1.Dosen Dingin

5.4K 203 9
                                    

Sebelum membaca jangan lupa follow dulu akun author nya ya teman-teman. Jangan lupa juga sertakan vote dan komen sebagai bentuk penyemangat untuk Author.

Thank and Happy Reading✨

*****

Menjadi primadona adalah impian bagi para gadis di kampus Internasional Jaya. Namun menjadi primadona tidak mudah di kampus elit ini, gadis itu harus memiliki kecantikan di atas rata-rata.

Ashalina Hameeda atau kerap di panggil Acha adalah gadis dengan kecantikan di atas rata-rata. Ia di juluki primadona karena memiliki paras yang begitu menawan. Namun Acha tidak pernah merasa dirinya adalah seorang primadona karena itu adalah keistimewaan bagi seorang Ashalina Hameeda, murah hati dan tidak sombong.

"Acha!"

Acha menghentikan langkahnya ketika namanya di sebut oleh seseorang. Acha menoleh mendapati sahabat karipnya tengah berlari kearah nya.

"Kenapa?" tanya Acha saat Febri sudah ada di depannya.

Febriana Dewi adalah sahabat yang paling dekat dengan Acha. Dari SMP mereka sudah berteman sampai kuliah pun mereka memilih kampus dan jurusan yang sama. Sebenarnya Febri yang selalu mengikuti kemana pun Acha pergi karena Acha memiliki sifat yang mudah percaya dengan orang. Febri sebagai sahabat yang baik tidak ingin sahabatnya itu kenapa-kenapa.

Dulu saat SMP Acha hampir saja di culik dan di lecehkan oleh pria tidak di kenal dengan di iming-imingi akan membelikannya es cream. Acha tidak akan pernah menolak makanan manis dari siapa pun meskipun orang itu ada niat jahat kepadanya.

"Lo kemana aja sih baru datang?!" tanya Febri ngos-ngosan.

"Dari rumah lah," jawab Acha santai.

"Lo tahu gak di kampus kita ada dosen baru, masih muda, mana cakep lagi!" ujar Febri heboh.

Acha hanya memutar matanya malas, sudah menjadi kebiasaan Febri seperti ini jika bertemu dengan pria tampan. Entah itu mahasiswa baru ataupun dosen baru yang baru saja Febri ceritakan.

"Gue gak peduli Feb, udah lah biarin aja."

Saat Acha hendak pergi dengan cepat Febri menahannya.

"Liat itu!"

"Ap---"

Ucapan Acha menggantung ketika seorang pria tengah jalan kearahnya dengan maco. Seketika kesadaran Acha teralihkan begitu melihat ketampanannya.

"Nganga kan lo lihat dosen ganteng itu," ujar Febri.

Acha tidak melepaskan pandangan nya kearah pria itu. Tanpa sadar Acha melepas tangan Febri dari lengannya dan berjalan kearah dosen itu.

"Eh, Cha, lo mau kemana?" panggil Febri namun tidak di gubris oleh Acha.

Acha menghadang jalan dosen itu dengan senyum mengembang sedangkan yang di hadang hanya menatap Acha datar.

"Selamat pagi Pak Dosen, selamat datang di fakultas ekonomi. Perkenalkan nama saya Ashalina Hameeda mahasiswi semester 4. Pak dosen cukup panggil saya Acha saja." Curcol Acha. Sedangkan Febri menepuk keningnya melihat sahabatnya yang begitu agresif melihat dosen baru itu.

Dosen yang baru saja Acha sapa hanya menatap datar Acha. Ia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari sapaan Acha lalu melewatinya begitu saja.

Febri menganga melihat tanggapan yang baru saja dosen itu berikan kepada Acha. Bukan hanya Febri, Acha pun menganga melihat balasan dari dosen itu.

Febri menghampiri Acha yang sedang memandangi punggung dosen tadi yang perlahan menghilang di belokan koridor.

"Cha. Untuk pertama kalinya gue ngeliat ada orang yang biasa aja ketemu sama lo," ujar Febri.

"Lo tahu apa yang ada di pikiran gue sekarang?" tanya Acha tanpa melepas pandangannya ke arah dosen itu menghilang tadi.

"Jangan bilang lo...." Febri lupa, selain mudah percaya Acha juga gadis paling nekat yang pernah ia temui.

Melihat ekspresi dosen tadi yang biasa saja pasti membuat Acha penasaran dan dia akan melakukan hal nekat apa saja yang akan membuat dosen itu terkesan kepadanya.

"Lo pasti udah tahu."

Tanpa basa-basi lagi Acha pergi ke arah dosen itu pergi.

"Cha! Jangan aneh-aneh deh. Dia dosen Cha!" teriak Febri namun di abaikan oleh Acha.

*****

Acha mengikuti dosen tadi dari belakang namun Acha kehilangan langkah dosen itu.

"Kemana perginya ya?" bingung Acha.

Acha mendengus, menyerah mencari keberadaan dosen ganteng itu. Acha ingin berbaik arah namun kepalanya terbentur sesuatu yang keras. Acha mendongak melihat apa yang menghalangi jalannya.

Acha menyengir melihat wajah dosen tampan yang baru saja ia cari.

"Pak dosen," cengir Acha.

"Kamu mengikuti saya?" tanya dosen itu. Acha semakin di buat terpanah mendengar suara dosen itu yang terdengar serak-serak basah.

"Ee... boleh kenalan gak Pak?"

Acha berdehem lalu mengulurkan tangannya kepada dosen yang belum Acha ketahui namanya.

"Acha."

"Berbicara dengan saya seperlunya saja jika tidak penting tidak usah ikuti saya."

"Perkenalan doang kok Pak!" ucap Acha menghentikan langkah dosen yang baru saja ingin melewatinya itu.

"Saya tidak ada waktu untuk hal tidak penting seperti ini."

Acha tidak masalah dengan sikap dingin dosen itu hari ini tapi lihat saja nanti dosen tampan itu akan terpikat kepadanya. Tidak ada yang bisa menolak pesona seorang Ashalina Hameeda.

#Gimana chapter pertama? Next?

MY LOVE SADNESS [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang