"Mei kamu dimana?" Sudah larut malam tetapi Okky belum menemukan keberadaan Amora.
Okky terus saja menelpon Amora, namun tak ada satupun panggilan terjawab. Mengirim pesan sampai ratusan kali. Namun nihil tak ada balasan.
"Mei, kamu dimana sih?" Okky terus saja memukul stir mobil. Entah kemana lagi harus mencari Amora. Hujan yang deras tentunya sangat membuat Okky kesusahan mencari Amora.
Tiba-tiba dering ponsel mengangetkan Okky. Rupanya panggilan dari Amora.
Langsung saja Okky mengangkatnya.
"Hallo,"
"Kamu dimana? Aku ada
Di apartement kamu,"Setelah panggilan dimatikan Okky buru-buru menyusul Amora yang katanya berada di Apartementnya.
Perjalanan membutuhkan waktu yang cukup lama. Karna hujan deras membuat Okky merasa kesusahan.
Setelah cukup lama diperjalan, kini Okky sampai didepan Apartementnya. Matanya melihat Amora yang sedang lesehan di depan pintu.
"Mei." Okky berlari menghampiri Amora dan langsung memeluknya.
"Kamu kemana aja? Ayok kita bicara didalam."
Okky pun membawa Amora masuk. Membawakan selimut dan menyelimuti Amora.
"Bentar yah, aku bikinin teh dulu." Dengan gesit Okkypun kembali membawa secangkir teh hangat dan memberikanya kepada Amora.
Keheninganpun melanda keduanya. Hingga Amorapun membuka obrolan.
"Okky," panggil Amora pelan.
"Kenapa hmm?"
"Aku mau mati,"
Okky yang mendengarnya tentunya kaget. "Kenapa kamu bilang seperti itu?"
"Aku capek, aku gak sekuat itu untuk bertahan. Aku gak punya alasan lagi untuk hidup. Semuanya pergi seiring berjalannya waktu, semuanya hanya omong kosong, semua orang itu jahat. Sekarang Kamu tahukan hidup aku seperti apa, kamu menyaksikan semuanya,"
"Hei, emangnya kamu gak mau bahagia sama aku? Kamu boleh menganggap semua orang jahat. Tapi ingat satu hal, apapun masalahnya aku akan selalu bersama kamu,"
"Apapun masalahnya? Kamu bohong. Kamu juga sama akan meninggalkan aku. Aku sudah gak percaya lagi sama omong kosong orang-orang. Aku capek,"
"Engga Mei, aku gak berbohong. Aku akan selalu bersama kamu. Aku gak bakalan ninggalin kamu, hidupku hanya untuk kamu Mei,"
"BOHONG!"
"Percaya sama aku,"
"AKU GAK PERCAYA!"
"Apa yang harus aku lakukan, agar kamu percaya?"
"Hanya sebuah kebenaran yang akan membuktikan,"
"Kasih tau aku, kebenaran apa yang sedang kamu sembunyikan!"
Amora terdiam, lalu melanjutkan ucapanya, "A-aku hamil,"
"Iya aku tau."
"Tapi aku gak tau, siapa ayah dari anak ini." Okky yang mendengarnya terheran.
"Maksud kamu?" Tanya Okky yang seketika membuat Amora terdiam. "Jawab mei, aku butuh jawaban dari kamu."
"Saat kamu ijin mengambil motor kamu. Ada seorang yang datang dan membiusku. Aku gak tau apa yang terjadi. Tapi setelah aku sadar aku sudah berada di ruangan gelap tampa sehelai kain. Aku gak tau apa yang terjadi. Tapi..."
Okky terus mendengarkan cerita dari Amora.
"Tiba-tiba lampu nyala dengan keberadaan James di seberang. Dia mempunyai rekaman antara Aku dan James. Aku takut, waktu itu dia mengancamku. Agar aku meminta pertanggung jawaban dari dia atau rekaman itu akan tersebar. Tapi aku tidak mau. Aku meminta Andra untuk mengeluarkan James dan Jeslyn dari sekolah itu agar aku tenang dan terbebas dari ancaman itu. Tapi aku salah."
"Sekarang aku terserah kamu. Kamu mau percaya atau tidak. Aku melawan trauma ini sendiri ky, tampa dukungan siapapun. Aku gak peduli setelah ini kamu mau ninggali aku. Aku tau kamu pasti bakalan benci. Aku gakpapa ky, aku bakalan pergi."
Okky yang mendengarnya seketika syok. Bagaimana mungkin ini semua terjadi. Kenapa masalahnya begitu syulit. Dan ternyata ini alasan mengapa Amora meminta Andra untuk mengeluarkan James dan Jeslyn.
"Setelah ini aku gakbakalan nampakin diri aku didepan kamu lagi. Aku malu."
Okky langsung memeluk tubuh Amora. Dengan derai air mata Okky berbicara. "Enggak. Kamu gak boleh pergi. Aku sudah berjanji apapun masalahnya kita akan hadapin bareng-bareng. Aku gak peduli mau ini anak aku atau bukan. Tapi aku tetap akan bertanggung jawab mei. Aku sudah mempercayakan semuanya sama kamu. Aku gakbakalan dengan mudah ngelepasin kamu. Karna mendapatkan kamu gak semudah mengedipkan mata mei. Enggak, enggak kamu gak boleh pergi."
Amora membalas pelukan Okky. "Aku tau ini pasti berat buat kamu. Dan kamu layak mendapatkan wanita yang lebih baik. Aku jahat, aku sudah ngecewain kamu. Dari dulu aku memang gak pantas buat kamu,"
"Syutt... kamu pantas buat aku. Suatu hari nanti. Aku, kamu dan anak-anak kita akan bahagia bersama mei. Kita rancang masadepan kita dari sekarang. Kamu jangan nyerah. Nanti setelah lulus. Aku akan kerja, dan kamu harus kuliah. Bukankah kamu mau jadi dokter. Setelah anak kita lahir nanti. Kita akan membesarkanya bareng-bareng. Coba bayangin. Pagi-pagi nanti, Kamu masak didapur terus aku gangguin anak kita yang lagi bobo nyenyak. Terus anaknya nangis. Nanti kamu ngomel-ngomel sambil nyubit aku. Terus nanti kalau sudah sekolah, aku bakalan antar jemput anak kita. Terus kita harus sering liburan biar gak jenuh. Indah banget kan keluarga kecil kita nanti."
"Kamu gak boleh pergi. Kita akan membuka lembaran baru dan memulai kisah baru."
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORA (END)
Teen Fiction⚠ DIHARAPKAN UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU ❤ ⚠ Jangan lupa Vote+coment disetiap partnya yah!❤ ••• "Kalau mau jadi pacar gue..." "Kasih gue seribu mansion sebelum jam 12 malam, itu syaratnya." Amora Almeida. Yang sering dipanggil Mora adalah murid yan...