49. Bertemu✅

66 2 0
                                    

Amora tidak percaya dengan apa yang baru ia lihat. Apakah ia sedang bermimpi? Jika memang ini mimpi tolong jangan bangunkan Amora.

"Mama!"

Panggil Amora sekali lagi.

Orang yang baru saja ia panggil, seketika terdiam.

"Mama ini Alda, ma. Mama masih inget Alda kan?" Tanya Amora yang sudah bercucuran air mata.

"Mama ini aku, Alda. Anak mama,"

"A-alda?" Ujar Dewi pelan. Sembari berusaha mengingat orang yang ada dihadapannya.

"A-alda? Anakku?" Dewi berusaha mengingat sembari meringis pelan. Tiba-tiba kepalanya terasa pusing karna memaksa mengingat sesuatu. Dewi duduk di shofa dan berusaha mengingat masalalunya. Kepingan ingatan mulai terkumpul.

Amora bersimpuh dihadapan Dewi. "Iya Ma, ini aku. Alda, Amora Almeida. Anak mama!"

"Mama kemana aja? Selama ini aku nyari Mama!" Amora terus saja menangis. Bahkan orang-orang yang berada disana diam seribu bahasa. Tidak ada yang berani mengeluarkan satu kata pun.

Kali ini Amora memaksa, ia tidak ingin melepaskan Mamanya begitu saja. Amora pun mengambil poto yang selalu ia bawa, dan memperlihatkanya ke Dewi. "Lihat Ma. Ini mama, dan ini aku waktu kecil. Mama ingat kan?" Ternyata memang benar dipoto itu ada Amora dan seorang wanita yang mirip sekali dengan Dewi. Dipoto itu mereka sedang bermain dihalaman.

"Mama lihat ini tanda lahir Alda, mama masih ingat kan?" Tanya Amora sembari memperlihatkan tanda lahirnya yang berada di tangan sebelah kirinya.

"Alda sini sayang, makan dulu yuk!"

"Mama, Alda sayang banget sama Mama."

"Mama kita tidur bareng yuk."

"Mama kok papa jahat sih,"

"Mama mau kemana?"

"Mama jangan tinggalin Alda sendiri. Alda takut."

"Alda, kamu disini yah sama papa, nanti Mama kembali buat jemput Alda."

"Kamu jangan bandel, harus nurut sama papa."

"Arghh..."

Dewi yang sudah mengingat masalalunya. Langsung memeluk Amora. "Alda anakku!"

"Mama.."

"Alda kangen sama mama, mama kemana aja?"

"Mama disini sayang, kamu jangan takut, maafin mama gak jemput kamu. Kamu gakpapa kan? Kamu gak ada yang terluka kan?"

"Dunia Alda baik-baik saja kalo sama Mama."

"Mas, ini Alda anak kita," ujar Dewi memberitahu Gibran.

"Maksudnya?" Tanya Gibran yang tidak paham.

"Iya mas ini Alda anak kita. Biar Aku ceritakan semuanya. Waktu itu aku pulang dari rumah sakit. Aku mau pergi kekantor kamu buat kasih tahu kamu kalau aku sedang mengandung anak kedua, yaitu Alda. Sebelum aku sampai kekantor, aku diculik sama gerombolan orang jahat. Dan itu adalah suruhan Beni, dia tahu kalau aku sedang mengandung. Dia mengancamku akan membunuh kamu, kalau aku tidak mau menurutinya. Aku tinggal beberapa tahun sama dia. Begitu Alda lahir Beni sering berperilaku kasar karna Beni berharap anak yang aku lahirkan adalah Laki-laki untuk mengambil alih perusahaan kamu. Tapi, yang lahir malah perempuan. Dia memisahkan aku sama Alda, dia mengarang cerita agar Alda membenciku. Dan waktu itu aku diusir, aku tidak tahu harus pergi kemana. Hingga kecelakaan terjadi. Dan setelah itu aku tidak ingat apa-apa.."

"Jadi ini anak Aku?" Tanya Gibran memastikan. Dewi pun menganguk.

"Alda anakku!"

Gibran pun langsung memeluk putrinya.
"Maafkan papa karna papa baru tahu sekarang. Andai papa tahu dari dulu, mungkin kamu gakbakalan hidup sama manusia keji itu,"

AMORA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang