2. Bercerita ✅

435 40 13
                                    

Sebelum Baca jangan lupa tap bintang dulu ya!⚠

Happy Reading🍭

•••

Dari banyak manusia di dunia kenapa harus aku? Kenapa bukan mereka yang mempunyai segalanya. kenapa?

Kenapa Harus aku juga yang dipisahkan dengan Mamaku? Kenapa gak orang lain saja.

Dimalam hari Amora selalu bertanya-tanya kenapa hidupnya semenyedihkan ini, dituntut ini-itu, dan selalu dibedakan. kenapa hidupnya tidak sejalan dengan keinginanya. Kenapa ada saja orang yang sudah menatanya dengan Rapih.

Keinginanya untuk menjadi dokter harus pupus, karena ditentang habis-habis san oleh papanya. Amora yang ingin sekali jadi dokter terpaksa harus mengikuti keinginan papanya menjadi pembisnis.

"Kenapa gak anak kesayangannya saja yang menjadi penerusnya."

Amora selalu bertanya-tanya dari malam hingga pagi, dari pagi hingga malam, begitupun sampai seterusnya.

***

Saat ini Amora dan Wulan sedang berjalan menuju kantin untuk mengisi perutnya yang sedang lapar.

"Haduh soal-soalnya susah banget bikin gue puyeng," dari tadi Wulan terus saja berceloteh hingga membuat telinga Amora sakit, pasalnya Wulan bercerita begitu keras dan nyeroscos tidak bisa pelan-pelan.

"Haduh Wulan lo bisa gak sih pelan-pelan aja ngomongnya, kayak takut ketinggalan aja,"

"Hehe, habisnya gue sering lupa mau ngomong apa, makanya gue borong aja sekalian."

Tak sengaja Amora melihat gerombolan Okky didepan pintu kantin. Amora terus berjalan saja tampa melihat mereka. "Awas!" teriak Wulan sambil mendorong tubuh Agil.

"Biasa aja dong, gak usah kasar," ujar Agil sembari sinis.

"Bodoamat."

Hingga Amora berhenti berjalan karna sesuatu yang ada didepanya. "Amora mau jajan? kalau mau nih uang nyah." Ujar Vanya kakak tirinya itu sambil menyodorkan lembaran uang bewarna merah. Amora muak dengan topeng wajah polos yang dipakai oleh Vanya, entah kenapa Amora melihat Vanya seperti ingin menelan hidup-hidup. Lihat saja dengan tak sopanya Vanya bertanya mau jajan sambil menyodorkan uang didepan banyak orang kesanya seperti ingin menghina Amora miskin. Walau Vanya sering baik kepada Amora tapi Amora tak menginginkan kebaikan Vanya, entahlah Ia merasa kebaikanya bukan Real.

Amora tersenyum sinis dan mengambil uang itu, dikira dia pengemis apa? "Gue bukan pengemis dan Gue gak semiskin itu yah buat minta-minta, dasar Anak manja." Ujar Amora sambil mengembalikan uang itu ketangan Vanya. Lalu Amora pergi mencari tempat duduk.

"Lain kali lo gak usah gitu lagi sama Mei." Ujar Okky kepada Vanya. Entah kenapa Okky jadi tidak suka melihat Vanya yang Ah entahlah Okky pun tak tahu, menurutnya apa yang disukai Amora, Okky pun akan menyukainya begitupun sebaliknya jika Amora tidak suka maka Okky pun tidak suka. Okky hanya akan mengikuti apa yang disukai atau tidak oleh Amora.

"Amora kenapa kamu begini sih 10 tahun aku tinggal sama kamu kok kamu masih ketus sama aku." Batin Vanya.

Amora Duduk dimeja kantin sendiri, hingga kesendirianya dipenuhi dengan suara gaduh milik Agil dan Wulan entah kenapa dua orang itu jika disatukan Berisiknya bukan main. "Kalian kalau mau berisik jangan disini!" Ujar Amora jengkel.

"Habisnya nih si kodok burik," ujar Wulan sambil menunjuk Agil.

"Lo duluan Kadal Guritno!" balas Agil tak ingin kalah.

"Kok nyalahin gue sih! lo duluan!"

"Lo duluan!"

"Lo!"

AMORA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang