Bos Baru

4.1K 167 13
                                    

Mio POV

"ah kurang kali ya" aku kembali mengambil beberapa ratusan ribu dari dompetku. "ini mas tolong diterima ya"

"sekali lagi saya ikhlas mba, bukannya saya menolak rejeki tapi saya rasa tidak pantas saja saya menerima uang itu. meskipun saya memang sangat butuh uang saat ini" aku terdiam sesaat. "saya lanjut jalan lagi ya mba" ga seharusnya aku bilang kurang tadi ya. bodoh banget sih. Pasti tersinggung lah dia. masa iya juga nyawa anak pemilik pengusaha terkenal Cuma berharga ratusan ribu.

"mas tunggu.." ucapku lagi. segera aku hampiri dia. dia hanya menunduk ketika aku menghampirinya. "sekali lagi maaf ya mas, bukannya saya merendahkan mas tapi saya spontan aja untuk kasi mas imbalan. Kalo mas nya ga terima ga apa-apa. Tapi boleh saya tau mas nya mau kemana?"
"saya lagi cari kerja mba, susah banget cari kerjaan di pandemi gini" oooh dia lagi cari kerjaan ternyata. Mungkin aku bisa bantu kali ya, akan aku naikin harga nyawa anak pemilik pengusaha terkenal menjadi sebuah kehidupan. Aku lihat peluhnya sudah membasahi dahinya dan juga pakaiannya.

"mas nya mau ikut saya?"

"ikut kemana mba?"

"kerja, tapi lowongan nya Cuma ada office boy" ucapku sedikit memelankan suara diakhir.

"boleh mba" ucap dia dengan antusias. Wah ga nyangka responnya bakal kaya gini. "yaudah ikutin saya ya" aku pun berjalan menuju gedung dimana ayahku bekerja sebagai pimpinannya. Bisa lah ini mas nya langsung masuk jadi office boy, itung-itung balas budi. Ga jauh dari lobby gedung aku liat sopirku lagi celingak-celinguk. "kemana aja kamu ndri?"

"saaay... saaayyaaaa" ucapnya terbata-bata.

"hah, paling lo tidur lagi. entar papah deh yang urus kamu" ucapku meninggalkan dia. mas ido masih mengekor di belakangku. Beberapa karyawan menyapaku aku pun tersenyum balik ke arah mereka. tapi setelah itu mereka memandang aneh ke belakangku. Ini pasti gara-gara ido yang mengekoriku. Aku langsung menuju lift. Aku langsung menekan tombol liftnya lalu terbuka. Aku pun langsung masuk.

"maaf mas, ini lift VIP" ucap security menghalangin mas Ido.

"gapapa dia sama aku" ucap ke security itu. dia pun mempersilahkan masuk mas ido. Ketika pintu lift tertutup aku pun langsung buka suara. "nanti mas ido ketemu sama papah aku, dia yang punya perusahaan. Semoga aja papah aku terima kamu ya jadi OB"

"ya mba, makasih banyak" ucapnya kembali tertunduk. Lift pun kembali terbuka di lantai 35. Dia kembali mengekoriku. Di depan ruangan papah aku menyapa sekretarisnya. Ia pun tersenyum dan mempersilahkan aku masuk.

"oooh Mio, kenapa kamu balik lagi?" tanya papah.

"ada incident kecil" ucapku tersenyum pahit.

"lalu ini siapa?" tanya nya lagi.
"bentar ya pah, silahkan duduk mas ido" ucapku mempersilahkan nya duduk di kursi di depan meja papah. "jadi gini pah, tadi aku dijambret"

"kok bisa? Trus dia jambretnya" ucapnya menunjuk ke mas ido. Mas ido pun kaget di tuduh jambret.

"ih papah dengerin dulu" aku pun menceritakan apa yang baru saja aku alami, papah langsung kesel sama Andri. "udah pah, jangan dibawa emosi. Tinggal papah putusin aja masih mau pake dia lagi apa engga" dia menghela nafas dan menurunkan bahunya, dia terlihat mulai rilex. Saat ini dia sudah berumur kepala lima tapi dia masih sanggup mengurus perusahaan ini sendirian. Aku dengar adikku akan datang sebulan lagi dan menggantikan posisi papah. Ya, papah memang sudah saatnya beristirahat dan menikmati masa tuanya.

Office Boy GantengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang