Cakra POV
"saya ga bisa terima pak, saya ga pantas juga menerimanya" ucap Ido. Dia mulai lagi, sepertinya dia memang agak menjaga jarak sih dengan orang-orang yang terlihat lebih punya jabatan dibandingkan dirinya. Sebenarnya aku tidak suka kalo ditolak seperti ini. tapi ini di tempat umum, bisa saja ia aku bentak. Tapi tidak mungkin. Sepertinya memberinya perintah Cuma satu-satunya cara agar ini bisa berjalan lebih cepat.
"kasi ktp kamu ke mas nya, ini perintah"
"baik pak" dia langsung nurut. Aku langsung membayar dan berpesan untuk segera di proses agar bisa segera digunakan. Tidak lupa aku berpesan agar id dan passwordnya agar ia tulis. Aku langsung lanjut ke tempat makan, memang sudah waktunya makan siang.
"kita makan siang apa do?"
"saya ikut aja pak" ah benar juga, meskipun aku bilang a b dan c dia akan bilang seperti itu. dia khawatir aku jadi emosi kalau dia membalikan omongan kalau dia hanya diminta menemani aku. "yaudah kita makan di resto Italy" dia kembali mengekor. "meja untuk 2 orang" ucapku pada waiter yang ada di depan resto italy ini. dia mengantarkanku dan ido ke meja yang pas. Langsung aku melihat menu nya. "1 pizza all cheese, fettucini la polo de carbonara nya 1, sama lemon squash. Kamu mau pesen apa do?"
"hmmm, saya ga ngerti pa tulisannya. Saya ga pernah makan di resto Italy" si mas waiternya sedikit terkekeh sama yang dibilang ido.
"fettucininya jadi 2, lemon squashnya jadi 2 juga ya" ucapku pada waiter itu.
"maaf pak, saya malu-maluin Pak Cakra"
"engga, santai aja. Ini kan pertama kalinya kita jalan bareng saya juga belum kenal kamu jadi saya harus siap dengan segala apapun, termasuk kamu nolak saya mau beliin kamu ponsel"
"tapi saya memang ga pantas nerimanya pak"
"sekali lagi kamu bilang saya ga pantas, saya pecat kamu!" ucapku tiba-tiba dengan nada tinggi. Aku memandang tajam ke dia. dia terdiam dan menunduk."denger do, kalo lagi sama saya jangan ulangin kata-kata itu lagi. saya yang memutuskan kamu pantas saya kasi atau engga. Kalo sama orang lain terserah kamu, yang jelas saya ga mau nerima penolakan dari kamu untuk barang apa yang saya kasi. Saya punya tujuan positif pastinya. Sekarang kita makan ya, anggap aja saya temen kamu saat ini" makanan pun datang. Aku lihat dia malah terdiam. "kenapa diam?"
"saya keingetan kedua adik saya pak, disaat saya makan-makanan enak disini. Ga tau mereka udah makan apa belum" aku tersentuh dengan apa yang baru saja dia bilang.
"nanti saya beliin buat adik-adik kamu ya, sekarang makan aja dulu ya. abis itu kita ke toko jas" kami makan dengan lahap. Sepertinya ido baru pertama kali makan makanan Italy seperti ini. dia bilang enak , menurutku rasanya standard saja.
setelah membayar kami langsung ke toko jas, aku meminta saran dari penjaga toko nya. Segera aku ambil beberapa kemeja dan beberapa model jas yang menurutku aku suka. Aku minta ido duduk disana agar setelah aku berganti dia bisa menilaiku. Yang pertama aku langsung keluar. "ini gimana do?"
"bagus pak" responnya bagus. Aku lanjut ke jas yang kedua.
"yang ini gimana do?"
"bagus pak" hmmmm. Aku lanjut yang ketiga.
"yang ini gimana?"
"bagus pak" kok bagus semua sih. Apa dia dibayar sama yang punya toko. Aku lanjut yang keempat.
"yang ini?"
"bagus pak" aku langsung naik pitam. Aku hampiri dia. dia langsung menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Office Boy Ganteng
AksiIdo, sang Office Boy misterius. Dalam perjalanan hidup menjaga kedua adiknya dan mencari ibunya terlibat untuk misi penyelamatan. Tetapi penyelamatan adik-adiknya merupakan awal dari konflik dengan hutang budi masa lalunya. "kali ini akan aku pasti...