"Aku suka kamu, kamu juga harus suka sama aku. Tidak ada cinta bertepuk sebelah tangan di kisah ku."
-ACHA-
*****
"Mungkin ada yang ingin kalian tanyakan di mata pelajaran hari ini?"
Agha mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas namun ada sesuatu yang mengganggu pandangannya. Agha berjalan mendekati Acha yang sedang tertidur pulas di mejanya.
"Cha, bangun Cha!" Febri menyenggol lengan Acha ketika Agha mulai mendekati meja sahabatnya itu.
"Mengkebo yang tidak tepat." Lirih Febri saat Agha sudah berada di depan meja Acha.
Agha menatap datar Acha yang begitu pulas menyelami alam mimpi. Agha mengetok-ngetok meja Acha dengan spidol berkali-kali.
"Acha bangun!" ucap Febri lagi dengan menendang kaki Acha.
"Eeuhh... apasih ganggu---" ucapan Acha menggantung ketika ia melihat sosok Agha di depannya.
Dengan kesadaran yang masih belum penuh, Acha tersenyum dan menaruh tangannya di dagu.
"Kali ini mimpi gue indah banget. Siapapun plis jangan bangunin gue dulu." Ucap Acha tanpa sadar.
"Ganteng banget pangeran tanpa baja di depan gue ini," lirih Acha menatap Agha.
"Acha!" Febri kembali menyenggol lengan Acha.
Acha menoleh kearah Febri."Apasih ganggu mimpi gue aja lo," kesal Acha.
"Lo lagi gak mimpi!" Febri menunjuk Agha dengan sorot matanya.
Acha mengerutkan keningnya tidak mengerti, ia menoleh kearah Agha lalu tersenyum kaku. Ia melihat Agha tengah bersedekap dada.
"P-pak Agha," cengir Acha.
"Ke ruangan saya sekarang."
"Mampus lo Cha," ucap Febri.
"Yes. Gue disuruh keruangan nya!" ujar Acha bahagia.
"Kok lo bahagia sih?" Febri menatap Acha tidak mengerti.
"Kayaknya gue mau di lamar deh Feb," ujar Acha lalu keluar mengejar Agha yang terlebih dahulu keluar.
"Acha makin hari kenapa makin goblok ya," lirih Febri menatap kepergian sahabatnya itu.
*****
"Permisi," Acha membuka ruangan Agha lalu masuk menghadap Agha.
"Bapak mau lamar saya ya?"
"Duduk." Suruh Agha mengabaikan pertanyaan Acha.
Acha menurut, ia langsung duduk di kursi depan meja Agha.
"Kamu---"
"Iya Pak saya mau." Kata Acha memotong ucapan Agha.
"Saya belum selesai berbicara," ujar Agha jengah.
"Baik lanjutkan," ujar Acha santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE SADNESS [ENDING]
القصة القصيرةAshalina Haameda atau kerap di panggil Acha adalah gadis periang dan juga populer di kampusnya. Banyak yang menyukai Acha karena kecantikannya, namun ada satu pria yang membuat Acha penasaran karena sifat dinginnya. Dia adalah Agha Carelio Delmar, s...