Ido POV
"saya ga mau aja pak, adik-adik saya jadi manja. Sedangkan kondisi keluarga kami sangat terbatas"
"iya, maka dari itu. biarin untuk malam ini aja ya. setelah itu kamu beri mereka pengertian, soal bagaimana caranya kamu yang lebih paham" ucap Pak Cakra. Mataku berkaca-kaca saat ini, aku tatap Pak Cakra. Dia pun menatapku. Belum pernah ada orang yang sangat perhatian dengan keluargaku seperti ini. "anggap aja ini bonus buat kamu karena udah nemenin saya kemarin"
"baik pak, terima kasih" ucapku.
"formal banget ngucapinnya haha" ucap Pak Cakra sambal terkekeh. Tidak lama Fiki dan Fiko kembali, Pa cakra langsung berjongkok. "mau naik apa lagi?"
"naik kincir om" ucap Fiki. Pak Cakra langsung memasukan tangannya ke sakunya dia langsung memberikan selembar uang 50ribu masing-masing ke Fiko dan Fiki.
"nih ambil uangnya, hati-hati ya naiknya. Nanti kita ketemu disini lagi" ucap Pak Cakra. Mereka berdua pun langsung lari ke arah kincir disana. "yuk keliling" ajak Pak cakra. Aku pun berjalan disampingnya. "di New York, kondisi seperti ini namanya carnival. Mirip-mirip sih tapi wahana nya lebih banyak terus adanya Cuma summer aja" disaat ia bercerita, kami pun langsung berhenti di toko permainan tembak. "bentar, yang ini juga ada nih di New York" aku hanya mengekori dia. "berapa tiketnya Pak?" tanya nya ke penjaga toko.
"5ribu bang, buat 3 kali kesempatan tembak" ucapnya. Pak Cakra langsung mengeluarkan uang 50ribu.
"beli 10 tiket" ucap Pak Cakra. "liatin saya do, saya jago main ginian. Nanti kamu bawa pulang bonekanya ya hahah" aku tidak tahu apa yang dia maksud. Tembakan pertama jauh melenceng, kedua, ketiga sudah mendekati. Hingga dari tembakan kedua puluh lima tembakanya sama sekali tidak ada yang mengenai target. "udah ah, saya males main" ucapnya tiba-tiba. Wajahnya terlihat masam. Ahahahah, baru kali ini aku lihat wajah Pak Cakra yang bête.
"pak, masih ada 5 tembakan lagi loh" ucap abang tokonya.
"nih kamu aja yang main do" ucapnya lalu memberikan senapan mainan itu kepadaku. Sesekali main mainan seperti ini sepertinya seru juga. Aku membidik targetku, papan disana adalah tergetku. Tembakan pertama meleset, bahkan juga yang kedua."hahahhhaahahah" Pak Cakra tertawa dibelakangku. Aku menarik nafas dan memfokuskan pandangaku. Dor.... tembakan ketiga mengenai target di sebelah kiri. Tembakan keempat mengenai target ditengah dan tembakan kelima mengenai target disebelah kanan. "kok kamu do...." Ucapnya seakan tidak percaya.
"silahkan pilih bang hadiahnya, menang 3 bisa dapat boneka yang dibawah" disana ada boneka beruang, kuda dan aku tidak tahu yang 1 apa lagi.
"pak Cakra mau boneka yang mana?"
"terserah kamu aja" aku pun pilih boneka beruang. Lalu aku berikan ke Pak Cakra. "loh kok dikasi saya?"
"kan tadi bayarnya pakai uang Pak Cakra" ucapku.
"saya ga mau ah pegang itu boneka" dia langsung kembali berjalan untuk berkeliling. Di depan aku lihat dia berhenti di salah satu tukang makanan, ini telur gulung. "ini makanan apa do? Kok rame yang antri?"
"namanya telur gulung pak" ucapku sambil memegang boneka beruang yang cukup besar ini.
"saya mau beli do. Pak, mau beli ya 50ribu" abang tukang telor gulungnya kaget dengan orderan 50ribu.
"iya, bentar ya bang. Anak-anak yang antri duluan ya, yang dibikinin" ucap abang tukang telur gulung.
"oke" jawabnya singkat. Fiki dan Fiko pun kembali, mereka masing-masing membawa topi disana. "Fiki Fiko" panggil Pak Cakra. "sini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Office Boy Ganteng
ActionIdo, sang Office Boy misterius. Dalam perjalanan hidup menjaga kedua adiknya dan mencari ibunya terlibat untuk misi penyelamatan. Tetapi penyelamatan adik-adiknya merupakan awal dari konflik dengan hutang budi masa lalunya. "kali ini akan aku pasti...