KILAS BALIK

937 59 17
                                    

"Apa?" Heewon menengok ke arah Hari yang jaraknya lumayan jauh sekilas.

"Oke, aku paham." Gadis berambur silver itu kemudian mengeratkan pelukannya pada Leon.

Tunggu, Leon merasa hangat dalam pelukan ini. Hatinya sangat tenang sekarang, mengapa?

Sementara Hari, dia masih sangat kesal. Dia juga masih terus menangis, dia takut takkan bisa bertemu Kanglim lagi.

"Leon!" geram Hari mengepalkan tangannya.

---

"Bibi!" Gaeun dan Hyunwoo yang melihat Sooyeon menuju arah hutan segera menghampirinya.

"Kalian? Teman-teman Hari dan Kanglim?"

Keduanya mengangguk.

"Bi, sesuatu terjadi kepada Kanglim. Aku tahu dari raut wajah Hari yang sedih saat itu, dan tadi Kanglim bertemu Hari. Tapi setelah meneliti nya, aku yakin itu makhluk asap bukannya Kanglim. Dia membawa Hari ke suatu tempat, kami menemui Leon, anggota aegis itu untuk mencari Hari. Dia bersama seorang perempuan, perempuan itu berkata Hari pasti dibawa ke alam bawah. Bibi, kami mohon bantu kami membawa Hari dengan selamat, dan apakah bibi tahu sebenarnya apa yang telah terjadi?" jelas Gaeun panjang lebar.

Sooyeon mengangguk mengerti. "Aku tahu, aku merasakan sesuatu yang buruk telah terjadi. Kalian mau ikut ke alam bawah? Aku tahu bagaimana caranya untuk masuk ke sana."

Gaeun dan Hyunwoo bertatapan.

"Apakah alam bawah itu menakutkan?" tanya Hyunwoo kemudian.

"Tentu saja, tempat itu adalah neraka."

Hyunwoo merinding. "O-oke, aku akan ikut."

Hyunwoo menggenggam tangan Gaeun yang berada di sampingnya karena ketakutan. Gaeun melihat itu, jantungnya kembali berdegup kencang.

---

"Hari!"

Hari menoleh, terlihat gadis berponi bersama seorang wanita dan anak laki-laki sebayanya berlari menghampiri dirinya.

"Gaeun, Hyunwoo, Ibu Sooyeon?" Hari mengelap wajahnya kemudian menemui mereka. Hari memeluk Gaeun, dan beralih kepada Sooyeon.

"Katakan sesuatu, Hari." Sooyeon mengusap puncak kepala Hari dengan lembut.

Hari mendongak, matanya sembab.

"Ibu, bawa Kanglim kembali." Hari membalikkan badan, menatap ke arah tubuh Kanglim yang tergeletak.

Sooyeon merasa dadanya sesak, tapi dia bersikap tenang.

"Kau tahu, Hari?" Sooyeon menatap Hari yang kini kembali menghadapnya.

Hari menggeleng, sejenak berpikir dan menatap kedua netra Sooyeon lekat. "Tahu tentang apa?"


"Ibu, sepertinya makhluk berbahaya telah muncul. Aku merasakannya akhir-akhir ini."

"Lalu, apa yang akan kau lakukan, Kanglim?"

"Aku takkan bersekolah dulu, Ibu. Aku akan mencari tahu tentang makhluk tersebut."

---

Childhood Love [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang