Childhood Love [✓]

"MAAF, HARI."

"Jadi, kau di sini bersama dia?" tanya Leon sambil menatap ke arah Hari.

Hari yang sedari tadi diam kebingungan mengangguk.

Leon mengalihkan pandangan kepada Kanglim. Matanya menyipit, Kanglim memasang wajah datar.

"Wah seperti itu rupanya, aku pikir Hari sendiri jadi aku akan menemaninya. Ternyata sudah ada kau, baiklah Hari aku pergi dulu ya ...." Leon tersenyum dan melambai kemudian pergi.

@kanglimxcaps

Tentu saja, dalam senyumnya ada rasa kesal dan cemburu. Sekarang dia berjalan, menuju tujuannya yaitu pos rahasia aegis.

"Aku pikir hari ini aku bisa bersamanya."

"Eh, Leon—"

"Hari," panggil Kanglim yang memotong ucapan Hari.

Hari menoleh.

"Maaf," ucap Kanglim singkat.

Gadis itu bingung. "Minta maaf untuk apa?" Hari menaikkan satu alisnya.

"Lupakan, aku ingin membicarakan sesuatu sekarang." Kanglim menggenggam tangan Hari kemudian menariknya ke tempat yang sepi.

"Kau, apa yang mau kau katakan?" tanya Hari yang sudah sangat penasaran.

"Aku, ibu bilang ...." Kanglim menghela napas dan menatap lekat wajah Hari sembari tetap memegang erat tangannya.

Hari memiringkan kepalany. "Lalu?"

"Maaf." Kanglim mengatakan itu sekali lagi.

"Kanglim bisakah kau katakan yang jelas? Aku ... benar-benar tidak paham." Hari mengerutkan dahinya.

Kanglim tak menjawab. Dia semakin mendekati Hari, sampai Hari bisa merasakan deru napasnya.

"Aku ingin melihatmu dari dekat."

Kanglim semakin mendekat ke tubuh Hari dan meneliti setiap bagian wajahnya.

Hari tidak mundur, dia menatap mata indah Kanglim.

"Bolehkah aku memelukmu?"

Hari meneguk ludah dan mengerjapkan matanya cepat setelah mendengar pertanyaan yang Kanglim lontarkan. Peluk?

"Ma-maksudmu?" Hari gemetar.

"Sekali saja, dan terakhir kalinya." Kanglim tersenyum tipis.