4. Coklat & Boneka Kukang ✅

274 35 5
                                    

Sebelum Baca jangan lupa tap bintang dulu ya!⚠

Happy Reading🧚‍♀️

•••

Saat ini Amora sedang menunggu nilai hasil Ulangan Harian Biologi, Ia terus berdoa semoga Nilai nya cukup memuaskan.

"Nilai tertinggi diraih oleh Ananda Amora Almeida dengan nilai 90," ucap Bu Intan sambil bertepuk tangan, Amora yang mendengarnya tak percaya dan berjalan kedepan. "Selamat yah Amora ibu bangga sama kamu pertahankan."

Amora tersenyum melihat nilai 90 yang tertera di kertas putih itu, ia terharu tidak menyangka. Bukan karena ia tak pernah mendapatkan nilai 90 justru itu ia semakin kesini nilainya malah semakin kecil. Maka ia harus lebih ekstra belajar dan terus belajar.

Saat dirumah Amora memberikan kertas itu kepada papahnya. "Kamu ini kenapa sih papa minta nilai 90 lebih kenapa ini mentok banget!" murka Beni.

"Pah segitu aja aku udah seneng,"

"Seneng? Seneng kamu bilang?!" Ujar Beni membentak sambil melempar kertas itu ke muka Amora.

"Papah ini kenapa sih haus banget yah akan nilai, aku udah belajar semaksimal mungkin sebisa aku tapi gak pernah papa hargai aku dapet nilai 90 aja papah masih tetep marahin aku. ternyata benar kata orang, Anak Ambisius itu banyak tertekannya." Amora menghela nafas kecil sembari tersenyum kecut.

"Pah, Bukan tentang seberapa besar angka yang tentera di kertas putih itu, tapi seberapa besar rasa sayang papah terhadap aku Amora anak papah,"

"Aku bersyukur bisa dapat nilai 90 Papa tahu kenapa aku bersyukur karena sesuai perjanjian kita. Aku dapat nilai 90 itu artinya aku bisa makan dirumah." Ujar Amora sambil menatap Papahnya.

"Walaupun makan seadanya." ujar Beni.

Amora menganguk.

"Oke Bi Ipah akan nyiapin semuanya kamu tinggal makan abis itu papa kasih kamu istirahat 30 menit lalu belajar agar gak mentok di 90."

Amora menganguk ia akan makan seadanya. Amora tetap bersyukur bisa merasakan makan dirumah walau tidak bareng keluarganya. Karena sering kali Amora tidak pernah makan dirumah karena waktunya dipakai buat belajar dan belajar. Atau lebih tepatnya papahnya tidak mengizinkan makan dirumah itupun harus mendapatkan nilai 90 lebih. Coba bayangkan Disaat orang lain pagi-pagi sudah disiapkan sarapan namun, kadang tak dimakan saking buru-burunya. maka berbeda dengan Amora ia malah bersantai berharap ada keajaiban dipagi hari papahnya bisa mengajaknya sarapan pagi. Namun sampai saat ini keajaiban itu belum juga datang, Ia akan tetap bersabar dan tidak akan membandingkan hidupnya dengan orang lain, Ia menghargai apa yang ia punya.

***

Malam ini Amora sedang belajar di meja belajarnya ia sangat fokus melihat angka yang berada di bukunya itu. Hp Amora berbunyi ia langsung mengangkat telpon itu tidak ada nama tapi langsung saja ia angkat siapa tau penting.

"Hallo bebep memei, lagi ngapain? pasti mikirin bebep okky kan?!"

Ternyata sangat tidak penting banget. Langsung saja Amora mematikan hpnya.

Tringgg.. tringgg...

Sampai panggilan ketiga Amora tak mengangkatnya.

Ting.. Amora tau itu suara pesan namun ia acuhkan.

08575***: "Bebep Memei angkat dong! Nanti aku nangis nich :( kamu belum tau kan nangisnya aku kayak gimana!"

"p"

AMORA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang