Momen Hari Kanglim🙂
•••
"Tunggu." Hari menghentikan Leon dan Heewon yang akan pergi.
Gadis itu mendekati Leon, setelah Kanglim menasihatinya tadi di dalam rumah.
"Aku memaafkanmu, aku juga minta maaf," ucap Hari tersenyum.
Leon yang tadinya khawatir merubah raut wajahnya, dia sangat senang mendengar hal itu.
"Benarkah? Terima kasih, jadi kita masih berteman, kan?" tanya Leon girang, sekarang dia akan mencoba melupakan perasaannya pada Hari.
"Memang kita berteman?"
"Ja-jadi kita tidak berteman selama ini?" Leon menatap Hari serius.
Sedetik kemudian tawa Hari pecah. "Hahaha aku bercanda!! Lihat wajahmu yang serius itu, ahahah!!" Hari tertawa geli sambil memukul pundak Leon.
"Dasar." Leon menatap Hari sambil menggeleng.
"Ya sudah aku akan kembali ke pos aegis, jaga dirimu baik-baik!"
Cowok tersebut mengedipkan satu matanya ke arah Hari dan beralih merangkul Heewon yang berada di sampingnya. Kemudian keduanya pergi dari pekarangan rumah ibu Kanglim itu.
Hari tersenyum, hatinya merasa lega. Semua membaik sekarang, pikirnya tenang.
"Hari, kau akan pulang juga?" tanya Kanglim menghampiri Hari.
Hari yang masih menatap jalan depan itu menoleh.
"Oh iya, tapi ini sudah larut malam." Dia menghampiri Kanglim.
"Mengapa tadi aku tak ikut Leon dan Heewon saja, ya?" Hari berdecak, dia merasa bodoh.
Kanglim mengacak pelan rambut Hari. "Ayo kuantar."
Hari mendongak, menatap wajah cowok tinggi itu. "Aku baru ingat, Gaeun beralasan aku menginap di rumahnya malam ini. Apa jawabanku nanti jika ibu bertanya?"
Kanglim berpikir, kemudian tersenyum. "Tak baik banyak berbohong, jujur saja nanti bahwa sebenarnya kau ke rumahku bukannya di rumah Gaeun."
Hari mengerytkan dahi sejenak. "Benar juga, aku terlalu banyak berbohong pada ibu dan ayah. Baiklah, ayo antar aku." Hari menyeringai.
Kanglim terkekeh, gadis di sampingnya ini sangat manja. Ini baru saja mereka mengatakan perasaan masing-masing, apa lagi nanti saat mereka menjadi pasangan? Entah seberapa manja Hari saat itu, padahal Hari juga terkenal tomboy.
---
"Gelap, dingin. Untung aku memakai jaket." Hari memejamkan mata dan memasukkan kedua tangannya ke saku jaket yang ia kenakan.
Kini dia bersama Kanglim, berjalan menuruni bukit dalam gelapnya malam. Kanglim tak bisa membawa senter karena sudah dibawa oleh Gaeun dan Hyunwoo. Udara malam ini memang sangat dingin, mungkin karena perubahan musim.
Kanglim mengeluarkan dan menggenggam tangan kiri Hari dari saku.
"Hangat?" ucapnya setelah itu.
Hari terkejut kala melihat tangannya digenggam.
"Huh, tidak. Justru ini semakin dingin, kau mengeluarkannya dari saku hangatku." Gadis tersebut memanyunkan bibir.
"Ahaha, masa', sih?" Kanglim mencubit hidung mancung milik Hari dengan tangan yang lain.
"Hei, jangan ambil hidungku!" rengek Hari menepis halus tangan Kanglim dengan nada anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childhood Love [✓]
FantasíaBerawal dari menyebut Kanglim sebagai anak sombong, kini Hari malah berusaha mendapat cinta darinya. Tanpa ia sadari, Kanglim ternyata memiliki perasaan yang sama. Kemudian datang makhluk yang terus mengusik kehidupan mereka, belum lagi dengan kesal...