IDo POV
"ya Pak cakra" aku pun membuka pakaianku dan menyisakan boxer ku saja. setelah aku merebahkan tubuhku disamping Pak Cakra. Ia memelukku erat. Hingga rasa hangat ini pun menenggelamkanku pada kenyenyakan tidur.
Keesokan paginya aku terbangun, Pak Cakra sudah tidak memelukku. Aku lihat jam sudah pukul 9. Aku harus membuat sarapan. Setelah aku keluar ternyata disana Fiki dan Fiko sedang menonton TV.
"abang tumben bangunnya siang" ucap Fiki.
"iya abang capek banget soalnya" ucapku.
"om cakra udah bangun bang?" tanya Fiko.
"belum, jangan berisik ya. takut ganggu Om cakra tidur" ucapku. "oh iya, kalian udah sarapan?"
"udah bang, kita masak mie goreng" ucap Fiko.
"hah? Mie goreng?"
"iya mie instan goreng, abisnya Cuma itu yang bisa kita buat" ucap Fiki.
"maafin abang ya dek"
"gapapa bang, sesekali abang juga butuh istirahat lebih. Beda sama kita berdua yang selalu di dalam ruangan ini" ucap Fiko. Ucapannya membuatku tertegun, mereka seperti burung dalam sangkar saat ini. beda sekali dengan saat di kontrakan. "bang, kita bosen di sini. Kita boleh jalan-jalan ga? Ke taman disitu aja tuh" ucapnya menunjuk sambil berjalan ke arah balkon. Aku kasihan sama mereka.
"boleh, tapi jangan lama-lama ya. sebelum jam makan siang udah balik ya"
"hore...." Ucap mereka berdua.
"ssstttttt..... "
"maaf bang, lupa" ucap Fiki.
"yaudah ini kunci kartu nya,nanti kalo kalian mau pulang tanya cara baliknya tanya satpam aja ya. biar dia nemenin kalian sampe ke sini lagi"
"rebes bang" ucap Fiko. Mereka pun segera berlari keluar. aku melihat sekeliling, ternyata bekas makan malam semalam belum beres. Aku pun memakai singlet tipisku. Lalu segera menuju wastafel cucian piring. Satu per satu aku cuci piring-piring kotor ini. cukup banyak yang harus aku bersihkan. Di saat pertengahan membersihkan piring-piring kotor ini pintu kamarku terbuka. Pak Cakra keluar masih hanya dengan boxernya.
"pak Cakra udah bangun" ucapku. dia tidak merespon. Aku langsung melanjutkan pekerjaanku. Hingga aku bisa merasakan sesorang memeluk dari belakang dengan kedua tangannya memeluk pinggangku. Apa pak cakra masih mabuk?
"diam dulu do, saya butuh kondisi seperti ini" ucapnya. Aku pun diam, bahkan air yang mengalir dari keran aku tidak matikan dan menghentikan pekerjaanku. Kepalanya bersandar pada bahu kiriku, aku bisa merasakan setiap nafasnya. Aku juga bisa merasakan detak jantungnya di punggungku. "kamu tahu do? Orang yang paling saya sayangi saat ini siapa?"
"Seung Jin?" jawabku Spontan. Aku tidak mendengar balasannya. Dia mengangkat kepalanya dari tengkukku lalu membalikan tubuhku.
ia langsung mengecup bibirku seperti saat dulu. Ciumannya juga berubah menjadi nafsu dan berusaha membuka mulutku. Aku pun terhanyut dalam permainannya, aku membuka mulutku dan mulai membalas ciumannya yang penuh nafsu ini. ia menarik tubuhku sehingga tubuh kami saling menempel. Lalu ia memegang kepalaku, memastikan pagutan kami berlangsung dalam kendalinya.
Kedua tanganku menelusup ke dalam boxernya dan membelai kedua belahan pantatnya. Ia sekarang beralih pada leherku, ia cumbu leher kiriku bergantian dengan leher kanan. Aku mendesah menikmati perlakuannya. Sesekali ia ke telingaku dan menjilatnya. Hal itu membuatku semakin bernafsu untuk mengambil alih permainan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Office Boy Ganteng
ActionIdo, sang Office Boy misterius. Dalam perjalanan hidup menjaga kedua adiknya dan mencari ibunya terlibat untuk misi penyelamatan. Tetapi penyelamatan adik-adiknya merupakan awal dari konflik dengan hutang budi masa lalunya. "kali ini akan aku pasti...