EXTRA PART III [last]

828 55 8
                                    

Jadi, ini extra part yang tadinya aku upload di inst4gram. But karena banyak yang gak baca & enggak tau, ku-up di sini saja lagi ya.

•••

"Hari." Kanglim menggenggam erat tangan Hari yang kini ada di sampingnya, kemudian mereka memejamkan mata.

Tiba-tiba cahaya terang muncul dari tangan mereka yang menyatu. Cahaya itu membuat Makhluk Asap kesakitan, sehingga dirinya tersungkur ke tanah.

Dan inilah saatnya, Leon dan Sooyeon menyatukan kekuatan, pertama Leon menyerang makhluk itu dan Sooyeon menguncinya dengan kartu.

Setelahnya, lenyap sudah Pemantra Hitam Generasi Kedua yang mengganggu hidup mereka.

"Selesai." Sooyeon mengucap mantra dan kartu yang mengurung makhluk tersebut menghilang.

"Kita berhasil!" Hari bersorak, begitu pun yang lain.

---

3 tahun berlalu

Pagi ini, Hari memakai hoodie pinknya dengan celana jeans lumayan ketat. Gadis itu berjalan menuju sebuah kafe sendiri sembari menatap ponsel yang baru setahun lalu ia beli.

Aku datang.tulis Hari di sebuah layar percakapan.

Sampai di kafe, seorang laki-laki menghampirinya.

"Ayo masuk." Laki-laki tersebut merangkul Hari dan tersenyum seraya mengacak-acak rambut gadis itu.

Hari berdecak. "Kanglim, sekali saja jika bertemu jangan memainkan rambutku!" Gadis itu membuat wajah marah.

"Iya iya, soalnya gemes," sahut Kanglim, laki-laki itu. Yang bersamaan dengan terbukanya pintu kafe.

Mereka berdua duduk di kursi yang telah disediakan, membaca daftar menu dan memesan sesuatu.

"Hari, ada yang ingin kukatakan." Kanglim menegakkan posisinya dan merapatkan bibir serius.

Hari yang melihat itu lantas menyipitkan matanya. "Apa?"

Kanglim menghela napas pelan, kemudian menggenggam tangan Hari.

"Kita sudah mengungkapkan perasaan kita tiga tahun yang lalu, benar?"

Hari terdiam, dia tau ke mana arah pembicaraan Kanglim sekarang.

"Jadi—"

"Permisi, ini pesanannya." Pelayan kafe datang dengan nampan berisi dua kopi cokelat hangat.

"Oh, terima kasih," ucap Hari dan Kanglim bersamaan, kemudian pelayan itu mengangguk dan pergi.

"Mi-minum dulu." Hari langsung menyeruput kopinya, tapi tiba-tiba dia meletakkan gelasnya lagi. Lidahnya terbakar sekarang.

"Huh ... panas!!" Dikibas-kibaskan kedua tangannya ke arah lidah Hari yang menjulur.

Kanglim tertawa. "Kopi itu memang masih panas."

Setelah lidahnya membaik, Hari menggaruk tengkuknya canggung. "L-lanjutkan yang mau kau katakan," ujarnya kemudian.

"Iya ... kau sudah tahu, langsung saja." Kanglim kembali menggenggam tangan Hari yang tadi sempat terlepas karena pelayan kafe datang. "Jadilah kekasihku."

Hari membulatkan matanya, dia tak berkedip sama sekali. Untung saja kafe ini masih sepi!

Ditelan salivanya dengan kuat, kemudian Hari menghembuskan napas beberapa kali.

Setelah itu, dia mengangguk. Kanglim lantas tersenyum dan mencium punggung tangan Hari, Hari hanya tersipu malu.

"Minum ya, ditiup dulu. Setelah ini kita first date," bisik Kanglim terkekeh.

"Oh ... i-iya." Pipi Hari memerah jelas.

•••
Sekian, terima Nana ♡

Childhood Love [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang