10.Jiwa kepelakoran Acha

1.3K 99 1
                                    

Namanya juga Ashalina Hameeda, sekali suka sama sesuatu harus ia dapatkan tidak peduli itu barang atau orang. Jika orang yang Acha suka saat ini sudah memiliki pacar maka harus Acha rebut.

Berhubung pacar orang yang ia suka itu sesama jenis menjadi pelakor tidaklah masalah baginya. Berdosa pun tidak. Maka dari itu mari dukung Acha untuk menjadi pelakor.

Brag!

Kantin yang awalnya ramai dengan ocehan-ocehan para mahasiswa kini hening karena gebrakan meja Acha. Bahkan Febri yang sedang makan tersedak karena kaget.

Para penghuni kantin langsung memusatkan perhatiannya ke meja Acha.

"Apaan sih, Cha. Malu-maluin tau gak!" kesal Febri. Febri mengelap bibirnya yang belepotan akibat ulah Acha.

"Perhatian! Perhatian! Di sini gue mau kasik kalian pengumuman penting. Jadi tolong buka telinga kalian baik-baik!" ucap Acha membuat hening area kantin.

Semua mahasiswa tercengang melihat kelakuan sang primadona. Entah kebodohan apalagi yang akan Acha lakukan hari ini. Febri menepuk jidatnya melihat sahabat satu-satunya ini.

"Menurut kalian gue cantik gak?" tanya Acha kepada seluruh penghuni kantin.

Hening. Tidak ada jawaban.

Acha melirik ke kanan ke kiri hanya tatapan aneh yang di berikan oleh penghuni kantin. Acha berdehem mencairkan suasana.

"Gue lagi tanya lho, emang gak ada yang mau jawab?"

"GUE CANTIK GAK?!" Tanya Acha lagi sedikit menaikkan oktaf suaranya.

"CANTIK!" jawab seluruh penghuni kantin.

"GUE PANTES GAK DI CINTAI?!"

"PANTES!!"

"BERARTI UDAH PAS DONG JADI PELAKOR?!"

Hening seketika menyelimuti kantin.

"Acha!"

Febri menarik tangan Acha agar kembali duduk.

"Lo ngapain?" tanya Febri tidak habis pikir dengan apa yang Acha lakukan barusan.

"Apasih, Feb, orang nanya doang. Gue udah pantes gak jadi pelakor?"

Febri menggeleng-geleng kan kepalanya tidak menyangka. Sejak kapan sahabatnya memiliki pikiran untuk menjadi pelakor. Apa orang tuanya belum cukup kaya sampai Acha ingin menjadi pelakor.

"Gila lo. Lo mau jadi pelakor siapa hah?! Om Burhan? Bokap lo lebih kaya Cha dari om Burhan jangan gila lo!" ucap Febri tidak menyangka.

"Om Burhan teh saha?" bingung Acha.

"Eh, iya, om Burhan siapa ya Cha?" tanya Febri juga bingung. Pasalnya tadi Febri hanya asal sebut saja.

"Atau jangan-jangan lo mau jadi pelakor nyokap lo ya?! Lo mau rebut om Beni dari tante Bela Cha?" tanya Febri asal.

"Istighfar lo!" Acha menoyor kepala Febri.

"Beni Safiq itu bokap gue yang artinya gue anak kandungnya. Darah dagingnya hasil dari pembuahan bareng Mami gue!"

"Nggak ada istilah anak jadi pelakor Ibu nya. Jangan ngadi-ngadi lo!" kesal Acha.

"Siapa tau lo mau ambil hartanya doang kan?" ucap Febri semakin ngasal.

"Tanpa gue jadi pelakor semua kekayaan bokap gue bakal jadi milik gue Febri. Lo lupa gue anak tunggal mereka!!"

"Di sini karakternya yang goblok itu gue jadi lo nggak usah ikut-ikutan. Jangan bikin gue emosi!" ucap Acha mendengus lalu meneguk jus alpukat nya.

"Oke skip. Jadi lo mau jadi pelakor nya siapa?" tanya Febri kali ini serius.

Acha tersenyum miring membuat Febri yang penasaran semakin penasaran.

"Ada deh," ujar Acha kembali meneguk jus alpukat nya santai seperti tidak ada beban.

Sedangkan Febri menggeram kesal menatap Acha.

"Jangan sampek gue jambak lo, Cha!"

"Emang tega jambak gue?" tanya Acha.

"Nggak sih."

"Yaudah."

"Buruan kasik tau gue sebelum isi kulkas lo gue acak-acak!" ancam Febri.

"Damian!" jawab Acha langsung.

Acha tidak mau sampai semua makanan manisnya di obrak-abrik lagi oleh Febri. Bisa-bisa Acha tidak akan makan makanan manis selama satu hari. Acha tanpa makanan manis bagai raga tanpa roh. Hampa rasanya jika satu hari tidak makan makanan manis.

"Gue mau jadi pelakor Damian mulai saat ini. Gue akan rebut Pak Agha dari Damian karena Damian gak pantes jadi suami Pak Agha!" cerocos Acha.

"Hah maksud lo?"

"Kalau cowok sama cowok jadi satu itu kan namanya suami-suami Feb. Jadi Damian itu gak pantes jadi suami Pak Agha yang gantengnya kayak suga." Jelas Acha.

"Jadi maksud lo, Pak Agha cocoknya sama lo gitu?" tanya Febri.

"Iya. Secara kan gue cantik. Hm, sebelas dua belas kali ya sama Jenny black pink," ujar Acha sangat percaya diri.

Febri memutar matanya malas. Tapi inilah seorang Ashalina Hameeda yang sering melakukan hal bodoh dengan halu yang masih sangat tinggi.

"Kali ini gue dukung lo jadi pelakor!" ucap Febri mengepalkan tangannya.

"Bukannya lo selalu dukung gue jadi pelakor ya, Feb?"

"Tapi sekarang gue berubah pikiran. Gue nggak jadi dukung lo jadi pelakor apalagi cuma ngerebutin Pak Agha."

"Plin-plan banget sih jadi manusia!" dengus Acha.

"Kali ini saingan lo itu Damian, Cha. Mending kalau cewe, kalau ketahuan mentok cuma jambak-jambakan nah kalo Damian. Pasti tonjok-tonjokan." Febri tidak bisa membayangkan bagaimana nasib Acha nanti jika Damian tahu niat Acha yang akan merebut kekasihnya.

"Gue nggak peduli. Gue akan tetap perjuangin cinta Pak Agha!" kekuh Acha. Acha tidak mau menyerah begitu saja hanya karena saingannya seorang pria.

"Kalau gue kalah ganteng maka Damian juga kalah cantik sama gue!" Acha mengibaskan rambutnya ke belakang.

"Tapi, Cha. Gue curiga Pak Agha itu bukan dosen biasa," ujar Febri.

Acha mengurutkan keningnya tidak mengerti.

"Maksud lo gimana?"

"Jadi, kemaren gue itu pergi ke kantor bokap gue dan gak sengaja ketemu sama Pak Agha. Dan lo tau apa posisi Pak Agha di kantor bokap gue?" cerita Febri membuat Acha semakin tertarik dengan ceritanya.

Acha semakin mendekatkan duduknya dekat dengan Febri.

"Ternyata Pak Agha itu adalah pemilik perusahaan tempat bokap gue kerja. Dan kata bokap gue Pak Agha itu pengusaha besar yang miliki perusahaan di mana-mana. Lebih mengejutkannya lagi satu kantor itu tau kalau Pak Agha itu gay!"

"Hah! Serius lo?" kaget Acha.

"Serius, Cha, makanya gue gak mau lo berurusan lagi sama dia. Kalau dia emang pengusaha besar, untuk apalagi dia jadi dosen di sini kalau gak ada misi tertentu?" curiga Febri.

Acha mendesah pelan mendengar cerita Febri. Tubuh Acha lemas seketika mendengar Agha adalah seorang pengusaha besar. Pantas saja waktu itu ia tawarkan harta warisan tidak tertarik. Lebih kaya dari orang tuanya ternyata.

MY LOVE SADNESS [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang