Chapter 2

1.5K 240 36
                                    

"Jya, bagaimana kalau kita pulang bareng, Nakajima-san?" ajak Makoto kepada (y/n)

"U...um" ucapnya sambil mengangguk, mengiyakan ajakan dari Makoto.

Mereka bertiga pun berjalan keluar sekolah.

"Nakjima-san, memangnya rumahmu dimana?" tanya Makoto memulai pembicaraan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nakjima-san, memangnya rumahmu dimana?" tanya Makoto memulai pembicaraan.

"Kearah sana" ucap (y/n) sambil menunjuk ke salah satu jalan.

"Rumah kita searah rupanya" celetuk Haruka. Padahal dari tadi dia diam saja.

"E...eh? Benarkah?" tanya (y/n).

"Iya, kalau mau, kita bisa pulang bareng terus tiap hari. Lagian, kita juga berjalan kaki kok, ya kan, Haru-chan?" ucap Makoto sambil melirik Haruka.

"Berhenti memanggilku begitu" ucap Haruka yang merasa risih karena selalu dipanggil -chan oleh Makoto.

Makoto hanya tertawa kecil.

Tanpa (y/n) sadari, wajahnya tersenyum melihat perilaku Haruka.

Entah mengapa, setiap melihat sikap dingin Haruka membuat (y/n) nyaman berada di dekatnya.

"E..etto. Itu rumahku ada di seberang jalan. Kalau begitu, aku duluan ya. Terima kasih karena sudah mau pulang bareng bersamaku. Jya, mata ne!" ucap (y/n) sambil melambaikan tangan kepada Makoto dan Haruka.

"Um, Mata ne!" jawab Makoto sambil membalas lambaian tangan (y/n), sedangkan Haruka hanya memandangi (y/n) tanpa mengatakan sepatah katapapun kepada (y/n).

***

Saat malam hari, (y/n) sedang merebahkan tubuhnya di kasurnya yang empuk. Ia cukup kelelahan karena baru saja selesai membereskan semua pekerjaan rumah.

Ia memandangi langit-langit kamarnya.

Tiba-tiba, terbesit di pikirannya wajah tampan Haruka. Matanya yang begitu indah, rambutnya yang hitam pekat menambah ketampanannya, ditambah lagi sikapnya yang dingin membuat (y/n) tidak bisa berhenti memikirkannya.

"Haruka...chan" bisiknya tanpa sadar.

Dengan cepat, ia langsung terbangun dari tidurnya dan memukul pipinya cukup keras hingga membuat pipinya memerah.

Apa yang aku pikirkan? Aku tidak boleh terus-terusan memikirkan Haruka. Aku tidak boleh sampai menyukainya. Bukankah aku sudah berjanji pada diriku sendiri, sejak aku putus dari dia, aku tidak akan jatuh cinta lagi?, gumam (y/n).

Karena pikirannya itu, (y/n) tiba-tiba teringat dengan mantannya. Wajahnya juga tampan. Tubuhnya kurang lebih murip seperti Haruka. Laki-laki itulah mantan pertama (y/n). Tetapi, karena suatu alasan, ia tiba-tiba mencampakkan (y/n).

Sejak putus darinya, (y/n) merasa sangat kehilangan. Karena alasan itulah, (y/n) tidak mau lagi merasakan perihnya jatuh cinta. Egois memang. Tetapi yang ia inginkan saat ini hanyalah tidak mau melukai dirinya sendiri lagi.

All Alone With You (Free! chara x Reader) [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang