•••
"Apa yang harus kulakukan, rumahku masih cukup jauh dari sini. Namun, rumah Hyunwoo ... ya, aku akan membawamu ke sana!" Hari mengangkat lengan Kanglim lalu dia rangkul ke pundaknya dan berjalan menuju rumah Hyunwoo.
---
*ting ... tong ....
Bel rumah Hyunwoo berbunyi.
"Sepertinya Hari sudah datang," kata Gaeun yang sudah lama berada di sana.
Hyunwoo mengangguk. "Ya, akan kulihat sebentar." Ia lantas beranjak dari tempat dirinya duduk dan pergi ke pintu depan.
Pintu dibuka, terlihat Hari yang ngos-ngosan tengah membopong Kanglim😹
"Wah, Hari, kau sudah sampai. Lalu? Eoh, ada apa dengan Kanglim? Bagaimana kalian berte-"
"Sstt ... nanti ada waktunya sesi bertanya, sekarang bantu aku membawa dia ke kamarmu, atau kamar kosong di rumahmu," potong Hari.
"Ah, baiklah." Hyunwoo membantu Hari.
Mereka membawa Kanglim ke kamar tamu rumah Hyunwoo.
"Jadi, apa yang terjadi padana?" tanya Gaeun yang datang membawa nampan berisi 3 gelas teh hangat serta air kompres, cuaca hari ini dingin.
"Jadi ...." Hari mengambil segelas teh dari nampan yang Gaeun bawa lalu meneguknya. "Ceritanya panjang, aku malas menceritakannya."
Hari meneguk lagi teh itu sampai habis, kemudian meletakkan gelas kosongnya kembali ke nampan.
"Dasar kau ini." Gaeun menjitak kepala Hari.
"Auw ...." Hari memegang kepalanya.
"Sedang apa kau dengan Kanglim?" Gaeun menginterogasi.
Hari tersenyum nakal. "Aku hanya melakukan ini itu dengan dia." Kemudian dirinya duduk di tepi ranjang.
"Ini itu apa??" Gaeun dan Hyunwoo bersamaan.
"Sshh ... diam! Lihat dia, badannya panas sekali." Hari menempelkan telapak tangannya ke badan Kanglim.
Gaeun berkacak pinggang. "Apa kau punya obat?" tanyanya kemudian kepada Hyunwoo.
"Obat apa?"
"Tentu saja obat demam."
"Ya ... benar, sebentar. Ibu dan Ayah tidak ada di sini jadi aku tak bisa bertanya. Akan kucari." Hyunwoo keluar kamar.
Gaeun menggelengkan kepala lalu melihat Hari yang sedang mengompres Kanglim.
Gaeun tersenyum. "Cie ... cie ... istri idaman ya, bund." Gaeun tertawa.
"Diamlah, jangan mengejekku!" Hari memasang wajah harimau.
Gaeun masih tertawa. "Iya ... Maafkan aku, Nyonya Choi."
Kemudian pandangannya terarah ke luka di lengan kiri Kanglim. "Itu-"
"Nah, ini obatnya." Hyunwoo datang membawa sebotol obat sirup.
Gaeun dengan cepat mengambil botol obat itu. "Dasar bodoh, kau pikir Kanglim anak kecil berumur 6 tahun?" Gaeun menunjukkan tulisan dosis di belakang botol itu.
"Apa? Ahaha ... baiklah, kesalahan kecil. Akan kucari lagi." Hyunwoo menyengir, lantas kembali mencari obat yang tepat.
Gaeun duduk di samping Hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childhood Love [✓]
FantasiaBerawal dari menyebut Kanglim sebagai anak sombong, kini Hari malah berusaha mendapat cinta darinya. Tanpa ia sadari, Kanglim ternyata memiliki perasaan yang sama. Kemudian datang makhluk yang terus mengusik kehidupan mereka, belum lagi dengan kesal...