39.Jangan Takut

1.2K 77 5
                                    

Langkah Damian berhenti tepat di pembatas besi rooftop. Tangan pria itu masih setia melingkar di leher Acha dan juga senjata api yang ia todongkan di kepala Acha.

"Sudah lah, Dam. Kau sudah terkepung. Menyerah lah," ujar Agha.

"Kau pikir aku bodoh? Menyerah sama saja kalah dan aku tidak mau kalah dari mu!"

"Sebenarnya apa tujuan mu? Kenapa kau begitu ingin mendapatkan aku?"

Damian menyeringai."Aku adalah suruhan orang yang ingin kau hancur, Dam. Tapi aku malah jatuh cinta kepada mu. Jadi aku manfaatkan saja tugas ini untuk mendapatkan mu," ujar Damian.

Suruhan orang? Siapa yang telah menyuruh Damian untuk menghancurkannya? Setahu Agha semua musuhnya menyerang Agha secara terang-terangan.

"Siapa?"

"Dia adalah seseorang yang dekat dengan mu tapi dia juga orang yang paling membenci mu."

Agha semakin tidak mengerti dengan pernyataan dari Damian. Siapa orang terdekat Agha yang ingin mengkhianatinya. Akan Agha cari tahu nanti setelah ia berhasil menyelamatkan Acha.

"Urusan mu dengan ku, Dam. Lepaskan Acha. Dia sama sekali tidak ada sangkut pautnya," ujar Agha.

"Jelas ada. Jika bukan karena gadis kecil ini kau masih bersama ku saat ini!" bentak Damian.

"Itu semua bukan salah Acha, Dam. Sudah jelas-jelas hubungan kita itu salah dan pantas untuk di akhiri!"

"Persetan dengan salah! Aku tidak peduli! Yang jelas, jika aku tidak bisa memiliki mu maka gadis ini juga tidak." Damian terkekeh sinis.

Agha menghela nafasnya pelan. Pria itu menatap Acha yang berada di dekapan Damian. Agha mengisyaratkan dengan mata untuk Acha mengambil pistol di tangan Damian selagi Agha mengalihkan konsentrasinya.

"Oke. Aku menyerah. Kau lepaskan Acha dan aku akan menyerahkan diri."

Agha mengangkat kedua tangannya dan berlutut. Acha melirik Damian yang fokus dengan Agha. Ini adalah kesempatannya untuk mengambil pistol di tangan pria itu.

Sebelum mengambil pistol itu, Acha menatap kearah Agha yang menganggukkan kepalanya. Gadis itu langsung menarik pistol di tangan Damian namun pria itu cepat sadar.

"Lepas!" Damian dan Acha saling menarik pistol itu. Tapi tak sengaja pistol itu di arahkan kearah Agha dan Damian menarik pelatuknya.

Dor! Dor! Dua tembakan berhasil mengenai dada dan perut Agha. Di saat itu juga Damian terpeleset dan menarik Acha keluar dari pembatas rooftop.

"AAAA!!"

Mendengar suara tembakan dan teriakan kekasih ketuanya itu, semua anggota membelakkan matanya. Tiba-tiba Alfan datang di tengah-tengah mereka.

"Apa yang kalian lakukan di sini? Cepat ke atas!" suruh Alfan. Setelah tahu Acha kabur dari rumah sakit Alfan langsung menuju ke gedung ini.

"T-tapi ketua melarang kita semua untuk ke atas," ujar salah satu anggota.

"Apa kau gila?! Cepat ke atas!!" Alfan terlebih dahulu berlari menuju rooftop. Setelah itu di susul oleh semua anggota lainnya.

Tubuh Acha menggantung dengan berpegangan pada pembatas besi. Ia melihat ke bawah yang sudah ada Damian yang tergeletak berlumuran darah.

Acha merasakan sakit di perut yang habis di jahit. Ia melihat darah segar merembes keluar dari dalam bajunya. Acha sudah tidak kuat menahan berat badannya. Ia sedang bergelantung di atas gedung berlantai lima.

Acha memejamkan matanya saat akan melepas pegangan tangannya di besi itu. Acha sudah tidak kuat. Tapi saat Acha akan melepas pegangannya sebuah tangan kekar menahan tangannya.

MY LOVE SADNESS [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang