley punya siapa ya?" tanya seorang wanita di dekat mesin kasir disana.
"saya mba" ucap Ido. Aku dan Ido segera bergegas ke kasir untuk membayar semua belanjaan kami.
"totalnya 5.564.000" ucap mba kasir. Aku menyerahkan kartu kreditku. Setelah membayar langsung kami menuju parkiran, sepanjang ke tempat parkir aku terus kepikiran siapa orang itu. hingga Ido kembali menyadarkan lamunanku.
"ayo pak kita ke Apartement" ucap Ido. Ah iya, aku pun langsung masuk. Ido yang membawa mobil. Setibanya di apartement pun aku langsung duduk di sofa. "Pak, baik-baik aja kan?"
"saya masih kepikiran siapa orang tadi itu, ga biasanya aja ada orang kaya begitu di supermarket"
"mungkin lagi nyari popok pak buat istrinya"
"nyari popok harus dikawal sama anak buah kaya gitu, emangnya supermarket kasino apa?"
"istrinya lagi ngidam kali Pak Cakra"
"hah kamu ini ada-ada aja, yaudah kita beresin belanjaannya. Bahan makanan harus dimasukin dalam kulkas"
"tapi belanjanya banyak banget sih pak"
"ya buat keperluan kita, lagi juga temen saya yang dari Korea kan bakal tinggal. Masa iya di kulkas kita ga ada apa-apa. Kemarin aja kita makan beli"
"tapi banyak banget ini pak, satu RT baru abis kali ini pak"
"ya kamu bantu abisin dong, trus masak"
"saya ga bisa masak pak, makanya selama ini di kontrakan saya ga pernah beli alat-alat masak. Eh ada deh pak, panci aja buat masak air"
"biar mateng ga masaknya?" tanyaku sambil terkekeh.
"ahahahahah bisa aja pak cakra" aku pun bergegas mengambil belanjaan dan menyusun pada tempat-tempat yang seharusnya. Ido mau masukin mie instan ke dalam kulkas. Ya masa sih mie instan di dalam kulkas. Setahun juga ga akan busuk ini mie instan. Sayuran buah daging dll udah masuk. Makanan ringan juga udah di rak. Tinggal beresin sabun-sabun dan akhirnya selesai. Aku melirik jam ternyata ini sudah malam, sudah jam sepuluh lewat. Pantas saja aku sudah tidak lihat Fiki dan Fiko lalu lalang. "do, saya mau pulang. Besok saya ga kesini, sabtu juga baru bisa kesini sore. Jadi tolong kamu bantu temen saya itu ya"
"siap Pak Cakra"
"terus juga, kamu kan sabtu libur. Dia baru bisa sampe sini sekitar jam sepuluh, saya udah share lokasi. Kamu tunggu aja ya di depan. Oh iya, saya juga udah kasi nomor kamu ke dia. jadi kalo ada apa-apa dia bisa telpon kamu juga"
"Yes sir" ucapnya bergaya seperti seorang tentara.
"kamu ini.. yaudah saya pulang"
"hati-hati ya pak" aku pun tersenyum. akukembali teringat orang yang disupermarket tadi. Mungkin nanti aku perlu minta bantuanLomo untuk mencari tahu siapa dia sebenarnya.
ada tambahan karakter lagi nih gaes, orang korea. vote dan komen ya. tengkyu
KAMU SEDANG MEMBACA
Office Boy Ganteng
AksiIdo, sang Office Boy misterius. Dalam perjalanan hidup menjaga kedua adiknya dan mencari ibunya terlibat untuk misi penyelamatan. Tetapi penyelamatan adik-adiknya merupakan awal dari konflik dengan hutang budi masa lalunya. "kali ini akan aku pasti...