31. Calon Mertua ✅

81 9 0
                                    

Sebelum Baca jangan lupa tap bintang dulu ya!⚠

Happy Reading🧚‍♀️

•••

"Pah, hari ini aku izin mau main keluar. Boleh kan?"

"Main kemana? Sama siapa? Dan mau ngapain.."

"Anu.."

"Bawa pacarmu kemari, bukankah kamu sudah memiliki pacar? Kenapa tidak dikenalkan pada papa?" tanya Beni. Amora hanya tersenyum canggung lalu mengganguk. Mengirim pesan kepada Okky, lalu kembali kepada obrolan keluarga nya.

Akhir-akhir ini sifat Beni dan Mirna berubah drastis. Entah apa yang direncanakannya Amora sendiri pun tidak tahu. Berburuk sangka memang tidak boleh, tapi Amora sangat ragu mendapatkan perhatian lebih dari keduanya.

"Kalau Vanya udah punya pacar belum?" goda Beni.

"Ish enggak pah, aku mau fokus sekolah aja dulu," jawab Vanya yang sedang bersandar di bahu Papahnya.

"Anak-anak papa sekarang udah gede yah."

Ting.. Tong..

"Kayaknya pacar kamu udah nyampe." ujar Beni, lalu Amora pun beranjak dari duduknya. Membuka pintu, terpampang jelas wajah Okky yang sedang tersenyum cerah.

"Mana calon mertua? Gak sabar nih ngenalin Diri,"

"Ayo masuk."

Lalu Okky dan Amora pun memasuki rumah. Menghampiri keluarganya yang sedang berkumpul.

"Ass... Hah? Om?" ujar Okky kaget.

"Ka.. Kamu?"

"Kalian saling kenal?" tanya Amora. Yang dibalas gelengan kepala keduanya.

"Biar gak gugup, aku tau tapi aku gak deket." tutur Okky. Amora pun manggut-manggut.

Okky pun dipersilahkan duduk didekat Amora. "Oh ya Om, Martabak Coklat+keju spesial buat Om calon mertua kesayangan." Okky pun menyodorkan plastik yang didalamnya terdapat sekotak martabak. Beni pun menerimanya dengan senang hati.

"Saya sepertinya pernah melihat kamu," ucap Beni.

Okky tersenyum lebar dan langsung menyalami tangan Beni. "Oh ya Om, perkenalkan nama saya Okky, cowok paling kaya. Pacarnya Amora Almeida, calon menantu Om dan tante, dan calon imam Memei. Aamiin, restui aku sama Memei yah Om, tante. Aku maksa nih."

Beni dan Mirna tertawa. Mereka tidak menyangka, putrinya memiliki tipe cowok yang begitu aktif dan sangat pandai berbicara. Okky tidak terlihat sedang pencitraan. Sikapnya sangat apa adanya dan lucu.

Amora pamit kekamarnya untuk bersiap-siap pergi keluar.

"Tadi siapa nama kamu?"

"Okky, Om. Tapi kalau lengkapnya, Okkyza Giovani. Cowok paling kaya," ujar Okky percaya diri.

Beni terhenyak. Nama belakang Okky mengingatkannya kepada seseorang. Tidak mungkin kan, kalau...

"Om, diem-diem bae,"

Beni mengerjapkan mata. Pikirannya tentang orang di masa lalu seketika buyar.

"Oh, ya. Kalau boleh tau, pekerjaan Ayah kamu apa?"

"Papa aku punya perusahaan yang paling gede, Om. Makanya aku dijuluki anak orang kaya, kalau Om mau morotin saya juga boleh kok. Terus kalau Bunda, ngurusin Butik."

"Kok, ngurusin butik. Emangnya kamu gak diurusin?"

"Aku kan udah kurus Om. Kalau bunda ngurusin aku nanti aku naik motor bisa-bisa kebawa angin kayak layangan terbang." Beni mengurut pelipisnya. Dalam hati, dia beristighfar menghadapi mahluk seperti Okky.

"Boleh tau, nama orang tua kamu siapa?" Tanya Mirna serius.

"Papa aku namanya Gibran Giovani, kalau Bunda aku namanya Dewi Pramesida."

Nafas Beni dan Mirna tertahan. Tidak menyangka, dunia sesempit ini.

Beni memandang Okky lebih lama. "Om dan tante kenal sama Papa dan bunda aku?" tanya Okky, memecah lamunan keduanya.

Beni tersenyum kecil, kemudian menggelengkan kepala. "Saya berharap lebih sama kamu, saya percayakan Amora sama kamu. Saya harap kamu bisa menjaga anak saya dan Tolong bahagiakan dia."

"Saya tau Om, saya akan menjaga Amora dengan segenap jiwa raga saya, saya sudah berjanji pada diri saya sendiri. Dan Terimakasih sudah memberi kepercayaan pada saya."

***

"Hari ini aku mau memperkenalkan kamu sama Bunda, sekarang dia sedang berada di butik. Semoga aja butik nya sepi."

"Eh.. Kamu do'ain butik nya biar sepi?"

"Maksud aku semoga lagi sepi. Gitu.."

"Kamu kalo ngomong suka mancing emosi orang,"

"Bukan aku namanya. Udah sampe."

Okky dan Amora pun turun dari mobil. Melihat gedung yang sangat megah itu. Mata Amora terpukau melihatnya.

"Ayo kita masuk." Okky pun mengajak Amora memasuki gedung itu. Banyak karyawan dan pembeli yang sedang melihat-lihat baju bagus yang terpampang.

"Kamu tungguin dulu disini yan, aku panggilin dulu Bunda." Amora pun mengganguk. Ia melihat-lihat isi dari gedung yang sangat megah itu. Ternyata benar apa yang dikatakan Okky. Dirinya keturunan orang kaya. Pantas saja dirinya selalu diporoti oleh teman-temanya.

Lama menunggu akhirnya Okky kembali menghampiri Amora. Namun, tidak ada tanda-tanda Bundanya datang.

"Maaf yah, Bunda lagi sibuk banget. Dia pengen ketemu sama kamu tapi yah mau gimana lagi,"

"Iya gakpapa kok, aku ngerti. Bunda kamu kan lagi sibuk. Kita bisa bertemu dilain waktu."

"Yaudah deh, mending kita jalan ke taman aja yuk." lalu Okky dan Amora pun berjalan keluar untuk jalan-jalan ke taman. Tapi sebelum itu Amora melihat seseorang yang sama persis mirip...

"Gak mungkin kalau itu... Mama.."

•••

AMORA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang